17 Mei, 2014

75 Prajurit Marinir Latihan Jelang Latma RIMPAC 2014

Sebanyak 75 prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Latihan Bersama Multilateral Rim Of Pacific (Latma Multilateral RIMPAC) 2014 melaksanakan latihan pra satgas di pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Jumat (15/05/2014).

75 Prajurit Marinir Latihan Jelang Latma RIMPAC 2014

Satuan Setingkat Kompi (SSK) yang terlibat Latma Rimpac tersebut merupakan prajurit gabungan dari Marinir Wilayah Jakarta dan Surabaya di bawah pimpinan Mayor Marinir Brian Iwan Prang yang sehari-hari menjabat sebagai Pasi Ops Batalyon Taifib-2 Marinir.



Dalam latihan pra satgas yang berlangsung selama dua hari ini, personel diberangkatkan dari dermaga Kolinlamil dengan menggunakan KRI Banda Aceh, dan melaksanakan pendaratan serta serbuan amfibi menggunakan tank amfibi LVT-7 di pantai Tanjung Pasir, selanjutnya dilaksanakan MOUT (Military Operation On Urbanized Terrain) atau perang kota.


Perang kota merupakan operasi militer yang mengutamakan kerjasama tim yang solid dan kedisiplinan lapangan, baik disiplin perorangan maupun regu sampai tingkat peleton. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mempertajam insting prajurit demi mendukung tugas kedepan yang semakin kompleks.



Latma Multilateral RIMPAC 2014 yang melibatkan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai dengan 1 Agustus 2014 di Pearl Harbour training area dan perairan Kepulauan Hawaii. 
(Marinir)


Pasar gelap senjata api sulitkan penanggulangan terorisme

Peredaran bahan peledak dan senjata api ilegal masih menjadi kendala serius terkait upaya penanggulangan aksi teror. Oleh karena itu, aparat keamanan harus terus meningkatkan kewaspadaan. 


Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai mengungkapkan, masalah besar yang dihadapi terkait penanggulangan terorisme salah satunya adalah pengendalian peredaran bahan peledak dan senjata api ilegal. Senjata ilegal ini bisa berasal dari penyelunduan maupun dibuat di dalam negeri.

Dia menyebut, salah satu negara yang terdapat pabrik senjata api ilegal adalah Filipina. “Di kita juga ada pabrik senjata rakitan,” katanya di Jakarta, Selasa (11/3/2014).


Kondisi geografis Indonesia yang luas, lanjut dia, menjadi salah satu faktor mengapa peredaran senjata ilegal ini susah diberangus. “Kalau dari regulasi sudah ketat, tapi pelaksanaannya yang sulit,” urai dia.

Untuk diketahui, saat ini terdapat sejumlah aturan terkait penggunaan, pengadaan, maupun kepemilikan bahan peledak dan senjata api. Di antaranya Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, Peraturan Menteri Pertahanan No 36/2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan, Pembinaan, Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian  Industri bahan peledak, serta Peraturan Kapolri Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial.

Ansyad menegaskan, aparat keamanan harus betul-betul mewaspadai kemungkinan adanya aksi teror, apalagi saat ini menjelang pemilihan umum (pemilu). “Pemilu itu target terbesar teroris. Jenis teror yang menjadi favorit adalah pengeboman karena menakutkan,” paparnya.

Dia menerangkan, pemilu menjadi sasaran teror karena kelompok teroris menentang demokrasi. Gejala teror pemilu ini pun sudah mulai muncul. “Kalau pemilu 2009 lalu belum terlihat, tapi beberapa tahun terakhir terlihat beberapa kasus,” ujarnya.

Di antara kasus teror yang berkaitan dengan pemilu tersebut, antara lain saat Pemilukada Aceh 2011, pelemparan bom ke arah Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada 2012, dan sekarang terjadi teror yang berkaitan dengan partai politik di Aceh.

Dia berpesan agar masalah terorisme ini ditangani secara sinergis antara Polri dan TNI. “Teroris harus tahu, kalau dia melakukan teror maka berhadapan dengan keduanya,” tuturnya (Sindo)


Kodam Jaya Mendapat Tambahan 51 Unit Kendaraan Baru

Kodam Jaya/Jayakarta mendapat dukungan 51 unit kendaraan roda empat, untuk sarana transportasi para prajurit guna mendukung tugas di satuan masing-masing.


"Kita patut bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan TNI AD, dalam hal ini Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), atas dukungan yang telah diberikan berupa 51 unit kendaraan roda empat kepada Kodam Jaya," kata Panglima Kodam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Mulyono, di Jl. Mayjen Sutoyo no.5 Cililitan Jakarta Timur, Rabu (14/5/2014).

Secara rinci kendaraan dinas yang diserahkan langsung oleh Pangdam Jaya meliputi Kendaraan Angkut Personel ¾ ton single cabin, sebanyak 46 unit diberikan kepada para Danramil di wilayah Jakarta, tiga unit kepada Danki di Satuan Yonif Mekanis Jajaran Brigif-1/Pengaman Ibukota. Sementara satu unit bus VVIP FE 84 yang diberikan kepada Denmadam Jaya guna mendukung sarana transportasi yang sudah ada agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.


Lebih lanjut Pangdam Jaya menyampaikan Pemenuhan dukungan berupa mobil dinas merupakan sarana transportasi yang sangat vital guna meningkatkan mobilitas pelaksanaan tugas terutama dalam pembinaan teritorial di wilayah.

Dengan perhatian pimpinan dan kebijakan distribusi kendaraan dinas tersebut, maka diharapkan kepada para Danramil agar lebih optimal dalam menjalankan perannya demi mendukung tugas pokok Kodam Jaya guna membantu masyarakat disekitarnya yang mengalami kesulitan misalnya mengantar warga yang sakit, dan lainnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya Pangdam Jaya menekankan agar kendaraan operasional yang telah diberikan dapat dipemelihara dan dirawat sesuai ketentuan dengan dilandasi rasa kepedulian yang tinggi, sehingga selalu siap operasional serta memiliki usia pakai yang lama. (Tribun)


Panglima TNI Tinjau Satgas Garda Wibawa Perbatasan RI - Malaysia

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Jumat (16/5) meninjau Satuan Tugas (Satgas) Garda Wibawa -14 Pengamanan Perbatasan Laut RI-Malaysia di Kalimantan Utara.

Panglima TNI Tinjau Satgas Garda Wibawa Perbatasan RI - Malaysia

Menurut Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir, dalam rilisnya, mengatakan kedatangan orang nomor satu di TNI itu untuk meninjau keadaan prajuritnya yang sedang melaksanakan tugas sebagai garda terdepan pengamanan perbatasan wilayah laut antara Republik Indonesia dengan pemerintah Malaysia.

Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta-Balikpapan Panglima TNI melanjutkan perjalanan tugasnya menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Setibanya di kota Tarakan Panglima TNI istirahat sejenak di VVIP Room bandara Juwata, kemudian langsung mengadakan peninjauan dengan menggunakan 2 buah helikopter bel milik TNI AL dan KRI.


Dalam peninjauan itu Panglima TNI didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Dr.Marsetio, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono S.H.M.Hum, Pangkohanudnas serta para perwira tinggi TNI lainnya. Tempat yang ditinjau oleh Panglima TNI itu antara lain Satuan Radar (Satrad), Pangkalan Udara TNI AU (Lanud), Pos Sei Manggaris, Sebatik dan Mess Marinir, Pos Sei Pancang, Pos Adji Kuning dan Karang Unarang.

Usai peninjauan ke Pos Ajikuning Panglima TNI melanjutkan peninjauannya ke Karang Unarang dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Surabaya-591 yang sedang berada di perairan sekitar Ambalat. Di KRI Surabaya-591 Panglima TNI diterima oleh Komandan KRI Surabaya-591 Letkol Laut (P) Rizki.H.

Di KRI Surabaya-591 Panglima TNI menerima Paparan tentang kondisi terakhir perairan Ambalat yang disampaikan oleh Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur Laksma TNI Aan Kurnia. S. sos di loung room perwira. Selain itu juga Panglima TNI menyaksikan situasi dan kondisi perairan karang unarang dari atas KRI Surabaya-591juga menyaksikan fly pass 2 pesawat sukoi dan 1 pesawat patroli maritim.

Pada kesempatan itu juga Panglima TNI memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit yang tergabung dalam Satgas dan berada di KRI Surabaya-591dengan didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio dan Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono SH. M. Hum. (Tribun)


Densus Antiteror tangkap 9 terduga teroris

Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri menangkap sembilan terduga teroris. Para terduga ditangkap dari operasi yang dilakukan Densus di tiga daerah di Jawa selama empat hari sejak Senin 12 Mei 2014 lalu.


