18 April, 2014

Kapal Militer Iran Berencana Kunjungi Indonesia

Untuk menunjukan kemampuan militer, Iran berencana datangkan kapal-kapal militer ke Indonesia. Namun belum diketahui waktu dari kedatangan perangkat militer Iran tersebut.

Kapal Militer Iran Berencana Kunjungi Indonesia

“Kami merencanakan pada tahun-tahun mendatang akan melakukan kunjungan dari kapal-kapal militer kami ke Indonesia,” tutur Atase Militer Kedubes Iran Ali Maktabi Fard pada Perayaan Ulang Tahun tentara Nasional Republik Islam Iran di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu 16 April 2014.

Namun sepertinya rencana belum akan terwujud dalam waktu dekat. Rencana tersebut dilakukan setelah adanya persetujuan yang diberikan oleh para pejabat Indonesia yang terkait.


Saat ini pihak Iran sedang menyusun programnya. Diharapkan rencana kunjungan ini akan mendapatkan tanggapan positif dari Indonesia.

Untuk memenuhi persediaan persenjataan dan alat militer yang diperlukan, Iran memanfaat kan industri lokal setelah negara tersebut mendapatkan sanksi dari negara-negara Barat.

“Saya percaya kaum muda di Republik Islam Iran akan membuahkan hasil yang besar,” tambahnya.

Indonesia dan Iran sudah cukup lama menjalin kerjasama di berbagai bidang khusnya dalam bidang militer. Pemerintah Iran juga mengakui Indonesia memiliki potensi besar dalam urusan pertahanan. Iran berharap kerjasama tersebut mampu mencapai apa yang menjadi kepentingan bersama. (OkeZone)


TNI AU Akan Kembalikan Kedaulatan Udara dari Negara Asing

Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia membuka seminar Internasional Air Power 2014 di klub eksekutif Persada Purnawira, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 17 April 2014.

TNI AU Akan Kembalikan Kedaulatan Udara dari Negara Asing

Salah satu tujuan seminar ini adalah untuk mendorong percepatan pengembalian wilayah kedaulatan udara nasional yang selama ini masih dikendalikan oleh pihak asing. Bagus Putu berharap akan adanya suatu diskusi yang diwadahi untuk membahas khususnya mengenai pentingnya Flight Information Region (FIR) agar dikendalikan Indonesia.

"Bagi kami, akan lebih bagus FIR itu dikontrol oleh Indonesia," tegasnya saat konferensi pers. Bagus Putu menjelaskan pihaknya sudah mengajukan konsep ke Mabes TNI dan sedang disempurnakan lalu diajukan Presiden Republik Indonesia.


Angkatan Udara Indonesia akan siap pada 2024, tapi menurut beberapa pihak waktu itu terlalu lama. "Semakin dekatnya pemberlakuan ASEAN Open Sky Policy 2015, kita tahun ini sudah harus siap sehingga 2024 sudah total," ujar Ketua penyelenggara seminar, Marsekal Muda (Marsda) TNI (Purn) Kusnadi Kardi.

Pentingnya Wilayah Udara bagi Kekuatan Bangsa

Menyambut hari jadi ke-68 TNI AU, Air Power Centre of Indonesia (APCI) mengadakan seminar Internasional Air Power 2014 yang bertajuk Kedaulatan Udara merupakan Suatu Prioritas bagi Keamanan Nasional Indonesia di Klub eksekutif Persada Purnawira, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 17 April 2014.

Ketua penyelenggara seminar, Marsekal Muda (Marsda) TNI (Purn) Kusnadi Kardi, mengatakan wilayah udara seperti halnya wilayah kelautan. Jika kita kalah perang di udara, Indonesia akan kalah perang. "Kita sebagai bangsa harusnya mempunyai jati diri. Ini saatnya kita bangkit bahwa wilayah udara sangat penting," kata Kusnadi.

Ia menambahkan dirinya tidak yakin jika Indonesia tidak berusaha, akan diamankan oleh aset yang kita miliki. Kusnadi menjelaskan saat ini wilayah udara kita dikendalikan Singapura. "Oleh karena itu, saya kira sejak kini kita harus ada kepedulian untuk ke depannya mempunyai kemauan. Ini sebagai starting point untuk memajukan national air power," tegasnya.

FIR

FIR adalah suatu ruang udara dengan batas batas tertentu yang telah ditentukan, dimana pelayanan informasi penerbangan (flight information service) dan pelayanan siaga (alerting service) diberikan. Pengendalian wilayah udara bersifat horizontal maksudnya adalah peredaran berita dilakukan antar stasiun penerbangan di dalam wilayah udara yang ditentukan.

Indonesia memiliki ruang udara seluas 2.219.629 NM persegi dan mengoperasikan 2 (dua) wilayah FIR yaitu FIR Jakarta dan FIR Makassar dan masih dibantu oleh FIR Singapura untuk ruang udara sektor a, b dan c (wilayah diatas Batam, Matak, dan Natuna). Konfigurasi FIR lihat pada gambar atas.

Pada penerapannya, FIR memiliki unit-unit ATS (air traffic service) yang bernaung di bawahnya dan terintegrasi dalam sebuah jaringan yang terdiri dari communication centre station, sub communication station, dan tributary station. (Artileri)


Kronologi Polemik Permintaan Maaf Panglima TNI ke Singapura

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko membantah meminta maaf kepada Singapura terkait pemberian nama Kapal Republik Indonesia (KRI) Usman-Harun.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat diwawancarai oleh Koresponden Channel News Asia di kediamannya di Jakarta Pusat
Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat diwawancarai oleh Koresponden Channel News Asia di kediamannya di Jakarta Pusat
Akibat pemberitaan Channel News Asia yang berjudul "Indonesian Armed Forces Chief Expresses Regret Over Naming of Warship", Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) langsung menyambut baik permohonan maaf Panglima TNI.

Melalui Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya, Panglima TNI mengatakan bahwa Koresponden Channel News Asia salah menafsirkan pernyataannya saat wawancara di kediamannya di Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.


Hasil wawancara tersebut selanjutnya ditayangkan oleh Channel News Asia pada hari Selasa, tanggal 15 April 2014. Dari pemberitaan tersebut diakses oleh beberapa media massa dengan menurunkan judul berita "Panglima TNI: Permintaan Maaf ke Singapura".

Berdasarkan hasil rekaman wawancara Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dalam bentuk transkrip maupun rekaman audio, telah terjadi kekeliruan Koresponden Channel News Asia dalam menafsirkan kalimat yang disampaikan Panglima TNI.

Berikut ini adalah salah satu kutipan pertanyaan dan jawaban Panglima TNI:

Koresponden Channel News Asia :

Soal yang  terakhir bapak, saya kembali pada Bilateral tadi, jadi ke depan masih juga Indonesia (TNI) penamaan kapal itu diteruskan juga dan dua SAF dan TNI sudah ada komunikasi? Dan Low Intensity situation ini tidak akan keluar dari jalur yang sewajarnya.

