22 Maret, 2014

KSAU Tinjau Kesiapan Skadron Pesawat Tempur F-16

DELAPAN unit pesawat tempur F-16 diharapkan sudah datang tahun ini di Indonesia sebelum Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI), 5 Oktober 2014. Kedatangan pesawat F-16 itu akan bertahap hingga selesai Rencana Strategis (Renstra) II pembangunan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) menjadi satu skadron dengan 16 unit pesawat.



Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia kepada Wartawan saat kunjungan kerjanya, di Lanud Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, Rabu (19/3) lalu.


Dalam siaran pers Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, S.IP, mengatakan kunjungan KSAU tersebut untuk melihat kebijakan Markas Besar Angkatan Udara (Mabesau) bisa terealisasi sesuai dengan kebijakan tersebut, seperti pembangunan alutsista, perawatan alutsista apa sudah sesuai dengan direncanakan. Demikian juga fasilitas pembangunan Skadron sehingga perencanaan untuk menempatkan Skadron 16 di Pekanbaru sesuai dengan rencana.

Pada kesempatan itu, KSAU juga kembali menekankan tentang netralitas TNI AU dalam pelaksanaan pemilihan anggota legislatif maupun Pemilihan Presiden RI 2014. "Netralitas harus benar-benar dikawal oleh Lanud-Lanud agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik,” kata KSAU mengingatkan.

KSAU juga mengingatkan pentingnya Keselamatan Terbang dan Kerja agar harus mencapai zero accident. Menurutnya, sebelum melaksanakan tugas harus selalu melakukan check and recheck kelaikan terbang.

KSAU juga meminta agar pengamanan aset yang sudah disertifikat dapat segera dimanfaatkan, baik dikerjasamakan maupun dikelola sendiri. Ia juga berharap agar aset yang masih dikuasai masyarakat dapat diselesaikan dengan baik melalui kerohiman maupun melalui jalur hukum. “Jangan membuat permasalahan baru,” tegas KSAU.  (Jurnas)


Densus 88 Amankan Kiriman Paket Berisi BOM

Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) Polri mengamankan paket berisi bom yang dikirim melalui jasa angkutan barang dari Surabaya ke Makassar.

Densus 88 Amankan Kiriman Paket Berisi BOM
ilustrasi

"Baru-baru ini ada pengiriman bom dari Surabaya menuju Makassar dengan jasa pengiriman barang, bom itu telah kami amankan," kata Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman usai menghadiri silaturahmi dengan pemimpin redaksi di Gedung National Traffic Management Centre Korlantas Polri, Jakarta, Jumat.

Sutarman mengatakan paket berisi bom tersebut ditemukan pada 13 Maret dan 19 Maret lalu. "Ini sudah diikuti lama, yang tadinya digunakan untuk target-target di Surabaya," ungkapnya.


Menurut dia, polisi sudah menangkap tiga pelaku, yakni di Lampung, Bengkulu dan Makassar.

"Jadi tiga pelaku. Saya enggak hafal namanya," ucapnya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan berdasarkan hasil operasi penindakan Densus 88 AT Polri di wilayah Jakarta dan Bengkulu, tersangka yang diamankan pada 13 Maret 2014 yakni Bambang Aribowo alias Hari Rahayu alias Galih alias Goli alias Andi alias Mbah Marijan.

Pelaku ditangkap di Bandara Soekarno Hatta pada saat mendarat dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada Rabu (19/3) pukul 09.45 WIB polisi menangkap tersangka Ambo Intang di SPBU Km 6.5, Jalan P Natadirja Natadirja, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.

Barang bukti berupa dua buah bom (1 bom pipa, 1 bom 'Tupperware') sudah disita dari JNE Sengkang Wajo. Bom-bom itu sudah ditangani oleh Tim Penjinak Bom.

Bom tersebut dikirim oleh tersangka melalui JNE Desa Panggung, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dengan tujuan JNE Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan.

"Rencananya akan digunakan untuk bom di warung remang-remang di Barabba Belopa Kabupaten Luwu, dan mereka sudah melakukan survei terhadap sasaran yang akan diledakkan dengan bom tersebut," jelas Ronny. (Antara)


Indonesia Belum Mau Maafkan Australia

Pemerintah Indonesia memang masih sulit maafkan australia setidaknya ada enam syarat yang diajukan RI harus dijalankan Australia.

Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Australia Julie Bishop
Pemerintah Australia sangat berharap Indonesia mau kembali menjalin beberapa kerjasama yang sempat terputus. Namun, permintaan itu tak serta merta dikabulkan oleh pemerintah Indonesia.

Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Jumat 21 Maret 2014, Indonesia akan memperbaiki hubungan dengan Australia dengan syarat negeri kanguru itu menjalankan enam syarat yang diajukan pemerintah Indonesia.

"Saya kira langkah yang harus ditempuh Australia sudah jelas melalui enam roadmapnya dan perlu disusunnya tata perilaku code of conduct antara kedua negara yang menghentikan tindakan penyadapan dan lain-lain," kata Marty di Kompleks Istana Negara, Jakarta.


Hal itu perlu dilakukan oleh Australia, menurut Marty, karena negara itulah yang menimbulkan masalah ini. "Masalah penyadapan, pemulangan pengungsi, ini masalah-masalah yang perlu diselesaikan bersama," kata dia.

Saat ini, kata Marty, pemerintah Indonesia sudah melihat ada gelagat baik dari Australia untuk memperbaiki hubungan. Tetapi, Indonesia sendiri memerlukan proses untuk mengembalikan rasa saling percaya kepada Australia.

"Ini bukan suatu yang segera, yang penting ditumbuhkan adalah rasa saling percaya, kan kita yang paling merasakan dampak dari berbagai kebijakan Australia," kata dia.

Masalah ini sendiri, kata Marty, akan dibicarakan dengan Australia pada saat menghadiri KTT keamanan nuklir di Belanda pada Minggu besok.

"Besok saya mendampingi bapak wapres untuk KTT keamanan nuklir di Belanda akan bertemu dengan pemerintah Australia salah satunya membahas masalah ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott itu terus berupaya memperbaiki hubungan bilateral kedua negara yang memburuk akibat terkuaknya skandal penyadapan.  (VivaNews)


20 Maret, 2014

Pesawat F-16 Hibah Amerika Serikat Tiba Oktober 2014

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia mengatakan pesawat tempur F-16 hibah dari pemerintah Amerika Serikat dijadwalkan tiba pada Oktober 2014.

"Direncanakan F-16 sudah datang sebelum 5 Oktober peringatan Hari TNI," kata Marsekal TNI IB Putu Dunia kepada Antara saat meninjau persiapan fasiltias di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Rabu (19/3).


Pesawat F-16 Hibah Amerika Serikat Tiba Oktober

Ia mengatakan, jet tempur tersebut akan tiba secara bertahap ke Indonesia. "Untuk tahap awal, ada delapan pesawat yang akan datang," ujarnya.

Dalam kunjungannya, IB Putu Dunia meninjau persiapan fasilitas untuk F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru. Kasau dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Panglima Komando Operasi I TNI AU Marsekal Muda TNI M Syaugi dan Komandan Lanud Roesmin Nurjadi Kolonel Pnb Andyawan.


"Kita memantau langsung pembangunan skuadron 16, dan sejauh ini sangat memuaskan. Semua peralatan lengkap, dan kedepan kita berharap, Skuadron F-16 ini sebagai pilar terdepan kita untuk mengamankan kawasan kedaulatan NKRI," ujarnya.

Menurut dia, direncanakan akan ada 16 pesawat tempur F-16 di Lanud Pekanbaru. Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Andyawan mengatakan fasilitas untuk skuadron F-16 berdiri di lahan seluas sekitar 7 hektare. Fasilitas tersebut meliputi hanggar, hanggar perawatan, arena parkir pesawat terbang dan naungannya, gudang amunisi, asrama dan rumah tinggal pilot dan awak darat, perkantoran, dan lain-lain.

Ia mengatakan Mabes TNI memilih Pekanbaru sebagai lokasi jet tempur itu karena dinilai sebagai daerah strategis di Sumatra, untuk pengamanan wilayah barat Indonesia terutama di Selat Malaka. Sebab, selama ini pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Singapura hanya memerlukan waktu kurang dari satu menit untuk bisa berpapasan dengan garis batas wilayah kedaulatan Indonesia di Selat Philips dan Selat Singapura.

TNI AU mendatangkan F-16 Fighting Falcon blok 25 bekas Perang Irak, yang direncanakan akan ditingkatkan kapasitasnya (upgrade) ke blok 52+. Meskipun hibah dari Amerika Serikat, pemerintah tetap mengeluarkan biaya upgrade dengan biaya total sekitar 400 juta dolar AS memakai skema pembayaran foreign military sales.