Personel antiteror bergerak dari Indramayu, Jawa Barat kemudian ke Lamongan Jawa Timur dan Klaten Jawa Tengah. Mereka yang ditangkap ialah teroris jaringan Poso yang dipimpin gembong teroris Santoso. Sementara itu ada dua terduga yang masih buron.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie menjelaskan pada Senin (12/5) di Indramayu, Densus menangkap Rifki alias Bondan alias Royan.  Buronan kerusuhan Poso dan bom tentena 2005 ini ditangkap di Rumah Makan Taman Selera Pantai Utara Indramayu. Rifki ditangkap sekitar pukul 13.30 WIB.


“Dia alumni kamp pelatihan di Moro, Filipina Selatan,” kata Ronny di Jakarta, Kamis 15 Mei 2014.

Esoknya, Densus bergerak di Lamongan. Di Jalan Blimbing Raya Kecamatan Paciran, Lamongan, tim menangkap Ramuji alias Kapten alias Ahmad.  Ronny menjelaskan, terduga terlibat pelatihan teroris ala militer di Poso. “Dia juga penyuplai logistik teroris di Poso,” ujarnya.

Penangkapan dilanjutkan keesokan harinya di Klaten Jawa Tengah. Tim Densus menangkap Salim alias Ustad Yahya yang merupakan buronan kerusuhan Poso bom Tentena 2005.

Salim juga alumni camp pelatihan Moro di Filipina. “Ada dua orang yang kita tangkap, Salim kita tangkap bersama seseorang bernama Setiawan,” ungkap Ronny.

Belum dijelaskan secara rinci identitas Setiawan. Menurut Ronny dia tengah dalam pemeriksaan intensif tim Densus. Kemudian pada hari ini,  lima orang terduga yakni Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin dan Yusuf ditangkap di Klaten. “Penangkapan mereka adalah hasil pengembangan tersangka Rifki dan Yahya,” papar Ronny.

Beberapa barang bukti diamankan dari lokasi penangkapan di sebuah bengkel di daerah Trucuk Klaten. Di sana, polisi menemukan dan menyita 15 senjata api laras panjang kaliber 7 milimeter, dua senjata api pendek kaliber 7 milimeter, 1 crosbow, 1 panah, 5 bilah samurai, 6 bilah pedang sedang, 25 pisau lempar.

“Kami juga menemukan dokumen pembuatan bom. Untuk selanjutnya masih dilakukan pengembangan dan penggeledahan lanjutan di beberapa tempat lain,” ujarnya. (Sindo)


BNPB Sewa Empat Helikopter Multiguna

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyewa empat helikopter multiguna (2 Mi-171 dan 2 Mi-8MTV-1) dari AAL Group Ltd  Sharjah, Uni Emirat Arab. Heli berukuran besar ini akan digunakan untuk penanggulangan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan dalam enam bulan ke depan.


Keempat heli diangkut menggunakan pesawat kargo raksasa An-124 Ruslan dan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu petang pukul 17.35 WIB, tanggal 7 Mei 2014.

Presiden Direktur Pegasus Air Service, Kabul Riswanto, selaku mitra dari Indonesia untuk pengadaan heli Mi-171, mengatakan dua heli akan ditempatkan di Pekanbaru, satu di Pontianak, dan satu lagi di Palangkaraya. “BNPB menyewa heli tersebut berikut pilot dan teknisinya, total sebanyak 28 orang,” jelasnya.


Country Manager AAL Pacific, Donnie Armand, mengatakan AAL yang berpusat di Sharjah telah memiliki pengalaman mengoperasian Mi-171 dan Mi-8 untuk berbagai misi di berbagai kawasan di dunia. “Heli ini selain mampu mengangkut personel dan kargo, juga didesain untuk melakukan misi pemadaman api. Pengoperasian di Indonesia merupakan yang pertama kali bagi AAL,” ujarnya. 



 Proses bongkar muat empat heli Mi-171 dari An-128 dilaksanakan pada Kamis kemarin. Selanjutnya bagian-bagian heli yang dicopot dirakit ulang dan akan diuji terbang terlebih dahulu sebelum dioperasikan oleh BNPB. (Angkasa)


TNI lebih waspadai Natuna ketimbang Ambalat


    "Kami cenderung memperhatikan Natuna karena perubahan-perubahan situasi di Laut China Selatan memiliki potensi instabilitas.“


Balikpapan (ANTARA News) – Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan TNI saat ini justru melihat potensi konflik lebih besar ada di Kepulauan Natuna, Riau Kepulauan, ketimbang di Ambalat, Kalimantan Utara.

Panglima Jenderal Moeldoko hadir di Balikpapan hingga Jumat pagi untuk transit sebelum bertolak ke Ambalat guna menyaksikan pelaksanaan Komando Tugas Operasi Gabungan (Kosgasgab) Ambalat 2014, sebuah operasi yang disebut Jenderal Moeldoko sebagai operasi wibawa.

“Kami cenderung memperhatikan Natuna karena perubahan-perubahan situasi di Laut China Selatan memiliki potensi instabilitas,” sebut Jenderal Moeldoko.

Kepulauan Natuna ada di barat laut Pulau Kalimantan, masuk ke dalam Provinsi Kepulauan Riau, walaupun lebih dekat kepada Kalimantan Barat, berada di ujung Selat Karimata di utara, atau di selatan Laut China Selatan. Natuna menjadi titik sempadan laut bagi Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Vietnam. Wilayah ini memiliki kandungan minyak dan gas yang sangat kaya.

Jalur ini juga rute pelayaran yang ramai, yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di utara seperti Hongkong, Taiwan, Korea, hingga Jepang dengan Singapura di selatan.

Ambalat ada di timur laut Kalimantan Utara. Terutama di sekitar perairan Karang Unarang, pernah menjadi tempat militer Malaysia dan Indonesia saling unjuk kekuatan menyusul provokasi Malaysia pasca kemenangannya atas klaim Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, dua pulau eksotis di perbatasan kedua negara yang juga tak jauh dari kawasan itu.

Operasi Garda Wibawa

Komando Tugas Operasi Gabungan Ambalat 2014 adalah operasi gabungan pengamanan perbatasan oleh TNI AL dan TNI AD serta TNI AU. Panglima TNI mengunjungi pelaksanaan operasi itu selama sehari pada Jumat (16/5).

Saat ini perbatasan darat sedang dijaga oleh Batalyon Infanteri 100 Raider dari Sumatera Utara sejak Januari lalu.

Selama 4 bulan lebih bertugas, menurut Komandan Batalyon Letkol Inf Safta Ferryansyah, prajuritnya tak kurang dari 7 kali mencegah dan mengamankan upaya-upaya penyelundupan, mulai dari minuman keras ilegal hingga narkoba, yang coba dibawa masuk ke Indonesia.

Ancaman-ancaman seperti inilah yang disebut Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, yang membawahi Kalimantan Utara, Kalimantan Timr, dan Kalimantan Selatan, sebagai ancaman perang hibrida.

“Bukan perang konvensional militer lawan militer, tapi melemahkan kita melalui ekonomi, termasuk perpecahan antara sesama kita, dan kegiatan-kegiatan ilegal tersebut,” tegasnya dalam beberapa kesempatan. (Antara)


16 Mei, 2014

Penempatan Dua Apache di Kaltim Tak Ideal

Dalam rangka meninjau berjalannya operasi gabungan, yang bersandi Operasi Garda Wibawa di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, yakni di perairan Ambalat, Kaltim, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko beserta jajarannya turun langsung memastikan bahwa operasi tersebut berjalan dengan baik.

Penempatan Dua Apache di Kaltim Tak Ideal

“Agenda kami ini ingin melihat berjalannya Operasi Garda Wibawa yang dilakukan operasi gabungan,  baik operasi laut dan operasi udara. Jika sebelumnya memang berjaalan sendiri-sendiri, kini kami satukan,” Moeldoko saat di Balikpapan, Kamis (15/5) sore.



Operasi Garda Wibawa, lanjut Panglima, dilaksanakan untuk menjaga perbatasan laut dan udara wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Sekaligus juga khusus di daerah perbatasan jalur darat akan kita tinjau. Kita tinjau satu hari saja besok (hari ini, Red.),” ujarnya.

Terkait penambahan alat utama sistem pertahanan (alutsista), dia mengatakan,penambahan alutsista akan dilakukan secara bertahap. “Untuk saat ini alutsista yang su-dah ada akan digeser ke wilayah-wilayah yang su-dah ditentukan,” ujarnya.


Terkait rencana sebelumnya, bahwa Kaltim akan dijadikan wilayah penempatan dua unit helikopter AH-64D Apache, Panglima menegaskan, Kaltim belum ideal. “Kita akan tempatkan di Natuna dikarenakan perubahan laut yang ada di Cina Selatan perlu diantisipasi apabila ada situasi instability. Di sana pasti akan memunculkan spillover, nah spillover itulah yang perlu diantisipasi,” tandasnya. (Korankaltim)


TNI AD Berdayakan Kopassus Jadi 'Hacker'

Mabes TNI AD akan memberdayakan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai hacker. Mereka akan mendapat pelatihan teknologi informasi komunikasi (ICT) untuk mengamankan sistem keamanan negara.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Budiman

Kepala Staf TNI AD, Jendral Budiman mengatakan, penguasaan teknologi informasi (IT) bagi prajurit sangat penting. Karena kemampuan pertahanan dan keamanan bergantung pada pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kami akan berdayakan kopassus karena pada level pengembangan, mereka rata-rata memiliki kemampuan IQ yang tergolong tinggi," kata Budiman dalam jumpa pers nota kesepahaman (MoU) antara Mabes TNI AD dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII),  Jakarta, Jumat (16/5).