Jawaban Panglima TNI : 
Saya pikir itu sebuah keputusan kami bahwa Usman- Harun tetap penamaan itu dan sekali lagi mohon maaf bahwa apa yang telah kami pikirkan tidak sama sekali berkaitan dengan membangun emosi kembali, tidak.

Yang kedua bahwa hubungan kedua negara telah ada recovery pendekatan-pendekatan antara Pimpinan, antar Leader, antara saya dengan Panglima SAF dan kondisi sekarang sudah menuju ke Low intensity emosi,  saya kira ini harus dijaga, tidak perlu lagi dari rekan rekan dari Singapura melakukan hal hal yang tidak produktif, kami juga seperti itu. Saya kira kita pada posisi yang saling menjaga, saling menghormati dan saling percaya.
 

Namun, pernyataan Panglima TNI tersebut ditafsirkan oleh reporter Channel News Asia bahwa Panglima TNI meminta maaf atas penamaan KRI Usman-Harun kepada Pemerintah Singapura.

Padahal maksud dari pernyataan Panglima TNI tersebut adalah permohonan maaf atas tidak dipenuhinya permohonan penangguhan penamaan KRI Usman-Harun yang sudah final dan tidak akan berubah.

"Sekali lagi bukan permohonan maaf Panglima TNI kepada pemerintah Singapura atas penamaan KRI tersebut," tegas Kapuspen TNI. (VivaNews)


Langgar Wilayah Laut RI, Komandan Australia Dipecat

Angkatan Laut Australia memecat seorang komandan senior yang terlibat dalam pelanggaran wilayah laut Indonesia beberapa waktu lalu. Seorang perwira lain terkena sanksi administratif terkait beberapa pelanggaran wilayah yang terjadi pada Desember 2013 dan Januari 2014 itu.

 Langgar Wilayah Laut RI, Komandan Australia Dipecat

Saat itu angkatan laut Australia berpatroli mencegah datangnya para manusia perahu yang datang dari Indonesia. Rata-rata berasal dari Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, mereka ingin menyelundup ke Negeri Kanguru itu untuk mendapat penghidupan layak dengan alasan nyawa mereka terancam akibat konflik di negara asal.

Menurut harian The Guardian, pemecatan atas komandan angkatan laut tersebut diumumkan oleh panglima angkatan laut Australia, Laksamana Madya Ray Griggs, Kamis ini. "Setiap perwira komandan yang terlibat dalam patroli tersebut tahu bagaimana bertindak sesuai prosedur. Tapi, saya minta mereka menerapkan standar yang tertinggi," kata Griggs.


"Tindakan ini pada dasarnya bukan sebagai hukuman, namun semata-mata untuk menegakkan standar profesional dalam jajaran Angkatan Laut Australia," lanjut Griggs, yang mengumumkan kebijakannya itu lewat buletin resmi kesatuannya, Navy Daily, hari ini. Namun Griggs tidak menyebutkan identitas dua perwira komandan yang terkena sanksi.

Angkatan Laut Australia menyatakan, para komandan kapal patroli sudah diberitahu untuk tidak melanggar kedaulatan laut Indonesia saat menjalankan tugas. Namun pelanggaran itu ternyata terjadi.

Pengumuman Angkatan Laut ini muncul bersamaan saat harian Guardian Australia mengungkapkan, salah satu kapal patroli milik bea cukai Australia diketahui melanggar batas laut Indonesia lebih jauh dari yang diungkapkan secara resmi. Beberapa waktu lalu pemerintah Australia secara resmi mengakui kapal-kapal patroli mereka beberapa kali melanggar wilayah laut Indonesia.

Salah satu kapal, The Ocean Protector, masuk ke wilayah Indonesia sejauh 9 km dari perbatasan maritim dan hanya 27 km dari suatu pantai di Indonesia. Menurut laporan Guardian Australia, kapal itu bahkan terlihat dari Pelabuhan Ratu di Jawa Barat pada 14 Januari 2014.

Menurut hukum laut internasional, suatu negara berhak menguasai hingga 12 mil laut dari titik pantai terluar. Setiap kapal asing yang masuk harus mendapat persetujuan dari negara bersangkutan.

Pelanggaran batas laut Indonesia oleh kapal patroli Australia itu terjadi di tengah retaknya hubungan diplomatik kedua negara akibat skandal penyadapan intelijen Canberra atas Jakarta. Imbasnya, untuk sementara kerjasama Indonesia dan Australia dalam penanganan penyelundupan manusia perahu secara resmi ditangguhkan. (VivaNews)


Guru Besar UI hargai penjelasan Panglima TNI Terkait Penamaan KRI Usman-Harun

Guru Besar UI Hikmahanto Juwana menghargai penjelasan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang menyebutkan tidak pernah meminta maaf kepada pemerintah Singapura terkait penamaan Kapal RI TNI AL Usman-Harun saat diwawancara wartawan NewsAsia.

Guru Besar UI hargai penjelasan Panglima TNI Terkait Penamaan KRI Usman-Harun

Hikmahanto di Jakarta, Kamis, menyebutkan rupanya wartawan Singapura yang mewawancarai telah salah menerjemahkan kata "maaf" yang disampaikan oleh Panglima TNI dari yang seharusnya "pardon" menjadi "regret".

Bila mencermati wawancara Panglima TNI yang dilakukan dalam Bahasa Indonesia, katanya, memang Panglima TNI ingin bersikap sopan karena pemirsa adalah warga Singapura sehingga mendahului pernyataannya bahwa Indonesia tetap menggunakan nama Usman-Harun untuk KRI dengan kata "maaf".


Klarifikasi yang telah diberikan oleh Panglima TNI patut dihargai dan publik Indonesia tidak perlu gusar, katanya.

Pemerintah Singapura, khususnya Menteri Pertahanan Ng Eng Hen, tidak seharusnya buru-buru merespons dengan menyambut baik permohonan maaf Indonesia melalui Panglima TNI berdasarkan suatu wawancara.

Dalam etika diplomatik seharusnya pernyataan maaf dari suatu pemerintah dilakukan melalui saluran-saluran resmi.

Belum lagi seharusnya Menhan Singapura tahu bahwa bila ada pernyataan maaf dari pemerintah Indonesia maka hal tersebut dilakukan oleh Menhan atau Menlu Indonesia, katanya.

Panglima TNI tidak memiliki domain untuk mengatasnamakan pemerintah Indonesia dalam kaitan dengan permintaan maaf kepada negara lain.

Publik dan media Indonesia diharapkan tidak terjebak dengan pernyataan media dan Menhan Singapura seolah-olah Panglima TNI tidak menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia.


Sumber : AntaraNews


KRI Frans Kaisiepo Latihan Manuver Taktis di Laut Mediterania

KAPAL Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 yang terlibat dalam misi penjaga perdamaian di Lebanon Maritime Task Force (MTF) Kontingen Garuda XXVIII-F melaksanakan latihan manuvra taktis bersama unsur Combined Task Force (CTF) 448 di Area of Maritime Operation (AMO) Laut Mediterania, Rabu (16/4).

KRI Frans Kaisiepo Latihan Manuver Taktis di Laut Mediterania

Pada kesempatan tersebut unsur-unsur CTF 488 berlatih Miscellaneous Exercise (Miscex 831) yaitu latihan manuver taktis tanpa gerakan (paper non maneuvering) bersama.