Jika berjalan lancar, maka akan ada dua skuadron udara di Lanud Pekanbaru, yang kini sudah memiliki Skuadron Udara 12 berintikan Hawk 109 dan Hawk 209 buatan British Aerospace. (ROL)


TNI AD Kembangkan Tekonologi Nano Satelit dan Solar Cell

Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) telah mengembangkan teknologi Nano Satelit. Selain itu, AD juga mengembangkan teknologi Solar Cell.

TNI AD Kembangkan Tekonologi Nano Satelit dan Solar Cell
Kepala TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Budiman (tengah) yang hadir bersama Kadispenad Brigjen TNI Andika Perkasa (kedua dari kiri) sedang memberi keterangan kepada Redaksi BeritaSatu Media Holdings dalam acara Media Visit TNI Angkatan Darat di BeritaSatu Plaza, Jakarta, Rabu (19/3) Kedatangan (KASAD) Jenderal TNI Budiman ke Redaksi BeritaSatu Media Holdings menyampaikan bahwa Pihak TNI siap untuk mengamankan dan menciptakan suasana damai PEMILU 2014 di Indonesia. (sumber: BeritaSatu Photo/ Emral)

"Saya sudah kembangkan dengan Universitas Surya untuk riset. Sudah 16 riset yang akan dibuka ke media tanggal 30 Maret nanti. Antar lain Nano Satelit, Surveillance sebesar Capung, ada sebesar Burung Garuda dan Kelelawar," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Budiman saat berkunjung ke redaksi Beritasatu Media Holding (BSMH) di Jakarta, Rabu (19/3).

Dia menjelaskan pihaknya juga sedang membangun Peluncur Roket yang murah, Sollar Cell, satelit Base Transceiver Station (BTS), dan Radio CNI. Total anggaran untuk 16 riset tersebut mencapai Rp 30 miliar.


"Semua dibuat dari bahan yang sangat murah. Peluncur Roket sangat murah. Solar Cell akan menjadi yang termurah di dunia. Kami harapkan Solar Cell untuk rakyat karena costnya masih mahal. Tinggal buat mencari bateri yang tahan lama dan murah," tuturnya.

Mengenai pembangunan BTS, dia tegaskan kedepan tidak lagi komunikasi melalui satelit. BTS itu pemakaiannya gratis dan dijamin keamanannya.

Menurutnya, kebijakan melakukan riset-riset tersebut untuk mendorong industri pertahanan di tanah air. Di sisi lain, agar bangsa ini tidak bergantung pada produk-produk dari luar negeri. Padahal anak-anak bangsa ini bisa memproduksinya.

"Di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Cybermedia, 96 persen komponen lokal yang buat oleh mereka yang di bawah 30. Ada 35 hecker. Mereka ditakuti dunia," tuturnya. (BeritaSatu)


Cari MH370 Malaysia Airlines, TNI Beri Izin Pesawat Asing Lintasi Indonesia

Setidaknya tiga negara telah mengantongi izin lintas terbang di atas wilayah Indonesia untuk mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang 12 hari lalu.

Cari MH370 Malaysia Airlines, TNI Beri Izin Pesawat Asing Lintasi Indonesia
Foto yang dirilis Angkatan Udara Indonesia ini menampilkan para personel AU Indonesia di sebuah pesawat pengintai melakukan pencarian Malaysia Airlines yang hilang di sekitar Selat Malaka

Juru Bicara TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul membantah bahwa TNI mempersulit izin terbang bagi pesawat-pesawat pencari. Ia mengatakan, ada prosedur operasi standar yang harus dilalui. Namun, TNI mempercepat pemrosesan.

"TNI selalu membantu siapa pun yang akan ke Indonesia, apalagi khususnya masalah kemanusiaan," kata Iskandar.

"Kita tahu, kita prihatin dengan kejadian pesawat Malaysia tersebut. Setiap izin itu ada mekanismenya, ada dari Kementerian Luar Negeri, ada dari Kementerian Perhubungan, dan security clearance dari TNI," tambah Iskandar.


Sebelumnya, Kadispen TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan, tiga negara itu adalah Arab Saudi, Jepang, dan Malaysia sendiri. Lintas terbang telah dilakukan sejak dua hari lalu di wilayah Samudra Hindia.

Namun, seorang wartawan BBC di Kuala Lumpur mengatakan, pesawat pencari milik Jepang belum bisa terbang dari Kuala Lumpur karena masih menunggu izin terbang di atas wilayah Indonesia.

"Mereka dua hari lalu sudah melaksanakan penerbangan," kata Hadi Tjahjanto kepada BBC Indonesia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan, Amerika Serikat pada Senin (17/3/2014) juga mengajukan izin lintas terbang untuk periode 17 hingga 20 Maret, dan izin telah diberikan.

Izin lintas terbang bagi penerbangan tidak reguler ini dikeluarkan Kementerian Luar Negeri dan TNI Angkatan Udara. Menurut Marty, pengajuan izin lintas terbang langsung disetujui dan tidak berbelit-belit, seperti disebutkan dalam sejumlah laporan.

Penjelasan Indonesia mengenai izin terbang diberikan setelah sebuah surat kabar Malaysia menuding Indonesia menyembunyikan data radar yang menunjukkan pergerakan pesawat Malaysia Airlines itu di atas wilayah Indonesia. Indonesia sudah mengeluarkan bantahan atas berita itu. (Kompas)


19 Maret, 2014

(APSDEX) Asia Pacific Security and Defense Expo 2014 [14 Foto]

Asia Pacific Security and Defense Expo (APSDEX) kembali dibuka. Kali ini pembukaan dilakukan oleh Wakil Presiden Boediono di Jakarta Convention Centre. Gelar acara yang tergabung dalam Jakarta International Defence Dialog ini merupakan pameran tahunan, dan tahun ini merupakan edisi keempat. Kali ini APSDEX mengambil tema “Driving Indonesian Industries and Partnerships in Support of Regional Maritime Collaborations”.
 
(APSDEX) Asia Pacific Security and Defense Expo 2014
 

Dan seperti biasa, APSDEX menampilkan produk terbaru, inovasi, dan teknologi dari sektor pertahanan Indonesia. Peserta pameran termasuk Kementerian Pertahanan RI (Kemhan RI), Badan SAR Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), IKAHAN, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Datacomm, Dirgantara Indonesia, Bakorkamla, Saba Wijaya Persada, Persada Aman Sentosa, dst. Dan berikut adalah beberapa diantara inovasi tersebut.














Sumber : ARC


Pesawat Tempur Rafale dan Harapan Baru Industri Pesawat Tempur Nasional

Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan Armee de l’Air atau AU negeri Pakdhe Sarkozy ini.

Pesawat Tempur Rafale Prancis

Sosok pesawat tempur, yang dijuluki Bill Gunston “the most beautiful fighter aircraft ever” , kini sedang menjadi buah bibir di bebagai media publikasi militer, bukan karena segudang prestasi tempur, tapi karena kegagalannya memenangkan kontrak pesanan dari bebeberapa negara sepanjang 3 tahun terakhir. Sebegitu burukkah nasib si Badai ini? Tak adakah keberuntungan yang menaungi si Badai yang baru diproduksi 160 unit ini?.

Ternyata dewi fortuna berpihak pada Rafale, durian runtuh buat Dassault, Thales, dan SNECMA sebagai system vendor utama Rafale. Siapakah yang jadi dewa penolong Rafale?

Sebelum mengungkap tabir misteri pemberi napas baru program Rafale, kita bedah dulu si Badai ini.


Jin Rafa a.k.a Rafale, selayang pandang.

 
Rafale, adalah pesawat tempur generasi 4+ yang menjadi andalan Armee de l’Air (AU Prancis) yang digadang-gadang sebagai ujung tombak armada untuk menggantikan Mirage 2000 dan Mirage F1 sebagai frontline fighter. Uniknya, desain pertama Rafale adalah mengacu pada “carrier based fighter” atau pesawat tempur yang berpangkalan di kapal induk yang kemudian konsep desain berkembang dan diaplikasikan untuk versi AL dan AU. Peran utama yang diemban Rafale adalah superioritas udara, interdiksi, pengintaian, dan platform strategis peluncur rudal nuklir.