Dia menambahkan, satuan TNI AD kerap kali menjadi incaran pera peretas di dunia maya. Pertempuran antarnegara ke depan pun tak lagi ditentukan persenjataan berat, tapi penguasaan teknologi. Karenanya, TNI mengadakan MoU dengan FTI.

Ia menyatakan, selama ini sudah melangsungkan kerja sama dengan para ahli IT. Meski pun belum ada kesepakatan formal. Dengan adanya kesepahaman itu, maka prajurit TNI AD akan memperolah pelatihan kemampuan ICT.

"Saya juga berharap, adanya kerja sama ini akan menghasilkan kemandirian sistem ICT TNI AD. Kami tidak mau terus menerus bergantung pada teknologi asing," ujar dia.

Di negara maju, katanya, militer yang memulai riset untuk menemukan teknologi terbaru. Kemudian mereka menyerahkan itu ke pemerintah dan kemudian dijual ke negara sekutu. Terakhir dibuang ke negara yang dianggap kurang mampu.

TNI AD enggan memanfaatkan teknologi buangan yang dinilai ketinggalan zaman. Apalagi kepemilikan asing akan membuka peluang Indonesia untuk disadap. Itulah alasan TNI harus mandiri dan prajurit perlu belajar bagaimana percepatan pengembangan IT.

"Sekarang ini, kami tengah mengembangkan base transceiver station (BTS) di setiap daerah perbatasan, dan tantangan FTII ke depan adalah mengembangkan nanosatelit," kata dia.

Ketua Umum FTII, Sylvia W Sumarlin menambahkan, sudah bekerja sama melakukan pembinaan dan pelatihan hacking ke 30 perwira tinggi, dengan target 100 orang.

Sementara MoU kali ini akan memfokuskan diri untuk membantu pengembangan teknologi TNI AD. "Semua teknologi yang dipakai bernuansa lokal, mulai dari sistem aplikasi dan hardware-nya,” ujar Sylvia.

Sekjen FTII, Irwin Day menambahkan, setiap hari TNI AD menerima sekitar 42 ribu serangan peretas. Mereka umumnya mengincar malware. Aplikasi tersebut bisa memberikan akses pembuat program untuk masuk ke komputer dan mengoperasikannya untuk kepentingan mereka.

"Selain itu adalah scanning jaringan, di mana mereka mencari kelemahan jaringan TNI AD untuk diserang," ujar dia.  (ROL)



Langgar Wilayah Udara RI Pesawat Cessna Australia dipaksa turun di Kupang

Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal Muda TNI Hadiyan Suminta, menyatakan, satu Cessna 172 teregistrasi Australia dipaksa mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Eltari, Kupang, NTT.

Pesawat Cessna (ilustrasi)

"Pesawat terbang ringan itu sengaja melanggar wilayah udara kita dari arah Australia, kemarin siang," katanya, di Tarakan, Kalimantan Timur, Jumat.

Dia menyatakan, Cessna 172 itu dideteksi jajaran Satuan Radar 226/Buraen, Kabupaten Kupang, kemarin siang.


"Kami tidak kerahkan kekuatan udara untuk menyergap. Kami kontak mereka melalui radio untuk mendarat segera di Eltari dan mereka ikuti perintah kami," katanya.  (Antara)


KSAD: Teknologi Informasi TNI AD Anti Blok

Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman mengatakan, TNI AD berkomitmen untuk mandiri dalam teknologi pertahanan. Dengan kemandirian itu, risiko TNI AD untuk didikte kekuatan asing bisa dihindarkan.

KSAD: Teknologi Informasi TNI AD Anti Blok

"Kalau terus tergantung dengan (teknologi) asing, maka mudah diganggu, kita makin mudah dibelokkan. Untuk itu, kami harus kuasai teknologi militer," ujar Jenderal TNI Budiman di Mabes TNI AD, Jumat 16 Mei 2014.

Menurut Budiman, potensi penguasaan teknologi militer yang dimiliki Indonesia tergolong besar. Indonesia bisa mengoptimalkan teknologi komunikasi, siber, pengolahan intelijen, alat peralatan sampai satelit.


"Satelit pasti bisa disadap. Untuk itu perlu enkripsi. Kami Angkatan Darat tak gunakan satelit, hanya menggunakan OpenBTS, memang tak terlalu jauh sih,  tak sampai 100 mil," ujarnya.

Untuk itu, Angkatan Darat berhati-hati dengan menggunakan nano satelit saja. Sedangkan Open BTS yang ada dimaksimalkan untuk mendukung pengawasan di kawasan perbatasan.

"Di perbatasan, kami juga pesan pesawat tak berawak (UAV) sehingga pengawasan kita lebih teknologi minded. Pengawasan kita mendekati advance," kata dia.

Lebih lanjut Budiman menegaskan, teknologi pertahanan yang dikembangkan kesatuannya itu menggunakan teknologi lokal. Soal arah kebijakan standar pengembangan teknologi, Budiman mengatakan TNI AD tak akan mengarah para negara tertentu.

"Soal teknologi informasi, kita nggak usah pilih blok. Kita ambil semuanya (blok manapun) yang terbaik, terus dikembangkan sehebat mungkin. Kita ambil ilmunya, nggak usah blok-blokan. Tapi kalau sudah kuasai teknolgi, kita harus bersikap," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Budiman menambahkan tantangan TNI AD ke depan yaitu pertempuran dengan berbasis teknologi informasi.

"Dalam jangka panjang, tetap dibutuhkan teknologi informasi. Belum lagi ancaman soft power yang mengintai kehidupan sosial, perbankan sampai PLN, dan sebagainya yang bisa diganggu dengan teknologi informasi," ujarnya.

Untuk itu, dia menilai kerjasama dengan para pakar teknologi informasi yang tergabung pada FTII ini dapat menjadi tambahan pertahanan menghadapi ancaman hard power dan soft power. Selain manfaat kekuatan pertahanan, kerjasama itu juga dipandang memudahkan visi TNI AD mandiri dalam teknologi.

"Kami buat Mou berpikir lebih jauh tentang kerjasama antara FTII dan TNI AD, kemandirian pertahanan bisa dicapai dalam waktu lebih cepat," kata Budiman.  (VivaNews)


PT DI Dapatkan ToT Pesawat CN-295 Dari Airbus Military Spanyol

Airbus Military akan memberikan Transfer of Technology (ToT) pembangunan pesawat CN-295 dengan PT DI yang akan dibangun bersama di Bandung. Pesawat yang akan dibangun ini merupakan pesawat ke-8 dari seluruhnya 9 unit yang dipesan Kementerian Pertahanan dari Airbus Military. Selanjutnya, Kemhan akan berencana mengadakan 7 pesawat CN-295 lagi untuk melengkapi menjadi 1 skuadron pesawat CN-295. Sebelumnya telah datang 6 pesawat CN-295 dari Spanyol dan pesawat ke-7 akan datang dalam waktu dekat.


Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (16/5), saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia HE Mr Francisco Jose Viquera Niel di kantor Kemhan, Jakarta. Yang penting menurut Menhan adalah selain mendapatkan ToT dalam pembangunan pesawat CN-295m dibangunnya pesawat ke-8 dan ke-9 di PT DI Bandung ini diharapkan dapat memberikan efek positif bagi pergerakan ekonomi di dalam negeri.


Pesawat C-295 sangat cocok dengan geografis kawasan Asia, karena itulah, diharapkan kemampuan PT DI untuk membangun pesawat ini akan diikuti dengan ketertarikan negara-negara tetangga untuk kemudian memesan pesawat ini.

Untuk mewujudkan Transfer of Technology ini Dubes Spanyol menekankan perlu adanya dokumen bersama tentang persetujuan pertukaran informasi. Hal itu menjadi syarat bagi ToT karena pembangunan pesawat CN-295 ini juga melibatkan beberapa industri pertahanan Spanyol lainnya di luar Airbus Military. Akan datang 50 insinyur dari Spanyol yang akan bekerja bersama insinyur-insinyur di PT DI untuk membangun pesawat CN-295 ini.  (DMC)


Bocah Tewas Kena Peluru Nyasar, 11 Polisi Diperiksa

Polisi masih menyelidiki tewasnya Nurhalimah Utari (10) warga Desa Sungai Kedukan, Jalan Prupitan, Nomor 35, RT 15, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Dia menghembuskan nafas terakhir setelah terkena peluru nyasar, kemarin.