Latihan selama dua jam ini diikuti empat kapal perang dari empat negara yaitu TCG Bartin (Turki), KRI Frans Kaisiepo–368, BNS Madhumati (Bangladesh), dan FGS Frettchen (Jerman). Dalam latihan ini kapal perang Turki TCG Bartin menjadi Officer Conducting Serial (OCS).

“Kegiatan ini bertujuan melatih ketrampilan perhitungan olah gerak taktisprajurit United Nation matra laut dalam melaksanakan misi operasi maritim di perbatasan laut Israel – Lebanon,” kata Komandan KRI Frans Kaisiepo Letkol Laut (P) Nanno Suawardi seperti dilansir dalam siaran pers Kadispenarmatim Laetkol Laut (KH) Drs. Yayan Sugiana. (Jurnas)


17 April, 2014

Polri siapkan 355.000 personel amankan Pilpres

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyiapkan sekitar 355.000 personel di seluruh Indonesia untuk melaksanakan pengamanan di setiap tahapan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014.

Polri siapkan 355.000 personel amankan Pilpres

"Jumlah personel bersama satuan cadangan sebanyak 355 ribu dari seluruh Indonesia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar ditemui di sela-sela diskusi mengenai Pemilu di Polda Bali, Kamis.

Menurut dia, jumlah tersebut akan ditambah dengan 23 ribu personel dari TNI di seluruh Indonesia yang siap mendukung polisi dalam melaksanakan pengamanan Pilpres.


Adapaun tahapan pengamanan Pilpres tersebut mulai dari masa kampanye, masa tenang, pemungutan suara, penghitungan suara, hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Oktober 2014.

Polisi, lanjut dia, juga telah menyiapkan satuan tugas yang melekat untuk jumlah perkiraan enam pasangan calon presiden dan wakil presiden menurut ketetapan KPU.

"Jumlah itu nanti tergantung ketetapan KPU. Tim pengamanan itu terdiri dari pengamanan terbuka dan tertutup," ucapnya.

Selain satuan tugas untuk kandidat, kata Boy, juga akan disiagakan dokter pribadi, perawat dan pengawalan dari satuan polisi lalu lintas.

"Untuk kegiatan kampanye dan masa tenang serta pemungutan suara dilakukan jajaran satuan wilayah Polda dengan jajaran TNI," imbuhnya.

Lebih lanjut jenderal dengan bintang satu itu menjelaskan bahwa polisi juga telah mengantisipasi adanya gangguan keamanan dan ancaman seperti ancaman teroris yang dikhawatirkan mengganggu jalannya pemilihan kepala negara.

Ia mengungkapkan bahwa kerawanan bisa saja terjadi saat penghitungan suara yang bisa meruncing potensi kerawanan.

"Saat penghitungan suara ada kerawanan yang bisa meruncing potensi kerawanan makanya kami ajak semua pihak untuk tidak emosional karena semua ada saluran hukum," ucapnya. 



Sumber : Antara


Kenalkan, ini 3 Anggota TNI Cantik yang Siap Menjaga NKRI

Bukan hanya Polri yang punya barisan Polwan cantik. Tapi TNI juga punya anggota pasukan yang cantik. Mereka berdinas di angkatan udara, laut, dan darat. Kenalkan mereka Serda Riyana yang bertugas di Puspom AU, Serda Ulfa yang merupakan staf Wakasal, dan Serda Andi yang merupakan staf Wakasad.


"Sejak awal kami memang berniat masuk TNI," kata Riyana menjawab pertanyaan saat ditemui di sela-sela Defence Services Asia 2014 di Malaysia awal pekan ini.

Riyana perempuan asal Bandung ini sudah bertugas 4 tahun, demikian juga Ulfa yang asal Palembang. Hanya Andi Novita saja yang baru berdinas 3 tahun. Serda Andi Novita berasal dari Makassar.


"Karena kami masih single, kami tinggal di mes," terang Riyani mewakili rekan-rekannya.

Ketiga anggota TNI cantik ini masuk TNI setelah lulus SMA. Mereka langsung mendaftar, mengabdi untuk NKRI. "Tesnya sama seperti yang lain, kaget juga ternyata bisa masuk," timpal Ulfa.

Ketiga anggota TNI cantik ini juga mendapat gemblengan seperti prajurit yang lain. Mulai dari latihan fisik sampai latihan menembak. "Kami juga latihan bela diri, kalau saya karate," terang Riyana.

Dalam balutan pakaian seragam dinas mereka tetap luwes. Ramah menyapa dan murah senyum. Tak sedikit anggota tentara dari negara lain yang mendekat dan minta foto bersama. Dengan sigap para pajurit TNI cantik pun melayani permintaan foto itu.

"Kalau pakai pakaian bebas, jarang yang nyangka kami tentara," tutur Riyana dengan senyum. (Detik)






 


Kelebihan Kapal Perang PKR Buatan PT PAL

Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) atau Fregate yang saat ini sedang dibangun PT PAL akan menjadi salah satu kapal perang andalan TNI Angkatan Laut. Dirakit sebanyak tiga buah, kapal ini merupakan kapal perang yang cukup komplit.


"PKR Fregate ini akan memiliki keahlian dalam peperangan permukaan karena dilengkapi dengan peluru kendali," kata Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AL (KSAL), usai keel laying atau peletakan lunas kapal PKR di galangan PT PAL, Rabu (16/4/2014).

Selain keahlian perang permukaan, kapal ini juga akan dilengkapi dengan peralatan peperangan bawah air dengan senjata utama penghancur kapal selam berupa torpedo. Sebuah helikopter juga akan melengkapi kapal ini yang akan membantu proses peperangan bawah air.


Selain itu, kapal ini juga mampu melakukan peperangan udara dengan senjata rudal anti udara. "Kapal ini juga mampu melakukan peperangan elektronik, jadi memang cukup komplit," kata Marsetio.

Dengan kelengkapan ini, PKR Fregate diharapkan mampu menjadi tumpuan utama TNI AL dalam mengamankan wilayah laut NKRI.

Menurut Marsetio, pembangunan kapal ini merupakan kerjasama antara PT PAL dan perusahaan galangan asal Belanda bernama DSNS. Dalam kerjasama juga dilakukan dengan sistim transfer Of technology, sehingga ke depan PT PAL mampu membangun sendiri PKR secara mandiri.

Untuk membangun PKR kali ini, dibagi dalam enam modul atau bagian. Empat modul dibangun di PT PAL, sedangkan dua modul yang terdiri dari permesinan dan anjungan dibangun di Belanda.

"Jika sudah selesai maka dua modul dari Balanda dibawa ke sini dan akan dirakit di sini dijadikan satu dengan enam modul yang dikerjakan PT PAL," kata Marsetio.

Marsetio menjamin, meskipun sebagian besar modul dibangun di Indonesia, tapi kwalitas tetap sama dengan garapan Belanda, karena pembangunan kapal ini mendapatkan pengawasan khusus dari Belanda.