Meskipun memiliki dimensi fisik relatif kecil, Rafale mampu bawa persenjataan dalam volume yang sanggup membuat mata terbelalak. 9,5 ton persenjataan pada 14 cantelan di bawah perut, pastilah suatu angka yang impresif, bukan?  14 cantelan itu bisa diisi berbagai “aksesoris” mulai dari rudal AAM MICA dan Meteor. Khusus untuk baseline F3 dan F3R, berbagai macam senjata anti permukaan baik itu itu rudal macam Exocet AM39, Hammer AASM, atau rudal jelajah gress SCALP EG, serta berbagai jenis bom pintar dapat dibawa oleh Rafale.

Itu soal tentengan, bagaimana dengan jeroan? Bicara jeroan, Rafale memiliki sederet sensor yang menjadi mata dan telinga yang diakui oleh industri adalah salah satu yang terbaik di dunia. “Mata” sang Badai, bertumpu pada radar  Thales RBE2  PESA (passive electronically scanned array)/AESA pada varian F3R. Selain radar, sistem pengindera pasif dengan sensor optik/infra merah OSF racikan Thales, yang merupakan sistem penjejak optik/infra merah pertama yang muncul di pespur Barat (sebelumnya hanya dimiliki oleh Flanker family dan MiG-29M milik Rusia).

Selain kedua sensor tersebut, Rafale memiliki suatu piranti yang tak kalah eksotis dan sudah teruji dalam medan tempur, dan berbagai ajang latihan taktis bersama negara NATO. Piranti tersebut adalah SPECTRA, bikinan Thales dan MBDA, yang berfungsi sebagai perangkat perang elektronika (pernika)/electronic warfare. Perangkat ini yang membuat Rafale satu-satunya pesawat tempur NATO yang mampu lolos dari sergapan S-300V dalam suatu simulasi latihan.


Jet Tempur Rafale Prancis (photo by Andrew Dro)

Rafale sebagai pendamping Su-35 first line fighter TNI AU

Saat TNI AU mulai mempublikasikan wacana pengadaan pespur sebagai pengganti F-5, sederet nama kandidat mulai bermunculan. Dan Rafale, muncul sebagai salah satu kandidat utama. Apa alasan akhirnya Rafale jadi kandidat kuat. Simak saja fakta dibawah ini:

-Red Flag exercises: Rafale C sukses membukukan skor kill total  26-3 dalam skenario CAP-WVR dan kill 20-2 dalam CAP-BVR. Rafale menjadi bagian dari blue force, melawan red force yang terdiri dari F-15, F-16, dan EF Typhoon.

-Red Flag exercises: Rafale C sukses menghindari lock on dari sistem SAM yang disimulasikan S-300V. Menjadi satu-satunya pemegang rekor “no kills by SAM” dalam sejarah Red Flag!

Dassault sudah mengendus peluang ini dan pernah mengirimkan proposal acquisition offering. Sayang, proposal pertama ini gagal, meskipun dari sisi user sendiri sudah menunjukkan minat tinggi. Kegagalan ini disebabkan karena dassault tidak bersedia memenuhi permintaan ToT kita untuk program IFX dengan skema harga dan volume pembelian yang kita mau. Bayangkan saja mereka menuntut kita untuk beli 64 Rafale B/C baseline F3 dan F3R dengan harga fantastis yang tidak mungkin kita jangkau. Sebagai informasi, item ToT mencakup engine Snecma M88, radar Thales RBE2, dan avionics system integration.

Namun, ternyata kebutuhan financing mereka untuk program baseline F3R memaksa Dassault cs kembali datang dengan menawarkan skema baru yang lebih atraktif.  Selain ada price per unit yang 22% lebih rendah dari initial offering, juga ada ToT penuh untuk spare parts, dan teknologi sensitif yang melekat pada Rafale. Mereka juga setuju untuk memberikan teknologi mesin SNECMA M-88B-4, radar RBE2 AESA, dan……seluruh perangkat perang elektronika SPECTRA, serta source code data link yang memungkinkan Rafale bisa “ngobrol” dengan armada Sukhoi kita! Selain itu mereka juga siap mendukung program pengembangan “network centric battle management system” yang sedang dirintis oleh Dephan.

Gayung bersambut, proposal terbaru tersebut sudah mendapat clearance berlapis, hingga ke tingkat decision maker tertinggi. Skema yang disetujui adalah sebagai berikut:

Initial acquisition programme (delivery Q4 2014 – Q2 2015)
  1. 16 units of Rafale C singe seater F3 variant
  2. 8 units of Rafale B twin seater F3 variant
  3. Provision of latest upgrade of Damocles IRST (baseband 3.00A2)
  4. Provision of SPECTRA jamming pod (undisclosed quantity)
  5. Provision of MICA AAM (IR/active radar homing) undisclosed quantity
  6. Provision of complete package of spare parts, logistic and technical support, and operational management support.
  7. Provision of comprehensive air and ground crew training program (both on Dassault and local sites).
  8. Phase 2 acquisition programme (delivery Q3 2015 – Q4 2016)
    1. 24 units of Rafale C single seater F3 variant
    2. 6 units of Rafale B single seater F3 variant
    3. Provision of SPECTRA jamming pod (batch 2)
    4. Provision of MICA AAM.
    5. Provision of MBDA Meteor (undisclosed quantity).
    6. Initial transfer of technology programme
    7. Phase 3 acquisition programme (delivery Q1 2017-Q4 2017)
      1. 18 units of Rafale C single seater F3R variant.
      2. Upgrade 24  units of batch 1 into F3R variant
      3. Full scheme ToT execution
      4. Provision of MBDA Meteor AAM
      5. Provision of Hammer AASM, SCALP air to ground missile (undisclosed quantity).
      6. Phase 4/Final acquisition programme (2018)
        1. Upgrade 30 units of batch 2 into F3R variant.
        2. Final programme delivery to user.

Selamat datang…Rafale, kami rakyat Indonesia menyambut hangat kedatanganmu. Semoga angkasa nusantara akan semakin aman dengan kehadiranmu. (by Narayana | JKGR)


TNI AU Terima Perwira Angkatan Udara Thailand

TNI AU menerima kunjungan lima belas perwira Angkatan Udara Thailand berpangkat kapten sampai letnan kolonel di ruang rapat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) di Markas Besar TNI Angkatan Udara (Mabesau), Cilangkap, Jakarta (18/3).

TNI AU Terima Perwira Angkatan Udara Thailand

Delegasi perwira Angkatan Udara Thailand tersebut dipimpin oleh Kolonel Teerapun Bussai dan diterima oleh Paban IV Hubungan Luar Negeri Spamau, Kolonel Sus Werdiningsih didampangi para pejabat di lingkungan Mabesau.

Kolonel Sus Werdiningsih mengatakan kunjungan persahabatan tersebut merupakan program pertukaran perwira (Junior Officer Exchange Visit Program) antara TNI AU dengan Angkatan Udara Thailand. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan persahabatan dan memperkenalkan TNI Angkatan Udara lebih dekat diantara kedua Angkatan Udara.


Dalam kunjungan tersebut, Kolonel Sus Werdiningsih menjelaskan tentang berbagai kegiatan TNI Angkatan Udara, struktur organisasi, rangkaian operasi dan latihan yang digelar oleh TNI AU serta latihan bersama dengan negara sahabat, dilanjutkan tanya jawab dan diskusi.

Berdasarkan siaran pers Kolonel Sus M. Akbar Linggaprana mewakili Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, usai mengunjungi Mabesau, delegasi perwira Angkatan Udara Thailand melanjutkan kunjungan ke Lanud Halim Perdanakusuma, Koharmatau, Lanud Adisutjipto di Yogjakarta, Akademi Angkatan Udara dan PT. Dirgantara Indonesia. (Jurnas)


18 Maret, 2014

TNI AL Latihan Evakuasi Korban Radiasi Nuklir

Satuan Tugas Medical Civic Action Project (Satgas Medcap) TNI Angkatan Laut, menggelar latihan evakuasi udara di Lapangan Terbang TNI AL Pondok Cabe, Jakarta, Senin (17/3/2014).

Satuan Tugas Medical Civic Action Project (Satgas Medcap) TNI Angkatan Laut, menggelar latihan evakuasi udara di Lapangan Terbang TNI AL Pondok Cabe, Jakarta
Satuan Tugas Medical Civic Action Project (Satgas Medcap) TNI Angkatan Laut, menggelar latihan evakuasi udara di Lapangan Terbang TNI AL Pondok Cabe, Jakarta

Satgas Medcap melatih kemampuan untuk mengevakuasi korban radiasi nuklir, biologi, dan kimia (nubika).

Latihan itu sendiri, merupakan persiapan untuk mengikuti Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014 yang melibatkan angkatan laut 16 negara Asean plus di Batam, Natuna, dan Anambas, pada 27 Maret hingg 3 April 2014.