Polresta Palembang memeriksa 11 anggota dari Polsek Plaju dan Polsek Seberang Ulu 1, Kamis 15 Mei 2014. Tak hanya itu, tujuh senjata yang digunakan anggota pada saat penangkapan copet juga diperiksa.

Dari informasi yang dihimpun, saat penembakan terjadi, jajaran Polresta Palembang tengah melakukan penangkapan di sekitar lokasi kejadian.


Kapolresta Palembang Komisaris Besar Sabaruddin Ginting, menjelaskan awalnya ada dua penjambret yang dikejar oleh anggota Polsek Plaju dan saat di lokasi kejadian mereka masuk ke semak-semak. Untuk memaksa mereka keluar, anggota melepaskan tembakan.

"Dari situ ditangkap satu pelaku dengan barang bukti sepeda motor. Belakangan dapat informasi ada warga yang terkena tembakan. Maka itu juga kami respons dengan memeriksa anggota yang melakukan penangkapan di seputaran wilayah itu," kata Ginting.

Tempat kejadian penembakan dan penangkapan berjarak sekitar 1 kilo meter.

"Temuan kami belum terlihat bahwa anggota tersebut nyata-nyata pelurunya nyasar ke korban. Kalaupun itu memang terjadi, artinya peluru kami melampaui 1 kilometer. Tapi kami tidak berhenti di sini dan tetap akan kita dalami," ucapnya.

Mantan Kabid Humas Polda Sumsel ini menyebut, aparatnya juga telah berkoordinasi dengan penyidik Polres Banyuasin, khususnya Polsek Rambutan agar melakukan langkah untuk olah tempat kejadian perkara dan mengamankan barang bukti.

"Mari kita serahkan dulu proses penyidikan oleh mereka (Polsek Rambutan). Apakah temuan dugaan peluru nyasar anggota sampai orang meninggal atau ada orang lain," ujar Ginting.

Dia mengaku siap membantu Polres Banyuasin dengan menyerahkan senjata api yang digunakan anggota, untuk dilakukan uji balistik jika nantinya memang diperlukan.

"Senpi semua anggota kami sudah diamankan dan ini merupakan langkah imbangan dari kami untuk penyidikan baik dari Propam atau Polsek Rambutan nanti."

Sebelumnya polisi menetapkan AP (13) sebagai tersangka penembakan. Namun AP kepada wartawan mengungkapkan bahwa ketika itu dia sedang berada di sekolahnya SMP Banyuasin, Sumatera Selatan.

"Saya sekolah dari jam 12 siang, sampai sore jam 6 sore. Tidak tahu kenapa saya dituduh," kata bocah polos ini.

ES (36) ayah Andika, menyesalkan tuduhan dari pihak kepolisian. "Polisinya yang gila, anak saya sekecil ini dituduh menembak. Mana pakai senapan angin pula. Mau mengangkat senapan saja dia tidak sanggup apalagi menembak, itu kan di luar logika," kata ES.

ES rencananya akan melaporkan masalah ini ke Polda Sumsel. "Saya tidak terima anak saya dituduh seperti ini," ujarnya.  (VivaNews)


TNI AD Siapkan Tiga Batalyon Mekanik di Jatim

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman menyatakan pihaknya menyiapkan tiga Batalyon Mekanik di Jawa Timur untuk menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan regional dan global saat ini.



"Karena itu perlu ada Batalyon Mekanik, terutama Jatim. Untuk tahap awal kita dirikan Yon Mekanik di Surabaya yakni di Yonif 516/Branjangan, Kodam V/Brawijaya," katanya di sela-sela kunjungan ke Markas Yonif 516/Branjangan dan Yonif 500/R, Makodam V/Brawijaya, Rabu.

Didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko, jenderal berbintang empat itu meninjau enam Panser Anoa-2 di Markas Yonif 516/Branjangan yang disiapkan untuk pendirian Yon Mekanik di Surabaya. "Batalyon yang sama juga akan kita dirikan di Malang dan Kediri," katanya.


Rencananya, setiap Yon Mekanik akan dilengkapi dengan 52 unit alutsista. "Saat ini sudah ada enam unit Panser Anoa-2 di Yonif 516/Branjangan dan akan lengkap menjadi 52 unit alutsista pada tahun 2015. Hingga akhir tahun 2014 akan ada 26 unit alusista," katanya.

Namun, alutsista terbanyak pada Yon Mekanik adalah Panser Anoa-2 yang merupakan buatan Pindad, sedangkan alutsista lainnya adalah mortir, ambulans, dan sebagainya. "Kalau sekarang masih ada enam Panser Anoa-2, saya kira sudah cukup untuk latihan," katanya.

Menurut dia, tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Yon Mekanik itu tidak jauh berbeda dengan Batalyon Infanteri (Yonif), namun kecepatan manuver, presisi kemampuan, dan sebagainya akan lebih meningkat.

"Dengan Panser Anoa-2, saya kira kecepatan manuver dan perlindungan personel lebih baik lagi, sehingga nyawa personel akan benar-benar dihargai. Nantinya, sarana yang ada akan tetap diutamakan untuk satuan dan kawasan setempat," katanya.

Hal itu berbeda dengan Batalyon Kavaleri (Yonkav) di Beji, Pasuruan yang merupakan satuan Kostrad skala nasional, sehingga personel dan material tempur yang ada tidak hanya untuk Jatim, tapi bisa diperbantukan ke provinsi lain.

"Tapi, kalau ada penugasan ya bisa saja Yon Mekanik digeser ke wilayah lain. Penugasan itu merupakan 'reward', karena prajurit yang diberi penugasan merupakan prajurit terpilih," kata jenderal yang "dekat" dengan prajurit itu.

Ditanya kaitan kunjungan kerjanya ke Jatim dengan pengamanan Pilpres 2014, ia menyatakan hal itu tidak ada, melainkan dirinya memang sudah berkeliling ke seluruh Kodam di Tanah Air, karena itu sekarang berkeliling ke Korem, Batalyon, dan juga ke masyarakat.

"Semalam (13/5), saya sudah bertemu tokoh masyarakat dan tokoh agama di Gedung Negara Grahadi. Hari ini (14/5), saya juga akan mengunjungi pesantren, karena saya tahu masyarakat Jatim itu merupakan masyarakat paternalistik," katanya.

Tentang maksud kunjungan bertemu tokoh masyarakat dan tokoh agama, ia mengharapkan dukungan agar Pilpres 2014 juga sukses seperti Pemilu Legislatif 2014. "Tapi, bukan berarti saya blusukan untuk kepentingan capres atau apa, cuma kepentingan keamanan pilpres," katanya.

Dalam pengarahan di hadapan prajurit Yonif 516/Branjangan dan Yonif 500/R di lingkungan Makodam V/Brawijaya, orang nomer satu di jajaran TNI-AD itu menanyakan kondisi prajurit yang masih bujang dan kondisi keluarga kepada prajurit yang sudah menikah.

"Siapa yang tanya, nanti akan menjadi masukan bagi saya untuk perencanaan program yang akan datang. Misalnya, saya datang kemari, saya tahu ada genteng yang bocor, maka akan menjadi perencanaan program. Atau, ada kebutuhan BPJS bagi prajurit yang bujang dan sudah menikah," katanya. (Antara)


Markas Besar TNI gelar Garda Wibawa 14 di Ambalat

Latihan sekaligus operasi pengamanan wilayah perbatasan negara di perairan Ambalat, Kalimantan Timur, Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat TNI dengan sandi Garda Wibawa 14 digelar Markas Besar TNI.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

"Selama ini masing-masing matra TNI melakukan operasi dan latihan itu secara parsial. Kini kami coba satu terobosan baru dengan mengintegrasikan semua itu dalam latihan sekaligus operasi bersama agar lebih efektif," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.

Garda Wibawa 14 melibatkan semua matra, yang kali ini digelar di perairan Ambalat, sehingga penitikberatan ada di matra TNI AL dan TNI AU dengan TNI AD sebagai pengimbang di darat.


Selain Moeldoko, hadir dalam peninjauan Garda Wibawa 14 itu, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal Muda TNI Hadiyan Suminta, Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Didit Herdiawan, dan sejumlah besar pemimpin puncak TNI dan matra-matranya.

Latihan itu dipimpin Komandan Satuan Tugas Gabungan Ambalat TNI, Laksamana Muda TNI Agung Pramono, yang sehari-hari adalah panglima Komando Armada Kawasan Timur Indonesia TNI AL, dengan melibatkan lebih dari 1.100 personel gabungan TNI.

"Dengan pola yang baru ini, diharapkan penggelaran kekuatan bisa lebih cepat dan tepat. Contoh, jika ada pelanggaran di laut atau udara maka panglima TNI bisa langsung memerintahkan panglima Garda Wibawa 14 untuk mengerahkan kekuatan, baik itu pesawat tempur TNI AU ataupun kapal perang dari TNI AL, juga dari TNI AD jika itu ada di daratan," kata Pramono.