Kapal dengan panjang 105 Meter ini merupakan Kapal pertama yang dibangun dari 2 kapal pesanan TNI AL yang rencananya akan memakan waktu selama 48 bulan atau diharapkan selesai pada akhir Desember 2016.

Laksda TNI Rachmat Lubis, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan menjelaskan kontrak kerjasama pembangunan kapal PKR/Frigate ini sebesar USD 220 juta yang termasuk di dalamnya pelatihan bagi teknisi PT PAL di dalam negeri dan di Belanda dan perlengkapan bagi Kapal PKR yang sebagian harus merupakan hasil produksi dari Industri Pertahanan Dalam Negeri. Kapal kedua dalam kontrak membutuhkan waktu pembangunan 58 bulan setelah kontrak efektif yaitu diharapkan selesai sekitar Oktober 2017.

"Awalnya pembelian kapal ini sepenuhnya akan dibangun di Luar Negeri, tapi setelah 175 kali dilakukan pembahasan yang cukup lama akhirnya disepakati pembangunnya join dengan PT PAL," kata Rachmat.

Dengan proyek ini, Rachmat yakin industri pertahanan khususnya industri kapal di Indonesia akan segera mandiri dan mampu menyuplai sendiri kebutuhan dalam negeri. (fik/ipg)

Teks Foto :
- M Firmansyah Arifin, Direktur Utama PT PAL (menunjuk, baju batik), bersama Laksamana TNI Marsetio KSAL (menunjuk, baju biru) saat keel laying PKR di galangan PT PAL. (SuaraSurabaya)


PT PAL Lakukan Keel Laying Kapal PKR 105 Pesanan TNI AL

PT PAL Indonesia pada Rabu (16/4/2014) siang telah menandai proses keel laying atau peletakan lunas sebuah kapal perang yang akan diproduksi perusahaan itu.

PT PAL Lakukan Keel Laying Kapal PKR 105 Pesanan TNI AL
Kapal PKR 105

Keel laying sendiri merupakan peletakan lunasatau kalau manusia awam seperti peletakan batu pertama sebuah gedung. Tapi di dunia perkapalan peletakan batu pertama diberinama peletakan lunas atau peletakan keel.

Keel atau lunas sendiri adalah sebuah landasan bawah kapal yang akan dibangun. Dengan peletakan lunas ini maka menandai proses pembuatan kapal itu sendiri.

Kapal yang akan dilakukan peletakan lunas siang ini adalah kapal perang jenis perusak rudal atau biasa disebut PKR.


Kapal ini merupakan bagian dari tiga kapal PKR seri 105 yang diproduksi PT PAL bekerjasama dengan perusahaan kapal DSNS asal Belanda.

Pembuatan kapal sendiri sekaligus sebagai upaya alih teknologi dari industri galangan Belanda ke PT PAL. Karenanya dari 3 kapal perang yang telah dipesan TNI Angkatan Laut ini satu diproduksi PT PAL dan dua lainnya diproduksi di Belanda.

Untuk memproduksi kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) ini, beberapa personel PT PAL juga telah menyelesaikan serangkaian pelatihan di Belanda.

Keel laying sendiri siang ini rencananya akan dilakukan langsung oleh Laksamana TNI Marsetio Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), M. Firmansyah Arifin Direktur Utama PT PAL, serta beberapa pejabat pertahanan lainnya baik dari Indonesia maupun dari Belanda. (SuaraSurabaya)


Panglima TNI Peringatkan Australia Untuk Tidak Kirim Lagi 'Manusia Perahu'

Panglima TNI Moeldoko memperingatkan Australia untuk tidak lagi mengirim para imigran gelap yang mencari suaka di Australia dikembalikan ke Indonesia dengan menggunakan sekoci oranye yang keren.

Panglima TNI Peringatkan Australia Untuk Tidak Kirim Lagi 'Manusia Perahu'

"Panglima tentara Australia sudah berjanji bahwa tidak akan pernah melakukannya lagi, kalau mereka melakukan lagi, protes saya akan lebih keras lagi," tega Moeldoko ditemui usai menghadiri acara The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook Indonesia: The Next Chapter, di Ballroom Four Seasons Hotel, Kuningan, Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Moeldoko tidak mengungkapkan protes keras seperti apa yang akan dilakukannya, jika Australia mengulangi pengiriman 'manusia perahu' ke Indonesia. Namun ia memastikan banyak bentuk protes keras yang akan dilakukannya.


"Bahkan saat Australia mengirim manusia perahu dengan sekoci, panglima TNI Australia ini sekali bertemu dengan saya, saya kuliahin dia, saya tegaskan kami tidak dengan hal itu," ucapnya.

Namun ia mengakui, untuk mengantisipasi hal tersebut tidak terjadi lagi, diperlukan pengawasan perairan Indonesia dengan ketat.

"Tapi, luasnya wilayah dan panjangnya garis pantai itu juga tidak mudah bagi TNI untuk mengawasi, karena keterbatasan alusista. Tapi, yang jauh lebih penting, rasa saling menghormati atas teritorial negara masing-masing itu yang lebih bagus," tutupnya. (Detik)


PT. Pindad Membuka Pintu Kerjasama dengan Arab Saudi

Pada hari Selasa, 15 April 2014, rombongan Kementerian Pertahanan Arab Saudi mengunjungi PT Pindad (Persero). Rombongan diterima oleh Direktur Sistem Senjata Ade Bagdja di Auditorium Gedung Direktorat. Turut hadir dalam acara ini adalah Kepala Divisi Senjata Santa Yusuf dan Kepala Divisi Kendaraan Khusus Edi Purwanto.

PT. Pindad Membuka Pintu Kerjasama dengan Arab Saudi

Rombongan yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Athiyah Saleh Al-Maliki sebagai Chief of Central Committee for the Local Manufacturing ini mengunjungi PT Pindad (Persero) sebagai tindak lanjut ditandatanganinya Defence Cooperation Agreement (DCA) yang telah ditandatangani Republik Indonesia dan Arab Saudi pada tanggal 25 Januari 2014 lalu, yang salah satu poinnya menyangkut kerjasama di bidang industri pertahanan. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih detail mengenai proses bisnis industri pertahanan Indonesia dalam memproduksi produk alutsista. PT Pindad (Persero) menjadi pilihan karena Pindad merupakan perusahaan milik negara yang mendukung penuh kinerja TNI di Indonesia, khususnya di matra darat.


Antusiasme para anggota rombongan terlihat saat berdiskusi mengenai detail proses bisnis PT Pindad (Persero) dengan Direktur Sistem Senjata PT Pindad (Persero). Berbagai macam hal ditanyakan oleh para anggota rombongan mengenai detail kapabilitas produk, desain produk, pengujian produk, ekspor produk ke macanegara, sistem sertifikasi kualitas produk, sumber daya manusia, hingga posisi PT Pindad (Persero) di industri serta pemerintahan di Indonesia.



Kegiatan para anggota rombongan dilanjutkan dengan mengunjungi fasilitas produksi di Divisi Kendaraan Khusus dan Divisi Senjata. Di fasilitas produksi ini, para anggota rombongan bertanya lebih detail mengenai spesifikasi produk dan mencoba secara langsung performa beberapa produk unggulan PT Pindad (Persero) seperti mengendarai Panser Anoa dan mencoba menembak menggunakan Senapan Serbu SS2.