"Dalam latihan, disekenariokan terjadi bencana alam tsunami di perairan Natuna, yang menyebabkan semua bangunan rusak berat termasuk rumah sakit. Sedangkan puluhan korban memerlukan pertolongan cepat," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Laut Agus Cahyono, Senin.

Ia mengatakan, latihan tersebut sebagai bentuk kerjasama Satuan Tugas Latihan (Satgaslat) yang mengatur pergerakan kegiatan operasional pesawat helly yang on board di  KRI untuk mevakuasi korban sesuai permintaan Satgas Medcap.

Latihan medis penanggulangan korban bencana ini, diikuti oleh perwira kesehatan dari TNI AL maupun AD.

"Rincinya, terdiri dari dokter dan para medis yang dipimpin Lettu Laut (K) dr Fatahillah, dan dari personel TNI AD dari kompi Zeni Nubika (Nuklir, Biologi dan Kimia)," terangnya.

Dalam Latma Multilateral Komodo 2014 sendiri, TNI AL akan mengerahkan 16 KRI dari berbagai jenis dari jajaran Koarmabar, Koarmatim dan Kolinlamil.  (Tribun)


Indonesia bantah menutupi data radar MH370

Kedutaan Besar Republik lndonesia di Kuala Lumpur dalam pernyataan pers yang diteriam Antara, Selasa, menyesalkan artikel di Harian Utusan Malaysia tanggal 17 Maret 2014 berjudul "MH370 Disembunyi di Pangkalan AS di Diego Garcia?".

 Indonesia bantah menutupi data radar MH370

Artikel tersebut merujuk spekulasi yang dimuat dalam portal Cabal Times yang menyebut bahwa lndonesia dengan sengaja menutupi data radar yang diyakini merekam pergerakan MH370 yang melintasi wilayah lndonesia.

Menurut pernyataan KBRI Kuala Lumpur lndonesia tidak terlibat dalam gerakan "rahasia globalisasi" atau "koalisi barat" yang memiliki agenda tertentu.


"Spekulasi tersebut jelas tidak memiliki data dukung sama sekali dan hanya menciptakan kebingungan publik. Terlebih lagi, perasaan keluarga para penumpang, termasuk yang sedang dalam kondisi teramat sulit dan sejak hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 tanggal 8 Maret 2014" demikian pernyataan KBRI Kuala Lumpur.

Pemerintah lndonesia merupakan salah satu negara yang pertama memberikan dukungan atas upaya pencarian pesawat MH370 dengan mengerahkan 8 kapal dan 3 pesawat serta sejumlah besar personel Tentara Nasional lndonesia (TNl) dan Badan SAR Nasional (BASARNAS).

KBRI Kuala Lumpur menyatakan komitmen lndonesia membantu pencarian MH370 didasarkan kepada semangat ASEAN dan hubungan lndonesia dengan Malaysia yang sangat kuat.

lndonesia juga akan terus memberikan dukungan dan kerjasamanya untuk mencari pesawat tersebut hingga ditemukan.

Pemerintah lndonesia mendukung sepenuhnya fokus operasi pencarian pesawat hingga ditemukan dan meminta semua pihak untuk bersabar serta memberikan kepercayaan kepada para ahli yang terlibat dalam pencarian.

Untuk itu, lndonesia juga meminta agar spekulasi yang tidak bertanggung jawab dihentikan karena tidak membantu upaya dalam menemukan pesawat MH370 yang menjadi tujuan utama operasi pencarian yang melibatkan tidak kurang dari 25 negara, demikian pernyataan pers KBRI Kuala Lumpur.  (Antara)


Potensi “Hedging Nuklir” Indonesia

Jepang memiliki program nuklir sipil paling maju diantara semua negara yang tidak memiliki senjata nuklir. Menurut NBC News, Tokyo memiliki 9 ton plutonium yang ditimbun di berbagai tempat terpisah di seluruh Jepang,  dan 35 ton plutonium lainnya disimpan di berbagai negara di Eropa. Sementara itu, hanya sekitar 5 sampai 10 kilogram Uranium yang dibutuhkan untuk memproduksi senjata nuklir. Jepang juga memiliki tambahan 1,2 ton uranium yang diperkaya dan membangun reaktor penghasil plutonium secara cepat di Rokkasho yang mampu menghasilkan 8 ton plutonium per tahun.


Banyak para ahli meyakini bahwa Jepang, jika mau, bisa menghasilkan senjata nuklir dalam waktu 6 bulan. Beberapa pengamat meyakini bahwa Tokyo sedang mengejar strategi “hedging nuklir”, strategi asuransi penyeimbang bagi kekuatan nuklir China. Jepang sendiri tidak berupaya meredakan kekhawatiran ini. Bahkan, lebih sering mengindikasikan kemampuan jaminan nuklir mereka seperti yang disampaikan seorang pejabat Jepang baru-baru ini secara off the record bahwa “Jepang sudah memiliki kemampuan teknis [untuk membangun senjata nuklir] sejak tahun 1980-an.” Hal ini semakin memperkuat keyakinan akan sedang terjadinya nuclear hedging strategy oleh negara -yang resminya- tidak memiliki senjata pemusnah masal nuklir.


Memiliki “bom tersembunyi” adalah upaya Jepang menghadapi kebangitan militer China. Dengan menghidupkan kekhawatiran Beijing bahwa Jepang dapat membangun senjata nuklir, Tokyo berharap untuk menahan China untuk tidak gegabah meningkatkan ketegangan bilateral.
INDONESIA

Walau merupakan negara yang termasuk negara peserta Nonproliferasi Nuklir, namun teknologi nuklir sendiri bukanlah hal asing bagi Indonesia. Negara kita telah mulai mengenal teknologi ini sejak tahun 1954 dengan pendirian Panitita Negara untuk Penyelidikan Radioaktivet. Pada Desember 1958 dibentuk Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA) yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Saat ini PT Batan Teknologi (Batantek) mampu melakukan pengembangan produk radio isotop atau kedokteran nuklir. Produk turunan teknologi nuklir ini sudah mulai diekspor ke Cina dan Jepang bahkan akan diperluas pasarnya hingga Amerika Serikat.

Wacana membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Indonesia selalu menimbulkan polemik di berbagai kalangan masyarakat. Sebagian beralasan bahwa Indonesia yang terletak di Ring of Fire sangat rentan terhadap bencana alam dan PLTN di lokasi bencana akan menimbulkan bencana tambahan seperti yang terjadi di Fukushima Jepang. Namun sebagian mengatakan bahwa tidak semua wilayah Indonesia adalah daerah rawan bencana dan banyak wilayah Indonesia yang relatif aman dari potensi bencana alam dan potensial untuk dijadikan lokasi PLTN dan mengatasi krisis energi di dalam negeri.

Hasil kajian studi lapak dan studi kelayakan pembangunan PLTN di Pulau Bangka selama tiga tahun menetapkan bahwa Pulau Bangka sangat layak menjadi daerah pembangunan PLTN. Selain itu, Peneliti Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), Erni Rifandriyah Arief, mengatakan bahwa kekayaan alam di Pulau Bangka terutama kandungan logam tanah jarang dalam mineral ikutan timah, terutama monazite sangat banyak. Dan jika PLTN jadi dibangun maka bahan baku tidak sulit diperoleh.

Selain nilai ekonomi dari penguasaan berbagai teknologi nuklir, ada juga nilai strategis pertahanan dan politik luar negeri dari penguasaan teknologi ini terutama dalam hal pengayaan Uranium. Perbedaan weapon grade uranium dengan bahan baku untuk PLTN hanyalah dalam hal level pengayaannya. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memperkirakan terdapat cadangan 70.000 ton Uranium di Indonesia, cukup untuk membuat 7.000 – 14.000 bom nuklir.



Penguasaan teknologi pengayaan uranium (BATAN) dan teknologi roket (LAPAN) akan memberikan efek deterrence strategi hedging nuklir seperti yang saat ini dimiliki Jepang walau kita tetap merupakan negara anggota Nonproliferasi Nuklir. Kita tidak akan dikucilkan komunitas dunia, namun tetap mempunyai daya tawar besar agar tidak begitu saja ditindas merasa terancam oleh negara-negara pemilik persenjataan nuklir. (By NYD | JKGR)


Road Map Kapal Selam Produksi PT PAL

Setelah kita mendengar pembelian KS Kilo batal dan pemerintah lebih memilih untuk pengadaan KS dalam negeri berbasis TOT KS Changbogo class dari Korea. Maka sebagai analisator kita hanya bisa membuat analisa apa saja teknologi kapal selam Type U Jerman yang bisa diaplikasikan untuk KS ke empat yang akan diproduksi oleh PT PAL setelah menyelesaikan pembuatan KS Changbogo yang ke tiga.