Dalam struktur organisasi latihan/operasi itu, panglima Garda Wibawa 14 membawahkan beberapa pangkalan TNI AL, pangkalan udara TNI AU, satuan Korps Marinir TNI AL, kapal-kapal perang TNI AL, Skuadron Udara 5 Surveilance TNI AU, Skuadron Udara 11 TNI AU, pesawat udara intai maritim TNI AL, satuan tugas intelijen, satuan tugas darat dari Komando Daerah Militer VI/Mulawarman.

Perairan Ambalat masih menjadi soal tersendiri bagi Indonesia dan Malaysia. Malaysia sebagai negara littoral alias bukan negara kepulauan, masih menganggap perairan kaya cadangan energi itu sebagai wilayahnya.

Indonesia, negara kepulauan yang meratifikasi UNCLOS 1982 bersama Malaysia, menetapkan titik pangkal pengukuran batas wilayah perairan ada pada gosong Karang Unarang. Sejak awal 2005, Indonesia membangun satu menara suar di atas gosong Karang Unarang itu.

Paroli laut dan udara selalu dilaksanakan sepanjang tahun. "Kami selalu mengerahkan kekuatan untuk mengantisipasi perkembangan di Ambalat. Sampai berpuluh kali perundingan dengan Malaysia, mereka belum mau mengakui kepemilikan kita di sana," kata Marsetio. (Antara)


15 Mei, 2014

LIPI siapkan kapal riset laut dalam

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai mempersiapkan kapal penelitian dan riset laut dalam dengan teknologi utama sistem "echo-sounding multi-beam" yang mampu menjangkau kedalaman hingga 20.000 kaki atau 6.000 meter.

LIPI siapkan kapal riset laut dalam

"Kalau teknologi yang utama itu multi-beam untuk pemetaan dasar laut sedalam kira-kira 6.000 meter," kata Kepala UPT Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) LIPI Ambon Augy Syahalaitua kepada Antara di Ambon, Rabu.

Teknologi lain yang, menurut dia, akan melengkapi kapal penelitian tersebut antara lain peralatan oseanografi untuk pengukuran suhu, salinitas dan parameter kimia sampai minimal kedalaman 5.000 meter di bawah laut.


Ia menyebut angka Rp250 miliar untuk mendapatkan satu kapal riset dan penelitian lengkap dengan semua peralatan canggih tersebut.

Kapal dengan kemampuan jelajah jauh pun, menurut dia, sangat dibutuhkan mengingat sumber daya kelautan juga banyak di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan di lokasi itu belum banyak sumber daya yang diteliti.

"Kita juga sekalian menyiapkan sumber daya manusia untuk penelitian di ZEE pada 10 hingga 20 tahun dari sekarang," ujar dia.

Sebelumnya Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan lembaganya memang membutuhkan kapal untuk riset dan penelitian yang lebih mumpuni, terutama setelah ada peningkatan status Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Biota Laut Ambon menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI.

"Kita butuh kapal, dengan peningkatan status eselonisasi UPT Balai Konservasi Biota Laut BKBL Ambon menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI di Indonesia maka jadi tanggung jawab kita untuk membangun kapal penelitian kelautan dengan standar internasional," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Oceanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan dalam lima tahun ke depan kapal untuk riset dan penelitian laut dalam ini harus sudah ada.

"Membuat kapal untuk riset dan penelitian laut dalam ini tentu tidak seperti membeli (mobil) kijang, tinggal beli saja. Kami sih berharap lima tahun ke depan (kapal) sudah ada," ujar dia.

Lebih lanjut ia mengatakan LIPI setelah memiliki Pusat Penelitian Laut Dalam ingin bisa membuat kapal riset dan penelitian dengan standar internasional. Tentu kapal tersebut tidak seperti kapal barang kebanyakan, karena jelas memiliki spesifikasi tertentu.

Saat ini LIPI memiliki dua kapal yakni Kapal Riset Baruna Jaya VII buatan PT PAL dan Kapal Riset Baruna Jaya VIII buatan Norwegia yang memiliki fasilitas penelitian yang relatif modern. (Antaranews)


Laksdya TNI (Pur) Didik Heru Purnomo: Segera Bentuk Sea & Coast Guard Indonesia!

Dari Sabang ke Merauke sama jaraknya dari London (Inggris) ke Istambul (Turki) itulah panjang diagonalnya Indonesia.

Dengan kekayaan yang luar biasa yang luasnya sama dengan seluruh daratan Eropa, rakyat Indonesia seharusnya sudah mengenyam kemakmuran yang terutama disumbang dari kekayaan laut.


Laksdya TNI (Pur) Didik Heru Purnomo: Segera Bentuk Sea & Coast Guard Indonesia!

Namun demikian, karena belum ada keseriusan dalam mengurusnya, laut Indonesia hanya merupakan wilayah illegal fishing negara lain, sebagai contoh, yang merupakan salah satu indikator tidak berdaulatnya laut Indonesia.

Ini akibat dari tumpang tindihnya peraturan dari berbagai instansi yang terkait dengan laut. Karena itu, segera bentuk Coast Guard yang merupakan multitask single agency – badan tunggal dengan berbagai tugas.


Demikian diungkapkan Laksdya TNI (P) Didik Heru Purnomo, mantan Wakasal, mantan Kasum TNI dan sekaligus mantan Kalakhar Bakorkamla RI, pada Selasa (13/5/2014) terkait pertanyaan tentang terpilihnya ia sebagai salah satu dari 21 Tokoh Berintegritas yang diusulkan oleh AM Putut Prabantoro, Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) – dari wartawan, oleh wartawan, dan untuk Indonesia.

Selain Didik Heru Purnomo, terpilih juga  Suryo Prabowo (mantan Kasum TNI), Oegroseno (mantan Wakapolri), Yunianto Sudriman Yogasara (mantan Dansesko AU), Basuki Tjahaja Purnama (Wagub DKI Jakarta), R Priyono (mantan Kepala BPMigas), Abdul Kholiq Arif (Bupati Wonosobo), Lukas Enembe (Gubernur Papua), Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Agustin Teras Narang (Gubernur Kalteng), Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng), KH Maman Imanulhaq (Pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan, Majalengka), Herman Sutrisno (mantan Bupati Banjar), La Tinro La Tunrung (Bupati Enrekang), Yusuf Wally (Bupati Keerom, Papua), Bima Aria (Wali Kota Bogor), Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Suyoto (Bupati Bojonegoro), Hugua (Bupati Wakatobi), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), dan Ignatius Jonan (Dirut PT KAI).

“Kita selalu gembar-gembor bahwa semangat bahari kita hilang, tetapi laut kita, yang luasnya 2/3 wilayah Indonesia, tidak diurus secara benar. Anda bisa baca buku TAHUN 1511 – Limaratus Tahun Kemudian, yang berbicara tentang pengelolaan laut kita dari fakta lapangan para wartawan seluruh Indonesia,” ujar mantan Wakasal itu.

Menurutnya, laut itu merupakan suatu rahmat yang besar bagi bangsa Indonesia dan merupakan sumber kesejahteraan. Namun demikian kesejahteraan itu, jika laut kita tanpa pengawalan keamanan yang optimal. Sudah menjadi rumus, jika persoalan di laut semrawut itu artinya penegakkan hukum di laut juga lemah. Padahal kalau dipikir, ada 8 (delapan) instansi yang memiliki kewenangan di laut Indonesia. Namun faktanya, sejumlah instansi tersebut bekerja secara sektoral sesuai bidang masing-masing.

“Persoalan di laut tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu institusi. Jika tiap institusi punya komandan sendiri-sendiri, artinya persoalan tidak selesai. Harus dicari terobosan – semua penegak hukum dalam satu organisasi dan dengan satu komando. Artinya itu semua merupakan organisasi tunggal. Untuk menyatukan semua instansi terkait laut, diperlukan menghilangkan ego sektoral, meski tiap institusi bergerak berdasarkan peraturan masing-masing,” ujar mantan Kalakhar itu.

Dijelaskan lebih lanjut, menjadikan laut Indonesia yang aman (dan sekaligus nyaman) merupakan harga mati. Negara-negara kelautan seperti AS, China, Australia bahkan Malaysia dan Singapura sudah memiliki Coast Guard (Penjaga Pantai) yang merupakan institusi satu komando dengan berbagai tugas. Bahkan Amerika sudah memiliki Coast Guard sejak tahun 1790 atau empat tahun setelah kemerdekaannya.

MINDSET
“Laut bagi negara kepulauan Indonesia adalah yang menyatukan dan bukan memisahkan. Mindset ini harus ada dalam setiap penegak hukum darimanapun asal instansinya. Karena menyatukan, laut merupakan wilayah kedaulatan NKRI, yang harus senantiasa dijaga. Dirjen Beacukai tidak mungkin menangkap human trafficking, perompakan dll. Atau juga Departemen Perhubungan tidak mungkin akan menangkap penyelundupan, apalagi menangani perkara ini. Oleh karena itu pembentukan Bakorkamla pada tahun 2006 merupakan langkah yang tepat,” ujar Didik.