Semoga saja kunjungan Kementerian Pertahanan Arab Saudi kali ini dapat membuka jalan kerjasama yang lebih jauh dan menguntungkan bagi kedua belah pihak di masa depan. (Anggia | BUMN)


Pesawat Tempur Sukhoi TNI AU Siap Tempur..!!

Kunjungan Angkasa ke Makassar bulan lalu untuk menghadiri upacara serah terima jabatan Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II dari Marsda TNI Agus Supriatna kepada Marsma TNI Abdul Muis menjadi momen yang sangat berharga. Pasalnya, sehari sebelum pelaksanaan sertijab pada 25 Maret 2014 itu, Angkasa mendapatkan kesempatan eksklusif dari KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia untuk melihat langsung beragam persenjataan yang telah dibeli Pemerintah Indonesia untuk armada Su-27/30 Skadron Udara 11. Pesan KSAU sederhana, agar masyarakat Indonesia tahu bahwa Sukhoi TNI AU kini sudah bersenjata lengkap.

Pesawat Tempur Sukhoi TNI AU Siap Tempur..!!
Berbagai persenjataan Sukhoi telah datang dan akan terus ditambah lagi. Jet tempur Su-27/30 kini menjadi alutsista paling berbahaya di barisan arsenal TNI AU

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Dody Trisunu mengungkapkan, beragam persenjataan yang telah datang saat ini menjadikan armada Su-27/30 siap tempur. Kelengkapan persenjataan ini kemudian disempurnakan dengan kemampuan para penerbang Skadron Udara 11 yang sudah diasah langsung oleh para instruktur senjata dan penerbang tempur AU Rusia. Setiap tahun TNI AU rutin mengirimkan para penerbangnya ke negeri Beruang Merah untuk memperdalam ilmu dan kemahiran bertempur. Tahun ini saja, ada empat gelombang pengiriman penerbang ke Rusia.


Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Dedy Ilham S. Salam menerangkan, di Rusia para penerbang Sukhoi TNI AU mendapat selama empat bulan dari para suhu senjata dan pertempuran udara yang sudah sangat mumpuni sehingga mereka dijuluki profesor. “Mereka adalah para penerbang tempur AU Rusia yang sudah mencoba segala macam persenjataan Sukhoi,” ujarnya. “Bahkan, ketika kami di sana, ada satu profesor yang ilmunya sangat tinggi didatangkan khusus dari Siberika ke Moskwa, hanya untuk melatih kami,” ujarnya.

Para guru AU Rusia tak segan-segan mewariskan ilmu perang udaranya kepada para penerbang TNI AU. “Semakin lama mengakrabi para profesor, maka semakin banyak ilmu yang mereka turunkan kepada kami,” lanjutnya. Bahkan mereka pun memberikan tanda khusus kepada para penerbang Sukhoi TNI AU yang sudah berhasil melaksanakan penembakan maupun pengeboman munisi live. “Ya, begitulah, kodrat mereka bertempur, sehingga mereka pun sangat mengapresiasi kami yang sudah pernah mencoba senjata Rusia,” tambah Dedy yang sudah memiliki lebih 1.000 jam terbang di Su-27/30.

Dedy menguraikan, pakem tempur Rusia adalah pertempuran jarak jauh (BVR). “Nah, di situlah mereka juga menurunkan ilmu dan teknik bertempur jarak jauh. “Bagi mereka, close formation tidak lagi berguna karena itu hanya dibutuhkan oleh tim aerobatik,” urai alumni AAU 1995 ini.


Gelar senjata

Atas permintaan KSAU, sebagian senjata Sukhoi Skadron Udara 11 lalu ditarik dari gudang senjata dan digelar untuk Angkasa publikasikan. Di antara yang didisplay saat itu adalah rudal udara ke udara short-medium RVV berdaya jangkau 80 km, rudal udara ke udara jarak pendek R-73, rudal udara ke permukaan antikapal Kh-29PE dan Kh-31PE, serta bom OFAB 250. Melihat langsung senjata-senjata mematikan itu di depan mata, rasanya badan langsung gemetar sekaligus membayangkan kalau Flanker TNI AU kini telah berubah jadi burung besi ganas yang sangat berbahaya bagi lawan demi tugas menegakkan kedaulatan NKRI.


Uraian secara detail dari persenjataan ini mungkin akan dibahas dalam kesempatan berikutnya. Namun para pecinta kedirgantaraan sekiranya dapat memahami bahwa keseriusan pemerintah menjadikan TNI AU yang kuat, telah menjadi program bertahap dalam skema MEF (minimum essential force) yang telah dicanangkan pemerintah hingga tahun 2004. Mari kita sambut dengan gembira sambil menunggu arsenal-arsenal berikutnya, untuk semua alutsista yang dipercayakan pengoperasiannya kepada TNI Angkatan Udara. (Roni Sontani | Angkasa)


16 April, 2014

TNI AU akan Tingkatkan Pertahanan wilayah udara Papua

TNI AU terus berupaya meningkatkan pertahanan wilayah udara Indonesia terutama di Papua dari ancaman intimidasi oleh pesawat asing.

"Pada 2015, TNI AU akan membangun Satuan Radar di Jayapura untuk memperkuat pertahanan wilayah udara Indonesia di kawasan timur," kata Panglima Komando Sektor IV Pertahanan Udara Nasional, Marsekal Madya TNI Asnam Muhidir, kepada ANTARA, di Timika, Rabu.



Selain itu, TNI AU juga merencanakan pembangunan Satuan Radar di Sorong Papua Barat, Ambon Maluku dan Morotai Maluku Utara.

"Kalau semuanya sudah terpasang maka secara otomatis seluruh wilayah udara kita sudah bisa tercover. Khusus untuk pembangunan satuan radar di Jayapura, kita sudah melakukan pembebasan lahan, tinggal pemasangan radar," jelas Marsma Asnam Muhidir.


Saat ini TNI AU sudah memiliki satuan radar untuk mengawal wilayah pertahanan udara Indonesia kawasan timur yaitu satuan radar 242 Biak, satuan radar 243 Timika, satuan radar 244 Merauke dan satuan radar 245 Saumlaki Maluku Tenggara Barat.

Dengan telah terpasangnya sejumlah satuan radar di wilayah Indonesia timur itu, pelanggaran wilayah teritorial udara Indonesia oleh pesawat asing sampai saat ini nihil.

"Pesawat asing tidak berani lagi melanggar kedaulatan wilayah udara kita saat ini karena hampir semua wilayah udara kita sudah tertutup," ujar Marsma Asnam Muhidir.

Ia menambahkan, potensi pelanggaran wilayah udara Indonesia di Papua jika dilihat dari pergerakan pesawat yaitu dari wilayah utara dan selatan.

Dalam hal pengawasan wilayah udara nasional, jajaran Kosek IV Hanudnas juga bekerja sama dengan semua radar sipil yang terpasang di semua bandara baik yang ada di Jayapura, Timika hingga Ambon.