Kredit foto KS Nanggala saat dipotong di DSME korea
Kredit foto KS Nanggala saat dipotong di DSME Korea

PT PAL dalam pembuatan dan pengembangan Kapal selam yang ke empat pastinya harus lebih baik dari CBG class yang sudah diajarkan oleh korea Alasannya selain untuk tidak meniru hak paten pengembangan U 209 dari Korea, PT Pal juga harus memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh usernya yaitu TNI AL. Salah satu Lagu Wajib yang harus dipenuhi oleh TNI AL dalam speck KS yang diinginkan yaitu bisa menembakkan rudal sub berdaya jelajah menengah 300-400 km. Untuk itu PT PAL harus belajar kepada ahli ahlinya yang mempunyai teknologi tersebut yaitu Jerman dan Rusia.


Sekarang kita akan membahas yang teknologi Jerman dan yang berteknologi Rusia karena PT PAL membangun CBG berbasis KS U209 buatan Jerman. Sedangkan kapal selam buatan Jerman teranyar yang mampu menembakkan rudal sub tersebut adalah KS U-212 dan U-214.

Perbandingan U-212 dan U-214

KS U-212 menggunakan “ A non magnetic hull ” ini wujud persyaratan dari AL Jerman yang menginkan KS tidak bisa terdeteksi dikedalaman laut baltic yg rata rata sekitar 56 m.

Dalam situasi seperti itu, metode pertahanan yang paling penting dari sebuah kapal selam dalam menyelam dan mencoba menghilang dari deteksi sonar. Oleh karena itu, kebutuhan untuk lambung baja non-magnetik sangat diperlukan

Baja non-magnetik juga dikenal di industri sebagai “sweet steel.” Artinya bahwa itu adalah Lebih LEMBUT dari pada baja yang digunakan di Hull U-214 yang lebih keras. Sehingga perwujutan dalam kemampuan menyelam U-214 dapat menyelam lebih dalam dari U-212, tetapi di perairan dangkal seprti lautan Baltik U-212 akan mudah menyelinap dan kabur dari sergapan lawan sementara U-214 mungkin akan ditangkap oleh sonar.

Karena kekhususan itu U 212 tidak pernah ditawarkan ke Angkatan laut negara lain, sedangkan Italia memesan U 212 saat Jerman belum mengembangkan type U 212, dalam artian U 214 belum lahir.



Sistem yang diinstal di kedua KS tersebut bisa dubah sesuai selera dan kebutuhan angkatan laut pemesan sedangkan teknologi yang diinstal di U 212 dan U 214 aslinya berselisih waktu sekitar sepuluh tahunan. Tonase U-212 sekitar 1450 ton dengan kecepatan 20 knot daya jelajah 8000 NM (14,800 Km) endurance 3 minggu, dengan persenjataan 6x peluncur torpedo 533mm dan IDAS misile.

Sedangkan U-214 bertonase 1690 ton dengan panjang 65 meter,  kecepatan 20 knot, daya jelajah 12 000 miles (19.300Km) endurance 12 minggu, dengan persenjataan 8x peluncur torpedo 533m yang empat diantaranya mampu meluncurkan rudal sub harpon.

Sesuai dengan tugas yang diemban oleh Satuan kapal selam Deutsche Marine sebagai bagian tak terpisahkan dari NATO Submarine Command, adalah untuk melakukan peran operasi ASW, intelijen, dan insurjensi di perairan Laut Utara dan Laut Baltik.

Bila diterjemahkan dalam konteks yang lebih riil, Eskader Kapal Selam AL Jerman bertugas untuk memonitor pergerakan KS Rusia yang beroperasi di wilayah kedua lautan tersebut. Dalam menjalankan tugas tersebut, U212 terbukti sangat efektif dan efisien, serta memiliki fleksibilitas tinggi untuk menjalankan berbagai macam profil misi

Meskipun secara desain mampu beroperasi di kedalaman 430 m (operational depth 430m, hull-crush depth 500 m) berkat high tension HY-80 non magnetic steel, namun pada kenyataannya, berkat desain sirip belakang X serta sistem kemudi yang sangat presisi, memampukan KS ini untuk dengan rileks bermanuver di laut yang dangkal (depth < 50 m), kemampuan yang masih jarang dimiliki oleh Kapal Selam. Bahkan Amerika sendiri sampai harus mengeluarkan bermiliar dolar untuk mendesain KS Virginia class agar bisa bermanuver dengan baik di laut dangkal (utk kepentingan operasi intelijen/insurjen).

Keunggulan lain Kapal selam ini berkat desain bodi “Tear Drop” sempurna (perhatikan bentuk lambung dan conning tower alias menara anjungan), serta lapisan polimer khusus pada dinding luar lambung, membuat KS ini betul betul senyap, tidak memiliki “hydrodynamic noise” atau derau hidrodinamis yang bisa ditangkap oleh sonar. Sudah ditest dilapangan pada Exercise Dynamic Mongoose NATO, sangat susah untuk mendeteksi KS ini dengan sonar aktif, apalagi dengan sonar pasif.

Plus, dengan propulsi AIP racikan Siemens yang sudah cukup matang secara desain, memampukan KS ini untuk beroperasi dalam “envelope” yang nyaris mirip dengan KS nuklir, tidak perlu surface dalam waktu 45 hari. Jelas, dalam konteks pertempuran ASW, ini sangat-sangat mendukung survivability Kapal selam.

Kapal selam Kilo

Kilo Yang lebih berat, besar dan panjang dari KS U-212 dan U-214 mempunyai deterrent tersendiri.

Dengan tonase 2350 Ton, panjang 74 meter kecepatan 25 knot, endurance 45 hari dengan persenjataan 6 x peluncur torpedo 533 dan mampu menembakkan club S anti ship misile. Kilo Sebagai kapal selam yang beroperasi di lautan dalam ocean going dan berperan sebagai kapal selam anti kapal permukaan dan anti kapal selam dilengkapi dengan sonar yang kuat

Proyek 877 kapal dilengkapi dengan Rubikon MGK-400 Sonar sistem (NATO reporting name Shark Gill), yang mencakup deteksi ranjau dan menghindari dari sonar MG-519 Arfa (with NATO reporting name Mouse Roar). Baru pada Proyek 636 kapal dilengkapi dengan peningkatan MGK-400EM, dengan MG-519 Afra juga upgrade ke MG-519EM Sistem sonar yang ditingkatkan telah mengurangi jumlah operator yang dibutuhkan oleh berbagi konsol yang sama melalui otomatisasi.

Kapal selam buatan rusia untuk sistem persenjataan dan Fungsi dibandingkan dengan kapal selam buatan Jerman rata rata akan lebih besar dan berat. Hal ini dikarenakan Kapal selam buatan Rusia prinsipnya memakai lambung berganda, dan cincin penguat silinder pressure hull berada di luar, sementara KS Eropa berada di dalam, disamping itu jumlah cincinnya akan lebih banyak ketimbang kapal selam buatan eropa. Otomatis baja yang digunakan akan semakin banyak dan berat

Kilo dapat berperan sebagai satuan pemukul berat, khususnya dalam konteks peran anti kapal permukaan.  Club S itu adalah senjata penggentar, yang bila digunakan dengan tepat bisa membuat gugus tugas kapal induk pun berkeringat dingin

Kapal selam Rasa Nusantara buatan PT PAL

Dengan Kerjasama PT PAL dengan DSME Korea dalam pembuatan Kapal selam jenis Improve changbogo menjadikan PT PAL mampu merakit Kapal selam yang berdasarkan Hul U 209 Jerman.

Kapal selam ke dua yang akan dibuat oleh PT PAL akan menambahkan cita rasa nasional dispeck kapal selam tersebut: PT PAL bisa membuat kapal selam berdasarkan Jenis untu kebutuhan TNI ALyang akan menunjang operasi Korps Hiu yaitu :Kapal selam Heavy, Kapal selam medium dan Kapal selam Light.



Untuk Kapal selam Heavy sementara ini perannya bisa diwakili oleh Kilo class dan Kilo Improve. Suatu saat nanti PT PAL bisa membuat KS merujuk desain Kilo dengan rudal S dan Torpedo kelas beratnya untuk satuan pemukul berat anti kapal permukaan dan Land Attack

Sebagai alternatif juga bisa membuat Kapal selam berbobot 1800 ton mengusung Teknologi U 214 dengan panjang sekitar 65 meter ber AIP dengan kemampuan meluncurkan torpedo kelas berat dan mampu meluncurkan rudal sub harpon dan dibekali IDAM

Kapal selam Medium bisa menggunakan desain U-209 dan U-212 sebagai kapal selam patroli sub combat dan Kapal selam dengan kemampuan peran operasi ASW, intelijen, dan insurjensi.