Hanya saja, sekalipun dimiliki oleh 12 stakeholder (pemangku kepentingan), Bakorkamla hingga kini belum menjadi badan tunggal sesungguhnya seperti yang dimiliki oleh negara-negara yang disebutkan tadi. Pemerintah, Didik yang menjabat sebagai Direktur IK2MI (Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia), harus secara serius menjadikan Bakorkamla menjadi Bakamla (Badan Keamanan Laut), dengan fungsi seperti Coast Guard.

Menurut mantan Kasum TNI ini, kejayaan bahari Indonesia sudah hapus lebih dari 500 tahun lalu sejak Malaka jatuh ke tangan penjajah Portugis pada tahun 1511. Dan sejak tahun itu, laut nusantara dikuasai oleh penjajah asing. Bahkan Adipati Unus dari Kerajaan Demakpun harus tewas dalam upayanya merebut Malaka yang merupakan posisi strategis bagi nusantara dan berdasarkan sejarah Singapura adalah pulau terluar dari Kerajaan Sriwijaya.

KEJAYAAN BAHARI
Ketika dunia masih dibagi dua yakni utara dan selatan, ada dua kaisar yang ditakuti dan disegani yakni Kaisar Kubalai Khan dari Mongol dan Hayamwuruk dari Majapahit karena kedua kerajaan memiliki angkatan laut yang hebat dan kuat.

Didik Heru Purnomo mengatakan, jika ingin mengembalikan kejayaan bahari ke tanah nusantara, yang paling utama adalah menghilangkan ego sektoral masing-masing departemen terkait karena pada dasarnya seluruh instansi bekerja untuk negara dan bangsa. Semua instansi harus memiliki visi yang sama tentang laut Indonesia. Dan yang perlu diingat adalah tidak selamanya para pegawai instansi berada di institusi tersebut.

“Kita semua bekerja untuk bangsa dan negara. Di manapun kita bekerja itulah pengabdian kita dan tidak perlu untuk bersikukuh atas instansinya. Yang harus menjadi pegangan adalah kepentingan nasional. Dan, yang paling penting adalah adanya niatan pemerintah baik DPR, Presiden dan para stakeholder laut Indonesia, untuk segera membentuk multi task single agency seperti Sea and Coast Guard atau Bakorkamla diubah menjadi Bakamla,” ujar mantan Pangarmabar ke-17 ini.

Dalam prosesnya, kata Didik, Bakorkamla harus berjalan terus. Karena sesuai fungsinya Bakorkamla akan mewujud sebagai Indonesia Sea & Coast Guard atau Penjaga Laut dan Pantai Indonesia.

Badan ini diharapkan terbentuk akhir tahun 2011 sesuai dengan amanat UU No 17/2007 tentang pelayaran. Diakui transformasi Bakorkamla menjadi Sea & Coast Guard memang tak mudah. Keselarasan dan kesolidan antar 12 pemangku kepentingan tak bisa ditawar lagi.



(Tribun)


Jelang Pilpres Panglima TNI Minta Prajurit Jaga Soliditas dan Tak Terprovokasi

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, konteks dinamika politik nasional, dirinya meminta para Jenderal, Laksamana dan Marsekal untuk mengikuti dan berpedoman pada setiap statement yang Panglima TNI sampaikan di publik.

Jelang Pilpres Panglima TNI Minta Prajurit Jaga Soliditas dan Tak Terprovokasi

Selanjutnya didesiminasikan kepada seluruh prajurit, agar para perwira, serta seluruh prajurit tidak miskin informasi dan berbeda persepsi dalam menilai berita yang berkembang di media, khususnya tentang posisi TNI dalam Pemilu 2014.

Dalam kaitan tersebut, Panglima TNI menekankan dan menegaskan kepada seluruh para perwira bahwa netralitas TNI tidak bergeser sedikitpun, dan komando kendali TNI sepenuhnya berada di tangan Panglima TNI, sehingga tidak ada prajurit TNI yang blok-blokkan terhadap aliran-aliran politik apapun, sebagaimana isu yang berkembang di media massa baru-baru ini.


"Untuk itu, sekali lagi jaga soliditas dan jangan terpengaruh oleh provokasi-provokasi klasik, yang dimainkan oleh kelompok kepentingan tertentu, dan jaga kesiapsiagaan satuan sesuai tingkatan siaga yang telah ditetapkan," kata Moeldoko dalam upacara kenaikan pangkat 25 perwira tinggi di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Dirinya menjelaskan, untuk perwira agar mengembangkan diri dan melahirkan kreativitas pencapaian pelaksanaan tugas, sesuai besaran tanggung jawab yang saat ini disandang.

Menurutnya, kreativitas itulah yang membedakan antara pemimpin dan manajer. Manajer bukan pemimpin, tetapi pemimpin memiliki kemampuan manajerial dalam mengembangkan peran, skill dan memiliki perspektif untuk mencapai keberhasilan tugas, serta memiliki integritas dan akseptabilitas terhadap semua lingkungan.

"Inilah ciri seorang prajurit yang dianugerahi kenaikan pangkat dan diangkat sebagai pemimpin," kata Moeldoko.

Oleh karena itu, Panglima TNI berharap kepada para Jenderal, Laksamana dan Marsekal untuk mengerahkan segala kemampuan tersebut, guna mewujudkan empat short cut kebijakan yang telah Panglima TNI tetapkan sejak dini, minimal bisa mewujudkan dua kebijakan di satuan masing-masing.

"Yaitu membangun interoperabilitas TNI dan upaya mengeliminasi ego sektoral, yang keduanya merupakan substansi paling esensi dari pembangunan kemampuan dan kekuatan TNI," katanya. (Tribun)


14 Mei, 2014

Yonif 516 Mekanis Kodam V Ditargetkan Miliki 52 Kendaraan Tempur Anoa

Pengadaan kendaraan tempur (ranpur) milik TNI AD akan terus ditingkatkan. Seperti ranpur yang ada di Yonif 516 Mekanis Kodam V/Brawijaya, yang diharapkan pada 2015 tersedia 52 ranpur Anoa untuk mendukung penjagaan teritorial di Surabaya dan Jawa Timur.

Yonif 516 Mekanis Kodam V Ditargetkan Miliki 52 Kendaraan Tempur Anoa

"Sesuai perkembangan yang sudah maju, terutama di Jawa Timur khususnya Kota Surabaya, sehingga kita menilai perlu ada batalyon mekanis di Kota Surabaya, yang tepatnya adalah batalyon 516," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman di sela-sela kunjungannya di Yon 516, komplek Makodam V Brawijaya, Rabu (14/5/2014).


Ia menerangkan, kehadiran Yonif 516 Mekanis adalah untuk mendukung pertempuran, yang membutuhkan seperti kecepatan, presisi, manuver personil. "Dengan adanya Anoa untuk kecepatan manuver dan perlindungan pada personil yang bertugas, sehingga nyawa manusia menjadi berharga," tuturnya sambil menambahkan, tugas pokok dan fungsi Yonif 516 Mekanis ini sama seperti sebelum menjadi yonif mekanis.

Budiman menerangkan, saat ini masih ada 6 unit Anoa di Yonif 516 Anoa dari rencana ketersediaan 52 Anoa pada akhir Tahun 2015 yang terdiri untuk ambulans, yang terdapat mortirnya hingga untuk recorvery.

"Untuk 1 batalyon itu ada 52 unit. Sekarang sudah ada 6 unit Anoa. Dengan adanya 6 unit ini, mudah-mudahan mereka sudah mempersiapkan latihan-latihannya, sehingga personilnya sudah siap dan tinggal dilaksanakan," tandasnya sambil menambahkan, selain Yonif 516 Mekanis di Surabaya, TNI AD akan menambah kekuatan yonif mekanis di kota Malang dan Kediri. (Detik)


Indonesia Dianggap Mampu Jadi Pemimpin Dunia

Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kerjasama Indonesia dan China, J. Stapleton Roy, menganggap Indonesia bisa jadi pemimpin dunia. Hal tersebut disampaikan saat forum terbuka USINDO di Jakarta.

Indonesia Dianggap Mampu Jadi Pemimpin Dunia

"Dengan kapasitas yang dimiliki Indonesia. Indonesia mampu menjadi pemimpin di wilayah regionalnya dan bahkan dunia," ucapnya di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Hal tersebut berdasarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga didorong dengan sumber kekayaan yang dimilikinya.


Tidak menutup kemungkinan, Indonesia bisa menjadi pemimpin dunia. Kebijakan luar negeri Indonesia pun kini mulai diakui di dunia Internasional. Terkait masalah Laut China Selatan pun Indonesia turut mengambil peran.