Menyangkut rencana penempatan sejumlah pesawat tempur di Papua, Marsma Asnam Muhidir mengatakan sejauh ini rencana tersebut belum terealisasi karena masih menunggu kesiapan armada pesawat tempur.

Dari sejumlah pangkalan udara yang ada di Papua, ke depan TNI AU akan menempatkan sejumlah pesawat tempurnya di Pangkalan Udara Utama Biak untuk memperkuat pertahanan wilayah udara Indonesia di kawasan timur Indonesia mengingat akses pendukungnya memadai.

Pada Rabu pagi, Pangkosek IV Hanudnas Marsma Asnam Muhidir memimpin serah terima jabatan Komandan Satuan Radar 243 Timika dari Letkol Lek Sudirman kepada Mayor Lek Danang Purwanto.

Marsma Asnam Muhidir meminta pejabat Komandan Satuan Radar 243 Timika yang baru agar dapat melanjutkan bahkan meningkatkan prestasi yang telah ditorehkan pejabat sebelumnya dalam pelaksanaan tugas pokok satuan dan tugas lainnya serta berkoordinasi dengan semua unsur terkait.  (Antara)


Pesawat kepresidenan uji terbang hingga Banda Aceh-Merauke

Pesawat kepresidenan, Boeing Business Jet 2 berbasis Boeing B-737-800, uji terbang selama dua hari setelah tiba di Tanah Air pada Kamis pekan lalu (10/4).

Pesawat kepresidenan yang ditempatkan di bawah Skuadron Udara 17 VIP TNI AU itu lepas landas dari landas pacu Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Rabu.


Boeing Business Jet 2 berbasis Boeing B-737-800 menjadi pesawat kepresidenan baru Indonesia. Foto saat dia baru mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, setelah terbang dari Amerika Serikat. Dia dioperasikan Skuadron Udara 17 VIP Wing Udara 1 TNI AU. | Foto : antaranews.com/Ade P Marboen

Komandan skuadron udara TNI AU itu, Letnan Kolonel Penerbang Ali Gusman, akan bertindak sebagai pilot-in-command  pada penerbangan uji coba itu.

Selain Gusman, turut juga 11 personel pengawak dari TNI AU bersama sejumlah pejabat negara, di antaranya Kepala BIN, Marciano Norman, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emisryah Satar, Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsuddin, Wakil Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Sunaryo, Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Bagus Puruhito, dan puluhan yang lain.


Sebelum lepas landas, Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, menjelaskan rencana penerbangan uji dari pesawat terbang kepresidenan yang diberi kode registrasi RI-001 itu.

Menurut rencana penerbangan (flight plan), RI-001 akan mengudara ke arah barah-barat laut ke Aceh pada ketinggian 8.000 kaki dari permukaan laut.

Dari Pangkalan Udara TNI AU Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, RI-001 yang akan dipanggil Indonesian One jika presiden ada di dalamnya, akan mengarungi udara menuju Manado.

Direncanakan RI-001 seharga Rp847 miliar itu akan mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi pada pukul 14.30 waktu setempat dan lalu dalam status remain over night (RON) alias bermalam.

Selepas RON pada keesokan harinya (17/4), pesawat kepresidenan itu akan kembali mengudara menuju Pulau Miangas di utara Manado itu.

Terbang rendah menyusuri perairan pulau terluar Indonesia itu menjadi menu yang diujikan performansinya.

Dari situ, Boeing Business Jet 2 berkelir dominan biru itu beralih menuju Merauke, sisi selatan Papua, dan di sana akan beristirahat sejenak.

Fase paling panjang sekaligus paling lama dalam seri uji terbang perdana RI-001 itu akan dia alami pada rute Merauke-Jakarta tanpa henti selama lima jam dan 10 menit.

Menyusuri sisi selatan Indonesia, pesawat terbang kepresidenan itu akan melintasi udara Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, di mana dia akan terbang rendah lagi.

Tiba kembali di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, pesawat terbang kepresidenan dengan rancangan interior luks dan mewadahi kepentingan pekerjaan presiden itu akan kembali ke hanggar Skuadron Udara 17 VIP itu lagi.  (AntaraNews)


PT. Dirgantara Indonesia Targetkan Malaysia Beli Pesawat CN235 MPA RI

Sebanyak 15 perusahaan strategis tanah air baik dari BUMN maupun swasta mengikuti Pameran Defence Service Asia (DSA) 2014 di PWTC, Kuala Lumpur, Malaysia. Salah satunya PT Dirgantara Indonesia, yang memamerkan pesawat-pesawat hasil kerjasama dengan Airbus Group maupun buatan tanah air.

PT. Dirgantara Indonesia Targetkan Malaysia Beli Pesawat CN235 MPA RI
CN235 MPA

"Kita memamerkan model CN-235, NC 212i dan N-219," tulis Teguh Graito Manajer Pemasaran PT. DI yang ikut dalam pameran tersebut melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Jakarta Selasa (15/04/2014).

Saat dihubungi terpisah, Adi Prasetyo, Manajer Markom PT Dirgantara Indonesia, berharap dengan kehadiran perusahaannya di pameran DSA bisa menunjukan kebangkitan industri strategis pertahanan Indonesia kepada dunia internasional.


Selain itu, dengan harga bersaing, produk dirgantara RI diharapkan bisa menembus pasar mancanegara, termasuk Malaysia sebagai penyelenggara pameran. Dia berharap Malaysia bakal membeli CN235 MPA milik RI.

"Dalam DSA 2014, tentunya PT. DI melakukan pendekatan untuk rencana TUDM (Tentara Udara Diraja Malaysia) yang berencana untuk pengadaan CN235 MPA hingga 4 unit. Dan, upgrading avionicsnya CN235 menjadi glass cockpit," Imbuh Adi.

Dalam pameran DSA delegasi Indonesia yang ikut serta terdiri dari 5 perusahan BUMN, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT LEN Industri, PT Dok Kodja Bahari. Sedangkan 10 lainnya merupakan perusahaan swasta yaitu PT Famatex, PT Lundin Industry Invest, PT Saba Wijaya Persada, PT Sari Bahari, PT Palindo Marine, PT Indo Guardika Cipta Kreasi, PT Infoglobal Teknologi Semesta, PT Garda Persada, dan PT Persada Aman Sentosa serta PT Daya Radar Utama.

Pameran DSA 2014 diselenggarakan selama 3 hari hingga dari tanggal 14-17 April dan diikuti sebanyak 1.000 perusahaan dari 50 negara. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin. (Liputan6)


LAPAN : Negara Maju Pelit Berbagi Ilmu Teknologi Roket

Penguasaan teknologi roket Indonesia masih sangat jauh di bawah negara maju, khususnya Eropa. Oleh sebab itu, Indonesia harus mampu mengembangkan teknologi roket secara mandiri karena negara maju cenderung pelit untuk membagi ilmu mereka.