Kapal selam Light PT Pal bisa menggunakan desain KS mini 22 meter (midget) untuk operasi ASW dan Gerilya laut.



Dengan Road map diatas PT PAL yang sudah mendapatkan suntikan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah senilai US$ 250 juta atau kurang lebih Rp 2,5 triliun untuk memproduksi kapal selam di Surabaya.Sebagai Modal awal bisa membuat jenis jenis Kapal selam yang dibutuhkan oleh Korps Hiu Kencana.Untuk mendukung Road Map diatas diharapkan PT PAL bisa membangun jaringan net working dengan galangan kapal selam Jerman TKMS yang sudah dimulai dengan PT PAL menggadeng TKMS dalam program over houle KS Cakra yang akan dilaksanakan.

Dan juga tidak kalah pentingnya memaksimalkan kerjasama perawatan Kapal selam dari Rusia yang sudah di mulai pembicaraannya pada Juli 2013 antara Dubes Rusia dan Kemenhan yang menyangkut Kerjasama Teknik Militer antara kedua negara dalam hal penyediaan material dan renovasi Kapal Selam

Dan yang Terakhir Dukungan Pemerintah yang ISTIQOMAH untuk kemadirian beralutsista, salah satu upayanya untuk dipertimbangkan yaitu:

Pemerintah bisa menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, karena dibutuhkan kemampuan teknologi juga butuh pembiayaan yang besar.

“Segera Dimungkinkan untuk membiayai kegiatan tersebut melalui lembaga keuangan, seperti Bapindo tempo dulu”, negara-negara tetangga seperti Malaysia, India dan Thailand sudah memiliki bank seperti tersebut (Bapindo).

Ke depan, pemerintah harus memberikan dana ke lembaga keuangan yang tugasnya membiayai sektor industri. Hal itu untuk pemberian kredit jangka panjang dengan bunga yang rendah untuk industri pertahanan dan industri lainnya. Karena bagaimanapun Kemandirian ber alutsista adalah real Deterrent yang lebih baik daripada hanya sekedar sebagai negara yang hanya bisa beli alutsita canggih. (By Satrio | JKGR)


Menhan : Ancaman Non Militer Lebih Dominan

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, karakteristik ancaman terhadap pertahanan negara saat ini lebih dominan dan lebih banyak dari ancaman non militer. Selain itu  ancaman juga bersifat sangat kompleks, multidimensi dan ketidakpantian tinggi.

Ancaman Non Militer Lebih Dominan

“Karakteristik ancaman itu ada empat, non militer itu dominan. Ancaman lewat jalur - jalur yang bukan militer itu sekarang itu lebih banyak.  Tetapi bukan berarti ancaman militernya dilupakan, karena perang itu bisa terjadi setiap saat, tetap kita harus selalu waspada”, jelas Menhan saat memberikan pembekalan kepada  siswa SMA TN Angkatan XXIII dalam kunjungan Karyawisata ke Kementerian Pertahanan, Selasa (18/3).


Lebih lanjut Menhan mengatakan bahwa, semakin kedepan tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia akan semakin banyak, tidak hanya tantangan militer tetapi juga tantangan non militer. Hal tersebut  harus diwaspadai oleh seluruh generasi muda Indonesia selaku penerus dan pewaris bangsa.

Untuk itu, Menhan dalam pembekalannya berpesan kepada para Siswa SMA TN dan seluruh generasi muda  Indonesia harus sadar dan mempersiapkan diri  dalam menghadapi tantangan yang luar biasa kedepan itu.  “Hidup semakin lama tantangannnya kalau kita plot, antara hidup dan tantangan itu grafiknya eksponensial”, jelas Menhan. (DMC)


Kemhan Siapkan Perwira Ahli Negosiator Internasional

Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menyiapkan sejumlah Perwira Menengah (Pamen) TNI menjadi ahli negosiator, bagi personel Kemhan dan TNI khususnya bidang kerja sama pertahanan bersifat internasional.

Kemhan Siapkan Perwira Ahli Negosiator Internasional

Hal tersebut terungkap saat Pembukaan Workshop Komunikasi Strategis (Workshop Strategic Communication Skills), mulai 12 sampai 21 Maret 2014, yang dibuka Kepala Pusat Pendidikan (Kapusdiklat) Bahasa Kemhan RI Laksamana Pertama TNI Ir. Paruntungan Girsang, M.Sc., MA, yang mewakili Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (Kabadiklat) Kemhan RI Mayjen TNI Hartind Asrin, di Jakarta, Senin (17/3).


Workshop yang baru pertama kalinya diselenggarakan dan sebagai hasil kerja sama Badiklat Kemhan RI dengan Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia (British Embassy) serta Konsulat Jenderal Inggris (British Consulat), diikuti 20 orang Pamen TNI yang berasal dari Kemhan, Mabes TNI serta Ketiga Angkatan.

Dalam sambutan tertulis Kabadiklat Kemhan RI yang dibacakan oleh Kapusdiklat Bahasa mengatakan, meningkatnya hubungan kerja sama Indonesia dengan negara sahabat khususnya bidang pertahanan, membutuhkan personel Kemhan dan TNI yang memiliki kemampuan berdiplomasi, bernegosiasi, mampu berkomunikasi dalam aktifitas dunia internasional serta mampu menyampaikan informasi bersifat informatif.

Sementara Kapusdiklat Bahasa ketika diwawancari sejumlah media massa menyatakan, bahwa tujuan mendasar dari workhop ini adalah, membekali para perwira Kemhan dan TNI agar dapat memiliki kemampuan bahkan memenangkan satu diplomasi di tingkat regional dan global.

Sedangkan tenaga pengajar berasal dari Badiklat Kemhan serta Konsulat Jenderal Kedutaan Besar Inggris Mr. Colm Downes, membekali para perwira TNI yang akan menduduki posisi strategis tersebut dengan sejumlah materi diantaranya, prinsip-prinsip dan kemampuan bernegosiasi, menjadi pembicara dan presentasi yang efektif serta menjalin hubungan baik bersama media massa. (DMC)


Personel Mabes TNI Resmi Mengunakan Baret Hitam

Mabes TNI hari ini ini resmi menetapkan pemakaian baret hitam. Peraturan ini diwajibkan bagi setiap personel yang bertugas di lingkungan Unit Organisasi Mabes.

Personel Mabes TNI Resmi Mengunakan Baret Hitam

"Menggunakan baret sebagai perlengkapan pakaian dinas seragam TNI," kata Kadispenum Puspen TNI Kolonel Inf Bernardus Robert dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (18/3/2013).

Upacara peresmian penggunaan baret hitam ini dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko selaku inspektur upacara di lapangan Upacara B-3 Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Selasa (18/3/2014). Pemakaian baret bagi prajurit Mabes TNI berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/190/III/2014.


Upacara pembaretan ini diikuti oleh seluruh prajurit Mabes TNI, dengan Komandan Upacara Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Detasemen Markas (Dandenma) Mabes TNI.



Jenderal TNI Moeldoko dalam pengarahannya menekankan bahwa tugas seorang pemimpin atau Komandan ada dua hal: Pertama, menyiapkan pasukannya agar setiap saat siap tempur dan siap operasional. Kedua, menjaga dan memelihara serta meningkatkan kesejahteraan anak buahnya.

“Pemakaian baret ini dimaksudkan agar seluruh prajurit TNI memiliki pemikiran dan keinginan yang sama yaitu bagaimana TNI menyamakan langkah menuju tugas pokok TNI, sehingga dapat menjadi lebih solid serta sumber daya manusianya dapat terus ditingkatkan”, ujar Panglima TNI.

Hadir pada acara tersebut Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E., Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, para Asisten Panglima TNI, Kabalakpus TNI, seluruh personel TNI dan PNS Mabes TNI. (Detik)


17 Maret, 2014

Mengenal BTR-4 yang Akan Memperkuat Korps Marinir

Korps Marinir TNI AL segera akan diperkuat dengan 5 unit kendaraan lapis baja Bronetransporter 4 atau BTR-4 buatan Ukraina.

Mengenal BTR-4 yang Akan Memperkuat Korps Marinir

Seperti yang telah diberitakan, agen ekspor impor persenjataan Ukraina "SpetsTechnoExport" telah memenangkan tender pembelian kendaraan lapis baja untuk keperluan Korps Marinir dengan menawarkan BTR-4 yang diproduksi oleh Biro Desain Kharkiv Morozov Machine Building (KMDB) Ukraina.