Indonesia dan AS akan bekerjasama untuk mengatur hukum internasional di Laut China Selatan. Hal tersebut dilakukan untuk menstabilkan kondisi di kawasan Laut China Selatan. Upaya ini bertujuan apabila terjadi konflik tidak berdampak ke wilayah lainnya.

Menurut informasi adanya sumber minyak dan gas sebagai pemicu China mengklaim wilayah Laut China Selatan sebagai teritorialnya. (OkeZone)


Mengenal Lebih Dalam MRAP Bushmaster Kopassus

Mengenal Lebih Dalam MRAP Bushmaster Kopassus

soal MRAP , kategori kendaraan yang satu ini menjadi alutsista paling laris manis di dua palagan. Bayangkan, dari jumlah hitungan jari pada 2007, jumlah total MRAP yang digelar AS saja sudah mencapai 27.740 kendaraan. Sebanyak 24.000 MRAP yang digelar AS di Irak dan Afghanistan dalam program MRAP membuktikan bahwa kendaraan konsep lama yang dibungkus baru ini menjadi resep manjur untuk mengatasi ancaman IED. Dan untuk Bushmaster, Australia berhasil menemukan keseimbangan antara proteksi, kenyamanan, dan fungsi kendaraan untuk menjalankan misi yang dibebankan kepadanya. Untuk Indonesia sendiri sebanyak 3 unit Bushmaster telah siap dioperasikan Satuan Penanggulangan Teror Kopassus.

Soal proteksi, ini adalah inti dan merupakan alasan keberadaan bagi sebuah MRAP. Bushmaster PMV sudah mengaplikasikan proteksi maksimal untuk sekujur tubuhnya. Rating armor untuk MRAP kebanggaan Australia ini sudah mampu melindungi penumpangnya dari terjangan peluru 7,62x51mm NATO. Resep rahasia dari kulit keras Bushmaster adalah baja khusus yang diperkeras buatan perusahaan Bisalloy yang bermarkas di Illawara. Bajanya sendiri diperoleh dari racikan pabrikan baja komersial Bluescope, dan ditambah setengah volume baja yang diimpor dari Republik Rakyat Cina. Baja ini kemudian diolah oleh Bisalloy dengan metode desulfurisasi dan vacuum degassing untuk menghilangkan kandungan sulfur, hidrogen, oksigen, dan nitrogen untuk merapatkan molekul bisalloy. Pemrosesan dilanjutkan dengan metode pemanasan sampai 900oc di dalam tungku khusus berbahan bakar gas alam dan kemudian didinginkan secara langsung di dalam air. Setelah dikeluarkan, bajanya masih diberikan treatment berupa shot blast untuk menghilangkan tonjolan-tonjolan partikel kasar pada pelat jadi. Proses ini mengubah struktur molekul menjadi lebih rapat, dengan produk akhir berupa pelat baja bernama Bisplate yang mampu menahan hantaman peluru ball 7,62x51mm serta tahan terhadap terpaan cuaca.

Bagi para penumpangnya dan prajurit yang pernah merasakan naik Bushmaster, semuanya akan mengungkapkan satu kata yang sama: nyaman. Dimulai dengan ukuran headroom yang mencapai 1.415mm, orang yang tinggi pun tidak harus menundukkan kepala saat duduk di kabin Bushmaster. Tiap prajurit duduk dalam kursi individual yang disusun berhadap-hadapan buatan Stratos. Bucket seat berwarna hitam ini terbuat dari thermoplastic dan tidak menempel ke permukaan dek kendaraan, sehingga saat ranjau meledak, impaknya tidak akan ditransfer seluruhnya ke tubuh penumpangnya. Ini adalah faktor krusial mencegah cedera parah penumpang kendaraan tipe MRAP. Setiap kursi didesain secara ergonomis dengan model individual dan dilengkapi sabuk pengaman, sehingga penumpang betah duduk selama perjalanan. Di bagian bawah setiap kursi biasanya ditambahkan kantung kanvas untuk menyimpan cadangan amunisi, peralatan medis, atau kotak peluru. Di antara kursi disediakan rak-rak untuk menggantungkan senapan serbu F88 Austeyr atau F89 Minimi.

(foto: IKAHAN)

Untuk bidang pandang dari dalam kendaraan, boleh dikatakan Bushmaster mampu mempertahankan situational awareness dari penumpangnya. Untuk kaca depan, tersedia satu kaca besar (slab) yang memanjang tanpa adanya frame pada bagian tengahnya, sehingga pandangan keluar dari pengemudi dan kendaraan relatif tak terhalang. Di sisi kiri dan kanan kendaraan, disediakan satu jendela bagi pengemudi dan komandan kendaraan, serta dua jendela untuk sisi penumpang. Seluruh kacanya memiliki rating anti peluru 7,62x51mm dan impak terhadap ledakan ranjau sekelas Claymore. Namun begitu, jangan harap bisa menurunkan kaca jendela, karena tebalnya kaca yang dipantek pada frame baja.

Pengemudi Bushmaster pasti merasa senang saat mengendarai MRAP yang satu ini. Maklum saja, walaupun tubuhnya gambot dan berbobot 10 ton, kendaraan tahan ranjau ini dihela oleh mesin diesel enam silinder Caterpillar 3126E ATAAC berdaya 330hp/ 246kW pada torsi 2.400rpm. Mesin dengan turbocharger ini dikawinkan dengan sistem transmisi otomatis ZF, sehingga memudahkan pengemudi dalam mengendalikan kendaraannya. Dengan rasio tenaga berbanding bobot mencapai 30-33hp/ ton, maka mudah saja Bushmaster dipacu sampai kecepatan 110km/ jam di jalanan aspal, dan kecepatan maksimal 120km/ jam. Dengan tangki bahan bakar besar di sisi kiri, di bawah jendela danran, maka Bushmaster mampu menempuh jarak sampai 1.000km, atau memenuhi radius jangkau untuk tiga hari penugasan. Kenyamanan penumpang juga semakin dimanjakan berkat penggunaan sistem suspensi double wishbone independen buatan Meritor/ Timoney. Kapasitas beban setiap sumbu adalah 7.700kg, atau melebihi kapasitas total dari Bushmaster. Daya tahan sistem suspensinya cukup mengagumkan, mampu menahan impak ledakan HE setara dengan 9,5kg TNT sehingga menambah faktor keamanan keseluruhan kendaraan.

Di antara puluhan MRAP yang ditawarkan berbagai pabrikan, Bushmaster memiliki kemampuan untuk digelar dengan pesawat taktis sekelas C-130H Hercules, yang menjadi tulang punggung dari berbagai Angkatan Udara di dunia, termasuk Indonesia. Ini tentunya merupakan satu keunggulan desain, dimana penggelarannya hanya membutuhkan dukungan logistik secukupnya, dan mampu digelar ke berbagai titik dalam waktu singkat. Begitu kompaknya Bushmaster, helikopter gambot Rusia Mi-26 bahkan mampu menampung MRAP Australia ini di perutnya, yang dibuktikan dalam operasi Slipper di Tarin Kowt, Afghanistan pada bulan Maret tahun 2010. Satu Bushmaster milik Special Operations Task Group harus dievakuasi, dan hanya dengan persiapan singkat, Bushmaster sudah naik ke ruang kargo heli terbesar di dunia saat ini. (ARC)


Prajurit Korps Marinir TNI AL Mendarat di Pantai Banongan

Prajurit Korps Marinir TNI AL Mendarat di Pantai Banongan
Prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan pendaratan amfibi di pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Selasa (13/05/2014).

Pendaratan amfibi prajurit Korps Marinir TNI AL yang disaksikan Kadis Komlek Kormar Kolonel Marinir Baedowi, Komandan Menkav-1 Mar Letkol Mar Herkulanus Herry Sintarto, Kabag Renhar Diskmlek Kormar Letkol Mar Edy Cahyo, Pabanren Sops Kormar Letkol Mar Mauriadi, Pasops Menkav-1 Mar Letkol Mar Kusyuwono, Taruna Akademi TNI Tingkat IV, Siswa IPDN dan sejumlah mahasiswa yang sedang mengikuti Latsitardanus tersebut merupakan latihan Parsial menjelang Latihan Gabungan TNI tahun 2014.


Dalam pendaratan amfibi yang dipimpin Komandan Pasrat Letkol Marinir Agus Gunawan Wibisono, PKBT Letkol Mar Aris Budiadi, Danyon Armed Letkol Mar Kurniawan B.C.P tersebut, selain melibatkan prajuritnya, Korps Marinir TNI AL juga menurunkan material tempurnya, diantaranya 10 unit BMP-3F, 3 unit PT-76 M, 24 unit BTR-50, 4 unit Kapa K-61, 2 unit Kapa PTS, 4 unit How-105 mm dan 1 unit RM-70 Grad serta 2 buah perahu karet beserta motor tempelnya.

Seluruh personel dan material tempur Korps Marinir TNI AL melaksanakan latihan Parsial dalam rangka persiapan Latihan Gabungan TNI tahun 2014 dengan menggunakan KRI Makassar-590, KRI Teluk Ende-517, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Mandar-514 dan KRI Teluk Sampit-515, selain itu ada KRI Pulau Rupat, KRI Pulau Rengat dan KRI Rimau.