LAPAN: Negara Maju Pelit Berbagi Ilmu Teknologi Roket
Teknologi roket sulit dikuasai dan mahal
Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN Ari Sugeng Budiyanta mengakui teknologi roket tidak mudah untuk dikuasai. “Teknologi peroketan itu teknologi yang sangat tinggi dan sulit. Selain itu, teknologinya sangat tertutup tidak gampang dicari di luar seperti teknologi penerbangan lain. Teknologi roket kurang dibuka oleh negara maju,” kata Ari di sela-sela acara Workshop Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa 15 April 2014.

Sehingga, menurutnya, Indonesia harus mampu bangkit sendiri dalam bidang tersebut dengan ahli-ahli dari Indonesia. “Mau tidak mau kita harus bangkit sendiri, sulit untuk mengharapkan negara lain untuk memberikan training bagi negara berkembang seperti Indonesia,” katanya lagi.


Meskipun berat, Ari mengingatkan, penguasaan teknologi sangat penting bagi negara manapun saat ini, tak terkecuali Indonesia. Teknologi roket membuat sebuah negara mampu meluncurkan satelit komunikasi sipil atau untuk kepentingan pertahanan negara.

Namun ia menilai hal itu masih sangat jauh, karena saat ini Indonesia belum mampu meluncurkan satelit secara mandiri dan harus menumpang kepada negara lain.

LAPAN memiliki cita-cita dapat meluncurkan roket pengorbit satelit dan membantu pemenuhan kebutuhan persenjataan TNI. Sehingga, LAPAN mengapresiasi gelaran KOMURINDO dan KOMBAT yang digelar oleh DIKTI di UMY.

"Saya berharap kompetisi tersebut dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda, khususnya mahasiswa dalam dunia roket. Sehingga ke depan para calon ahli roket tersebut dapat mempercepat perwujudan cita-cita LAPAN," katanya. (VIvaNews)


Sosok Prabowo Ditampilkan di Layar, Puluhan Prajurit Kopassus Riuh Tepuk Tangan

Foto sosok mantan Komandan Jenderal Kopassus Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto ditayangkan dalam layar di Balai Komando, saat perayaaan HUT Kpassus. Saat foto itu muncul hampir seluruh pasukan prajurit memberikan aplaus.

Danjen Kopassus photo bersama dengan pimpinan Kopassus di Gedung Sarwo Edhi Wibowo, Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Rabu (16/4) | Ralian JM

Sebanyak tiga kali aplaus, ketika tiga kali gambar sosok Prabowo ditayangkan. Para prajurit bertepuk tangan dan bangga atas sosok Prabowo.

Tak cuma sosok Prabowo yang diyangkan, ada juga foto Danjen Kopassus lainnya yaitu Bridair Jenderal Wismoyo Arismunandar, Sintong Panjaitan, Agum Gumelar, Subagyo HS, Muchdi PR, Pramono Edhie Wibowo. Namun uniknya, sambutan prajurit tak seperti saat foto Prabowo dimunculkan, tak ada aplaus dari yang hadir.


Tepuk riuh para prajurit tersebut akhirnya mendapat teguran Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo. "Saya tidak mau terjadi terulang seperti itu lagi," ujarnya tegas.

Dalam kata sambutannya, Hari Ulang Tahun Kopassus ke 62 tahun, Agus mengatakan, merayakan HUT pasukan khusus TNI AD dengan sederhana. "Apalagi kita sedang merayakan pesta demokrasi," tukasnya. 

Dia mengatakan, Kopassus dalam merayakan HUT hari jadinya memperbanyak kegiatan sosial masyarakat dan anggota. Karenanya, untuk terus meningkatkan hal yang positif.

"Sebaliknya kita perbaiki yang sruktural. Dengan rasa bangga pada pemerintah, baik peningkatan kesejahteraan pada 10 tahun lalu, dan remunirisasi, perlengkapan yang canggih, dan yang kami terima sedang proses dan pengajuan serta tuntutan tugas dan selayaknya," katanya. (JN)


Danjen Kopassus: Pemerintah Selama 10 Tahun Telah Beri Kesejahteraan

Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus  (Danjen Kopassus) Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo mengatakan, Pemerintah selama 10 tahun ini telah memperhatikan kesejahteraan prajurit, dan peningkatan remunirasi.

anjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo
Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo
(Ralian Jawalsen Manurung)

"Dan prajurit sangat berterima kasih, dan semua yang diberikan adalah uang rakyat. Dan prajurit terus latihan-latihan," ujar Agus dalam kata sambutan, saat memperingati HUT Kopassus yang ke-62 tahun, di Balai Komando, Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (16/4).

Jenderal bintang dua ini juga mengatakan, prajurit Kopassus juga sedang memperoleh perlengkapan persenjataan yang canggih.


"Dan yang kami terima sedang proses dan pengajuan, dan tuntutan tugas dan selayaknya. Dan prajurit sudah selayaknya berterima kasih, dan semua yang diberikan adalah uang rakyat, dan terus latihan-latihan," tegasnya.

Dia mengemukakan, Kopassus memaneg latihan dari pukul 05.30 sampai 15.00,  yang sebelumnya dari pukul 07.00 sampai 15.00, dan seminggu tiga kali ada malam kegiatan, dari malam senin, malam rabu, dan malam sabtu.

"Kita mencoba meningatkan kualitas kemampuan dasar yang harus dimilki prajurit, diantaranya operasi komando, dan juga prajurit tidak boleh gagap teknologi, dan kemampuan bahasa asing," ujarnya. (JN)


17 Helikopter Black Hawk dan 3 Chinook Segera Perkuat TNI AD

Setelah membeli helikopter serang Apache, TNI Angkatan Darat berencana mengakusisi helikopter serbu Black Hawk buatan Sikorsky Aircraft dan Chinook Ch-47 yang dibuat Boeing Rotorcraft Systems dari Amerika Serikat.

Helikopter Black Hawk
Helikopter Black Hawk

Pembelian ini melalui skema kredit ekspor melalui Kementerian Pertahanan.

"Pembelian ini merupakan usulan TNI AD (berdasarkan surat KASAD No. B/455/II/2013)," tulis Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa kepada Liputan6.com di Jakarta Selasa (15/4/2014).

Mantan Komandan Korem 023/Kawal Samudera Sibolga ini menambahkan, rencana membeli 2 tipe helikopter ini untuk menambah armada helikopter TNI AD yang masih dirasa kurang. Pembelian ini diperuntukkan pada perencanaan strategis atau Renstra 2015-2019.


"Rencana pembelian helikopter Chinook dan Black Hawk oleh Kementerian Pertahanan adalah Black Hawk sebanyak 17 unit dan Chinook 3 unit," ucap pria murah senyum itu.

Sikorsky UH-60 Black Hawk adalah helikopter serba guna angkut menengah bermesin ganda yang diproduksi oleh Sikorsky Aircraft. Helikopter yang terkenal dalam film "Black Hawk Down" ini dapat mengangkut 11 tentara atau 6 tandu.

Helikopter Black Hawk dapat juga dipersenjatai dengan 2 x GAU-19 gatling senjata, 70 mm (2,75 in) Hydra 70 roket dan AGM-114 Hellfire laser yang dipandu rudal. Dengan mesin 2 x General Electric T700-GE-701C turboshaft, helikopter Black Hawk dapat melaju dengan kecepatan maksimum 159 kt (183 mph, 295 km/jam). 