Kontrak ini masih merupakan langkah awal dari program pembelian kendaraan lapis baja Korps Marinir. Jika kontrak sudah terlaksana, 50 kendaraan serupa juga akan dibeli. Juga perlu dicatat bahwa kemenangan Ukraina atas tender BTR-4 merupakan hasil kerja keras dan perjuangan panjang untuk menyisihkan kompetitor berat mereka yaitu eksportir dari Rusia.


Sejak era 60-an, sistem senjata yang menjadi pilihan Korps Marinir sebagian besar berasal dari Eropa Timur, termasuk kendaraan lapis baja yang terbaru yaitu BVP-2 dan BMP-3F yang masing-masing berasal dari Slovakia dan Rusia. Selain itu, Korps Marinir juga memiliki kesan mendalam pada sosok kendaraan lapis baja beroda 8x8, sebut saja BTR-80A yang dimpor dari Rusia, meskipun hanya dimiliki 12 unit, tapi BTR-80A sangat andal dalam mendukung misi batalyon mekanis TNI dalam kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

BTR-4

BTR-4 adalah kendaraan lapis baja angkut personel beroda 8x8 yang dirancang oleh Biro Desain Kharkiv Morozov Machine Building (KMDB), yang mana adalah perusahaan swasta Ukraina. Prototipe BTR-4 pertama kali diperkenalkan saat pameran Aviasit 2006 yang diadakan di Ukraina pada bulan Juni 2006.


 

BTR-4 cocok digunakan oleh pasukan reaksi cepat dan Korps Marinir. Kendaraan tempur yang mampu mengangkut hingga 10 tentara (termasuk awak) ini didesain untuk dioperasikan di jalan dan lintas negara dalam iklim yang ekstrem dan cuaca buruk baik siang maupun malam dengan kisaran suhu -40 sampai +55 derajat Celcius.

Persenjataan

Dalam konfigurasi standar, BTR-4 dilengkapi dengan stasiun senjata GROM yang terdiri dari senjata 30 mm dengan 360 putaran, peluncur granat otomatis 30 mm dengan 150 putaran, senapan mesin 7,62 mm dengan 1.200 putaran dan 4 peluncur rudal anti tank Konkurs dan Baryer. Selain dilengkapi dengan stasiun senjata GROM, BTR-4 juga dapat dilengkapi dengan stasiun senjata Shkval atau BAU 23x4. Modul Shkval terdiri dari senjata 30 mm dengan 360 putaran, peluncur granat 30 mm dengan 150 putaran, senapan mesin 7,62 mm dengan 2.000 putaran dan dua rudal anti-tank Konkurs atau Baryer. Sedangkan BAU 23x2 terdiri dari dua senjata otomatis 23 mm dengan 400 putaran dan satu senapan mesin 7,62 mm dengan 2.000 putaran.



Desain dan perlindungan


BTR-4 berdimensi panjang 7,65 m, lebar 2,9 m, tinggi 2,93 m dan dan berbobot 17,5 ton. Tata letak kendaraan ini mirip dengan kendaraan lapis baja Pandur (Austria), Piranha (Swiss), dan Patria AMV (Finlandia) - pengemudi dan komandan duduk di depan lambung, mesin di tengah, pasukan berada di belakang. Pasukan keluar-masuk melakui pintu belakang.

Lambung BTR-4 terdiri dari tiga kompartemen yaitu kompartemen depan yang merupakan stasiun mengemudi, kompartemen tengah sebagai 'powerplant' kendaraan, dan kompartemen belakang yang merupakan kompartemen personel.



BTR-4 versi standar menawarkan perlindungan balistik terhadap senjata api kaliber menengah. Juga dapat dilengkapi dengan add-on armour, yang akan memberikan perlindungan yang lebih optimal. Kendaraan ini memiliki desain perlindungan modular. BTR-4 terlindung dari senapan mesin 7,62 mm dari jarak berapa pun. Selain itu, set perlindungan tambahan juga dapat dipasang tergantung kondisi operasi. Misalnya untuk kondisi perkotaan, ditambahkan set perlindungan khusus untuk meningkatkan perlindungan terhadap peluncur granat dan ranjau. Sedangkan untuk penggunaan di daerah terbuka, ditambahkan perlindungan balistik dari amunisi kaliber hingga 30 mm.

Mobilitas dan aksesoris


BTR-4 bisa mengadopsi beberapa jenis mesin. Namun standar BTR-4 menggunakan mesin diesel 3TD two-stroke buatan Ukraina, dengan daya maksimum 500 hp (juga tersedia 600 hp). Memberikannya kecepatan maksimum dan jangkauan  masing-masing 110km/jam dan 690 km. Salah satu mesin lain yang bisa dilengkapkan pada BTR-4 adalah mesin diesel DEUTZ 4-stroke. Sedangkan untuk operasi amfibi, kendaraan ini didukung oleh waterjet.

BTR-4 dilengkapi dengan sistem perlindungan dari bahaya nuklir, biologi dan kimia (NBC). BTR-4 sepenuhnya kendaraan amfibi, didorong didalam air dengan dua baling-baling yang terpasang di sisi belakang lambung. Sedangkan pengemudinya dilengkapi dengan sistem visi siang dan malam

Varian

KMDB juga sudah dan sedang mengembangkan beberapa varian dari BTR - 4. Diantaranya:

  • BTR-4K. Kendaraan pos komando dengan perlengkapan komunikasi modern, tujuh awak dan berbobot 20 ton. 
  • BTR-4Ksh. Kendaraan komando dan staf dengan bobot 18 ton.
  • BRM-4K. Kendaraan pengintai dengan enam awak, lengkap dengan peralatan intai dan berbobot 20,7 ton.
  • BREM-4K. Kendaraan repair and recovery lengkap dengan crane dan winch yang diawaki oleh 4 personel.
  • BSEM-4K. Kendaraan ambulan dengan bobot 18,6 ton.
  • MPO-4K. Kendaraan dukungan tempur dengan senjata 120 mm (40 putaran) dan berbobot 21 ton.
  • BTR-4 BAU. Dengan dua senjata 23 mm pada turret.


Sumber : Artileri


Jangan Ada Capres Purnawirawan yang Paksa Anggota TNI Berpolitik

Kampanye terbuka partai politik sebagai tahapan pemilu legislatif sudah dimulai Minggu, 16 Maret 2014, dan berlangsung selama 21 hari sampai 5 April. Menyambut masa kampanye ini, TNI mengerahkan pasukannya untuk menjaga keamanan, dan mengingatkan seluruh anggotanya untuk tak terlibat politik praktis.

KSAD Jenderal TNI Budiman
Anggota TNI dilarang terlibat langsung atau tak langsung dalam dukung-mendukung terhadap partai politik atau calon presiden tertentu. Mereka misalnya tak boleh memberikan fasilitas untuk membantu kegiatan politisi atau partai politik dalam pemilu. Fasilitas itu bisa berupa tempat, kendaraan, atau sarana pendukung lain.

Panglima TNI bahkan mengancam akan“menebas kepala” prajurit yang bersikap tak netral dalam pemilu dengan menghancurkan kariernya. Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman, juga mengingatkan pentingnya netralitas anggotanya dalam pemilu. Berikut petikan wawancara ANTV dan wartawan VIVAnews, Syahrul Ansyari, dengan KSAD:


Netralitas TNI dalam pemilu apakah bisa dipegang teguh?

Netralitas merupakan harga mati bagi TNI. Untuk kami di Angkatan Darat, aturan-aturan tentang netralitas sudah dibuat sejak awal tahun 1998. Kemudian sebelum tahun 2004 sudah dikeluarkan aturan lagi tentang netralitas. Selanjutnya sebelum tahun 2009 diperbarui lagi. Kini menjelang pemilu 2014, netralitas ini kami tekankan sekali.

Bagi mereka yang mencoba melanggar, apabila pelanggaran itu sampai pada tingkat pidana, maka kami akan memecat anggota terkait. Kami tidak main-main dengan netralitas karena kami menyadari pemilu ini adalah pesta rakyat. Kegairahan rakyat harus kita ciptakan agar mereka bebas memilih, mengapresiasi wakil-wakil atau pemimpinnya sehingga terpilih yang sesuai dengan keinginan mereka. Ini kami jaga betul.

Kami minta tidak ada pihak yang mencoba mengintimidasi atau memaksa kelompok lain dengan memanfaatkan jabatan atau kewenangannya. Kami akan terus mawas diri untuk betul-betul netral.

Ancaman bagi pelanggarnya apakah betul sampai dipecat?

Itu apabila dia sampai melakukan tindak pidana.

Kalau untuk keluarga TNI bagaimana?