Latihan pendaratan amfibi diawali dengan taklimat dari Pangkogasgabfib “Daratkan Pasukan Pendarat” kemudian dilanjutkan dengan bantuan tembakan kapal, setelah itu meluncurlah Tank Amfibi PT-76 dan BMP-3F pada gelombang pertama pendaratan, kemudian diikuti gelombang dua dan tiga pendaratan yaitu BTR-50, dilajutkan Sekoci Pendarat Pasukan sebagai gelombang keempat, pada gelombang lima dan enam 4 unit Kapa-61 yang membawa senjata Howitzer 105 mm dan pada gelombang terakhir satu buah LCU dengan membawa roket multi laras RM 70 Grad.

Setelah semua personel dan material tempur sudah mendarat, dilanjutkan dengan penembakan Howitzer 105 mm dan roket RM 70 Grad dari pantai Banongan dengan sasaran berada di daerah latihan Puslatpur Korps Marinir Baluran yang berjarak 20 km. (Marinir)









 


Laga Rafale TNI AU vs Rafale TUDM

by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014

Mengintai Jendela Tetangga:
LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM


Sejatinya, hari ini adalah hari libur. Kesempatan emas saya untuk mencurahkan kebahagiaan, kehangatan dan kecintaan bersama keluarga. Tapi tidak untuk saat ini..! Kemarin pagi, sebuah amplop berwarna cokelat tergeletak di atas meja kerja. Boss besar saya telah menyampaikan pesan pentingnya melalui email. Kami tidak sempat bertemu sebelum beliau bertolak ke Jedah, sementara saya masih berada di Brunei.


Laga Rafale TNI AU vs Rafale TUDM

Hanya pesan biasa, tidak ada hal yang istimewa. Rincian menu Perancis untuk makan siang dan wine yang special. Hal yang sedikit mengerutkan kening adalah karena disitu ada bagian yang diwarnai sebagai tanda penekanan: “Keep it as a VIP order.” sambil merujuk pada nilai transaksi yang dalam bentuk dollar dan terbilang besar. Melihat pihak mana yang bertransaksi, saya hanya bisa mengangguk tanda maklum.


Namun tadi pagi sehabis joging, saya membaca artikel bung Narayana yang mengulas tentang rencana TNI AU yang akan mengakuisisi pesawat tempur Rafale F2 sebanyak 20 unit. Spontan lidah saya yang biasanya hanya bertutur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, tadi pagi tiba-tiba saya terdorong untuk untuk bertutur dalam bahasa Perancis. Isteri saya yang melihat gelagat itu menjadi heran dan bertanya-tanya. Untunglah, isteri saya adalah wanita muslim Iran yang lahir dan besar di Bordeaux, Perancis. Jadi soal bahasa Perancis, mungkin dia jagonya. Hahaha..!

Sepanjang perjalanan ke kantor, pikiran saya terus menerawang. Meraba-raba siapa saja sosok yang akan saya temui nanti. Termasuk, pertanyaan apa yang mungkin bisa saya sampaikan dalam kesempatan tersebut.

Tidak terasa, kesibukan di dapur akhirnya sudah memasuki tahap finishing. Appetizer, soup, salad, cheese, maincourse, pasta, dessert, fruits, cake and pudding, coffee and tea, wine, cigar, hingga ke garnishing dan flowers, semua sudah stand by di atas serving table. Beberapa chef terbaik yang kami miliki, semua sudah siap membantu saya untuk membuat dan menyajikan hidangan terbaik dan menarik dari kami.

Tibalah saatnya, satu per satu tamu VIP yang kami nantikan mulai memasuki area dining room, yang sudah diset sedemikan rupa, sehingga terasa lebih indah dan elegan. Kami pun beraksi, menu demi menu kami keluarkan, hingga tinggallah mereka tersandar di atas kursi dengan perut yang kekenyangan, sembari mengobrol menikmati cerutu, minuman hangat dan cemilan kecil. Pada saat itulah, saya keluar untuk menyapa dan berbasa-basi. Satu per satu saya hampiri, bertanya kabar dan lain-lain.

Beberapa di antara mereka, ada yang sudah saya kenal, bahkan ada juga yang sudah sangat akrab. Di artikel saya yang sebelumnya mungkin saya pernah membahas salah satu sosok yang kebetulan pada kesempatan hari ini turut hadir juga bersama para petinggi militer Malaysia, yang apabila sedang berseragam akan terlihat deretan bintang di pundaknya. Saat yang paling mendebarkan adalah ketika saya harus menyapa salah satu pria bule jangkung dan ramah yang diapit oleh para pesohor di Malaysia. Dia adalah Daniel Fremont, CEO Dassault Aviation Malaysia. Ini adalah pertemuan kami yang kedua, setelah sebelumnya saya juga sempat bertemu dalam perhelatan DSA 2014 di PWTC. Senang sekali bisa bertemu lagi dengannya. Apalagi pada kesempatan ini, bisa dibilang dialah sosok sentralnya. Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan salam dari Boss besar saya yang tidak bisa hadir. Saya juga tidak lupa mengucapkan selamat atas keberhasilannya menyelenggarakan event “UAV Siswa Challenge 2013-2014″ yang diikuti berbagai perguruan tinggi di Malaysia. Beberapa pertanyaan ringan pun sempat saya lontarkan.

Pada satu kesempatan, dia keceplosan berbahasa Perancis, sehingga langsung saya kejar juga dengan bahasa Perancis. Praktis, selama beberapa menit kami berkomunikasi dalam bahasa dia. Pertanyaan-pertanyan penting yang sedari rumah sudah disiapkan, berhasil disampaikan dengan baik dan mendapatkan jawaban yang cukup atau bahkan mungkin sangat menggembirakan. Berikut adalah kesimpulan yang saya peroleh:

A. Sebagaimana Indonesia, Malaysia juga akan mengakuisisi pesawat tempur Rafale, dan menyertakan industri lokalnya dalam program offset yang menyertainya.

B. Malaysia akan mengakuisi 18 unit/1 skuadron Rafale, dengan skema leasing yang telah ditawarkan oleh salah satu bank internasional yang bekerja sama dengan bank lokal.

C. Indonesia TERPAKSA/DITUNTUT untuk mengakuisi minimal 20 unit Rafale pada TAHAP AWAL, sebagai prasyarat untuk mendapatkan TOT pada salah satu teknologi penting tertentu, yang akan dikerjakan oleh PT DI.

D. Indonesia tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk TOT, tetapi seluruh nilai offset akan dialihkan untuk mendapatkan teknologi penting tertentu yang telah disepakati.

E. Mengingat 20 unit Rafale yang dipesan ini adalah pesanan tahap awal, berarti akan ada kontrak wajib untuk pesanan lain pada tahap-tahap berikutnya.

F. Yang justru menjadi pertanyaan terpenting dan terbesarnya adalah, berapa unitkah jumlah total Rafale yang dipesan oleh TNI AU pada Dassault Aviation?
(Untuk membantu agar lebih mudah mendapatkan jawabannya, bagaimana kalau kita rame-rame karungin Bung Narayana?) Hehehe..! Maaf cuma gurau Bung..!

Tidak terbayang bagaimana gemuruhnya angkasa raya Indonesia, manakala pespur-pespur itu berkejaran membelah langit dan merajut setiap jengkal kedaulatan yang terbentang luas di atas bumi khatulistiwa. Kali ini kita akan lebih gagah, meskipun sang tetangga turut memilikinya, bahkan rumah baru untuk mereka pun telah tuntas dibina.

Untuk pengetahuan semuanya, Malaysia baru saja meresmikan terbentuknya Markas Pemerintahan Wilayah Timur, atau kalau dibahasa Indonesiakan, mungkin artinya kurang lebih sama dengan Markas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan di bagian Malaysia Timur, yang berkedudukan di Muara Tuang, kota Samarahan, Sarawak, Malaysia. Pada awal pendiriannya, konon tempat ini diperuntukan sebagai reaksi sekaligus juga langkah antisipasi terhadap kemungkinan semakin maraknya pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Sulu. Namun sahabat saya di Brunei mempertanyakannya, jika tujuannya untuk menghadapi pemberontak di Sabah, mengapa mereka mendirikannya di Sarawak, yang justru lebih dekat dengan Brunei dan Indonesia. Mau nangkis serangan dari Philipine, atau dari Brunei dan Indonesia?.

Yang jelas, menurut kabar burung yang nyangkut di pohon, Markas Pemerintahan Wilayah Timur, adalah sebuah soft reaction atas rencana strategis Indonesia yang akan segera membentuk beberapa Kogabwilhan, selain juga didorong oleh adanya aktifitas modernisasi fasilitas militer milik Brunei. Selamat bakar jagung, bung..! Hehehe..!
 

(by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 | JKGR )