Keluarga TNI mempunyai hak yang sama seperti warga negara lain, yaitu hak memilih dan dipilih. Kepada keluarga TNI yang akan memilih, kami anjurkan menggunakan hak secara benar dan baik. Silakan memilih. Mereka pandai dan cerdas untuk memilih wakil maupun pemimpin yang terbaik bagi negara dan bangsa.

Tak khawatir keluarga TNI ada kecenderungan memilih calon tertentu?

Mereka sekarang sudah lebih pandai. Rakyat sangat pandai. Kami tidak bisa lagi bermain-main. Sedikit salah bicara atau salah melakukan sesuatu saja, mereka sudah menafsirkan macam-macam dan lapor ke mana-mana. Maka tidak ada kata lain selain netral.

KPU DKI Jakarta akan membangun tempat pemungutan suara (TPS) di Kompleks TNI. Bagaimana cara mencegah agar tak terjadi intimidasi atau penekanan tertentu pada TPS-TPS di Kompleks TNI itu?

TPS kan disesuaikan dengan jumlah pemilih. Kalau di Jakarta, seperti di Perumahan Cijantung (Kompleks TNI AD), itu kan sangat luas. Mau tidak mau, dibuat TPS di sekitar perumahan tersebut. Bagi kami, sah-sah saja. Silakan buat TPS dan kami akan tetap netral. Tidak akan ada yang memaksa.

Kalau kami tidak netral, nanti rakyat tidak akan percaya lagi kepada TNI. Bila itu terjadi, terlalu sulit bagi kami untuk memperbaikinya. Jadi satu kebodohan luar biasa kalau ada yang ingin untuk tidak netral.

Bakal capres purnawirawan TNI ada 4 nama –Wiranto, Prabowo Subianto, Pramono Edhie Wibowo, dan Endriartono Sutarto. Apa secara tak langsung ada kecenderungan berpihak pada salah satu nama itu?

Kami menghargai senior-senior kami yang mencalonkan diri sebagai calon presiden. Itu adalah hak warga negara. Tapi kami juga ingin ditempatkan pada porsi kami yang sebenarnya, yaitu tetap netral, dan anggota keluarga kami agar memilih sesuai hati nurani masing-masing.

Kami tidak ingin ada senior-senior kami yang punya kesempatan, memaksa-maksa anggota kami berpolitik. Kami sudah sangat cerdas dalam hal ini. Kami percaya keluarga kami juga sangat cerdas. Sudah bukan masanya lagi kita membujuk-bujuk dan memaksa-maksa.

Tapi bukannya ada hubungan persahabatan atau bekas atasan di TNI?

Secara pribadi, saya dekat dengan beliau berempat (Wiranto, Prabowo Subianto, Pramono Edhie Wibowo, dan Endriartono Sutarto). Tapi untuk urusan politik, maaf, kami menjalankan tugas masing-masing. Kebetulan saya masih berdinas aktif. Maka saya harus melaksanakan aturan untuk seluruh prajurit TNI, yaitu bertindak netral. Percayalah pada kami.

Apa saja persiapan TNI untuk pengamanan pemilu?

Seluruh unsur komandan, mulai para pangdam (panglima daerah militer), danrem (komandan resor militer), dandim (komandan distrik militer), sampai komandan batalyon, sudah kami kumpulkan dan jelaskan soal pengamanan pemilu.

Kami juga sudah rapat bersama dengan Kepolisian, karena tugas kami adalah membantu Kepolisian mengamankan Pemilu 2014.

Satuan-satuan yang akan ditugaskan beserta peralatannya pun sudah kami persiapkan. Pemetaan daerah juga sudah kami lakukan. Jadi cukup banyak hal yang sudah kami lakukan. Kami sekarang dalam kondisi siap melaksanakan tugas pengamanan pemilu.

Berapa jumlah personel yang diturunkan untuk mengamankan pemilu?

Seluruh satuan teritorial kami kerahkan. Sebagai langkah-langkah preventif, kami turunkan sepertiga dari kekuatan TNI AD, jumlahnya nyaris 100 ribu, mulai dari babinsa (bintara pembina desa), danramil (komandan rayon militer), dandim, sampai kodam (komando daerah militer).

Semua sudah kami siapkan. Tapi yang betul-betul mendapat dukungan logistik dari Kepolisian atau pemerintah adalah mereka yang berada di bawah kendali operasi Kepolisian. Dalam hal ini, kami siapkan sekitar 35 orang atau satu peleton untuk setiap Polres nonkota. Sementara untuk Polres Kota bisa sampai satu kompi atau sekitar 130 orang.

Kemudian untuk Polda yang dipimpin oleh seorang Brigadir Jenderal, kami menyiapkan dua SSK  (satuan setingkat kompi) yang berjumlah sekitar 270 orang. Untuk yang setingkat Inspektur Jenderal, kami menyiapkan satu batalyon atau hampir 400 orang. Sementara untuk cadangan terpusat, kami siapkan satu brigade atau tiga batalyon yang berjumlah sekitar 2.500 orang.

Di Jakarta sempat digelar simulasi pengamanan pemilu dari Kepolisian. Kalau untuk di daerah, apa yang diantisipasi?

Kami mengantisipasi adanya kemungkinan satu kelompok masyarakat yang mencintai kelompoknya secara berlebihan, sehingga melakukan tindakan-tindakan tak bertanggung jawab apabila kelompoknya ini tidak berhasil unggul atau menjadi yang terbaik. Jangan sampai ada intimidasi atau tekanan dari satu kelompok ke kelompok lain. Ini yang kami cegah.

Masih soal pengamanan pemilu, daerah mana saja yang dinilai rawan?

Kami anggap semua daerah memerlukan perhatian. Kami tidak bisa mengkhususkan pada salah satu. Papua, Aceh, Jakarta, Solo, Kalimantan, Makassar, punya ciri khas sendiri. Oleh sebab itu tidak bisa kami sepelekan.

Kami sadari pemilu ini pesta milik rakyat. Kami percaya rakyat juga menyambut dengan antusias, sehingga kami mengimbau kepada orang-orang yang mencoba mengganggu atau ingin bermain, jangan. Nanti akan berhadapan dengan kami.

KPU minta bantuan kepada TNI dan Polri untuk mendistribusikan logistik pemilu. Untuk TNI AD, apa saja yang sudah dilakukan terkait hal itu?

Kami pada dasarnya membantu. Kami siapkan betul, mulai pesawat –pesawat besar, pesawat sayap cepat, helikopter, sampai mobil, motor babinsa. Hanya kami tdiak akan mengerjakan distribusi logistik pemilu sendiri. Jadi petugasnya harus ada dan permintaannya harus tertulis. Ini agar tak ada kecurigaan bahwa distribusi itu karena keinginan kami sendiri. Kami membantu dan menyediakan peralatan, tapi penanggung jawabnya harus ada.

Helikopter, pesawat CASA, kami siapkan. Kapal laut juga kami punya. Akhir Maret kami punya dua kapal laut baru berkecepatan 40 knot yang bisa menembus ombak berapapun tingginya asal nakhodanya masih kuat. Kapal ini buatan Indonesia, dalam negeri, dikerjakan oleh swasta kita. Hanya mesin dan water gate-nya yang dari luar negeri.

Apakah ada kendala distribusi logistik, misalnya di daerah konflik?

Insya allah tidak ada. Misal di Papua, kekuatan bersenjatanya kecil, hanya dia menguasai medan. Itu gerilya. Adakalanya dia menang. Tapi kalau dihitung jumlah menang-kalahnya, kami (TNI) masih menang. Yang bahaya di Papua itu politik untuk memerdekakan diri.

Tak ada rombongan pengangkut logistik yang dihadang kelompok separatis?

Jumlahnya (kelompok separatis) kecil. Tidak terlalu dihitung. Untuk Papua, kami takutnya jika sampai salah menangani, akan dimanfaatkan secara politik. Itu yang paling bahaya. Oleh sebab itu, kalau dia (separatis) mulai duluan, baru kami sikap. Atau kami intip dari jauh. Begitu dia kelihatan membawa senjata, baru kami sikat.

Di luar itu, tidak boleh. Karena prinsip kami dalam menangani Papua adalah memberi rasa keadilan. Mereka adalah sesama bangsa Indonesia. Kita harus memberi keadilan kepada mereka sehingga mereka mendapatkan kesejahteraan dan pendidikan setara dengan kita.

Kalau soal gangguan kelompok bersenjata, tunggu dulu dia kelihatan, baru kami kejar. Atau kalau dia melakukan sesuatu, baru kami kejar. Kalau kita yang mencari dia, tidak boleh. Kami tidak terlalu khawatir soal itu. (VivaNews)