CH-47 Chinook

Sedangkan, CH-47 Chinook adalah sebuah helikopter Amerika bermesin ganda, tandem rotor dan heavy-lift buatan Boeing Rotorcraft Systems. Helikopter Chinook dapat memuat 3 kru dan 33 hingga 55 tentara.

Dari data yang didapat Liputan6.com, harga total kedua tipe helikopter Amerika Serikat itu berkisar Rp 3 triliun. (Liputan6)


15 April, 2014

Kekuatan Udara VS Gerilyawan dalam Taktik Pertempuran Modern

Penulis : Kol Pnb. Agung “ Sharky” Sasongkojati


Question: Bagaimana kekuatan udara menghadapi lawan dengan taktik gerilya namun berkemampuan pertahanan udara  seperti di Suriah dan Libanon?

Answer:
Berbagai macam konflik terbaru khususnya di Timur tengah sangat mengubah strategi kekuatan udara. Baik yang dihadapi oleh AU Suriah, Irak atau Mesir dimana lawan merupakan gerilyawan dengan peralatan dan komunikasi yang semakin canggih dan berdaya hancur tinggi. Jatuhnya beberapa pemerintahan lewat revolusi seperti di Libya bahkan memaksa militer Israel mengubah strategi. Pasalnya berbagai persenjataan canggih, sebagian hasil jarahan dari konflik Libya, bermigrasi lewat Mesir dan masuk ke Gaza melalui jalur penyelundupan.



Kekuatan Udara VS Gerilyawan dalam Taktik Pertempuran Modern

Bahkan dikabarkan dari Afrika beberapa rudal SA-18 antipesawat (dari arsenal militer Eritrea) dan rudal-rudal SA-24 (eks militer Libya). Beberapa SA-18 terbukti telah jatuh ke pemberontak Somalia. Sementara rudal SA-24 telah lenyap dan mungkin di antaranya pindah ke luar negeri oleh penjual ilegal. Sementara rudal pertahanan udara portabel SA-7 telah berada ditangan kelompok pejuang Hamas di Gaza.

Sistem rudal antipesawat yang lebih berat dan canggih lainnya sudah dimiliki Suriah dan Iran, meskipun dikabarkan penjualan SA-20 kepada Teheran telah ditunda, namun dalam kenyataan mungkin sudah dikirimkan. Meski demikian, fakta bahwa senjata antipesawat canggih ini sudah berada di pasar dunia berpotensi mengancam kekuatan udara siapapun termasuk pesawat yang memiliki kemampuan siluman (stealth).


Brigjen (Pur) Shmuel Yachin, pejabat Israel Aerospace Industries menyebutkan bahwa semua senjata antipesawat ini, dari yang portabel hingga jarak jauh, membuat pasukan darat dan laut tidak bisa lagi mengandalkan bantuan angkatan udara seperti sebelumnya. Pesawat-pesawat militer seperti pesawat tempur, transpor dan helikopter tidak bisa lagi mengklaim memiliki keunggulan udara dengan mudah. Kekuatan udara akan lebih sibuk memikirkan keamanan misinya menghapi senjata antipesawat sebelum bisa membantu memecahkan masalah pasukan taktis darat yang sedang bertempur menghadapi kelompok gerilyawan dalam perang kota, perang gunung dan perang hutan. Saat ini adalah era pertama dimana pertahanan udara kaum gerilyawan jauh lebih kuat dibandingkan satuan tentara kecil pasukan regular pemerintah pada posisi yang paling rentan.

Yachin menyebutkan berdasarkan pengalaman bertempur melawan gerilyawan Hisbullah di Lebanon selatan, saat ini pasukan militer reguler harus meningkatkan kemampuan satuan taktis sehingga mereka dapat melakukan lebih banyak misi dengan lebih sedikit bantuan dari luar. Karena pertempuran mulai berubah ke perang intensitas rendah melawan pasukan tidak terkoordinasi, sehingga hasil pertempuran ditentukan pada level kompi dan batalion, tidak akan  lebih dari level brigade. Militer masa kini harus menggunakan semua teknologi canggih yang dikembangkan untuk angkatan udara, laut dan diadopsi  ke dalam sistem senjata yang lebih baik untuk satuan tingkat taktis.

Terkait hal ini adalah peran perang elektronika dan perang cyber di arena operasional dan taktis. Panglima Strategic Command AS, Jenderal Robert Kehler yang bertanggung jawab untuk pembinaan operasi intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR), serangan global dan cyber operations menyebutkan pentingnya pemahaman akan perang asimetris modern. Perang masa depan banyak belajar dari metode yang dikembangkan negara seperti Israel. Seperti  pengembangan di bidang kemanan jaringan komunikasi, khususnya penggunaan wahana robotik udara dan darat.

Wahana robotik masa depan akan mulai terlibat dalam pertempuran darat pada kurun waktu lima tahun mendatang dan mampu bertempur bersama sebagai kelompok. Hal ini merupakan tantangan teknologi dan sebuah revolusi besar untuk mengoperasikan sejumlah wahana tanpa awak robotik dalam sebuah sistem operasi perang secara bersama-sama.

Jenderal Kehler menambahkan bahwa pertahanan masa depan akan berlapis-lapis, termasuk perlindungan oleh robot dan pesawat tanpa awak sepanjang tahun. Dalam network centric warfare memerlukan kemampuan mengirimkan dan menerima informasi menggunakan peralatan komunikasi berspektrum lebar. Dalam situasi saat ini kita harus mampu memberikan kemampuan itu pada eselon pasukan terbawah dimana dua wahana perang bisa berkomunikasi satu sama lain dengan aman tanpa gangguan.

Sebagai hasil dari beberapa ancaman baru ini, maka dua kekuatan utama militer Israel yaitu pesawat close air support dan helikopter (pengangkut pasukan dan helikopter serang)  terpaksa harus mengurangi perannya di medan perang untuk bisa survive dari ancaman rudal hanud lawan. Pergeseran kekuatan akan lebih pada jenis kendaraan darat lapis baja yang lebih berat, wahana robotik darat otonom serta lebih mengintensifkan penggunaan peralatan pengawasan taktis medan dengan area pergerakan pasukan setingkat brigade (sekitar lima kilometer persegi).

Paket surveillance taktis ini bisa meliputi peralatan radar pemindaian elektronik taktis, pengindra sinyal intelijen dan sensor electro-optical/infrared. Sensor ini dapat mengirimkan data, memetakan medan dan menyajikan informasi terkini bagi satuan-satuan yang sedang bertempur di garis depan.

Dukungan udara akan terus bergeser pada senjata udara jarak jauh (stand off weapon), baik bersenjata dan tidak bersenjata, pesawat tak berawak, roket artileri panduan presisi dengan model serangan vertikal untuk digunakan di daerah berbukit dan kota dan sebuah peralatan teknologi baru yang memungkinkan pasukan setingkat kompi, peleton atau regu untuk mampu mencari dan menghancurkan target tanpa bantuan sepenuhnya dari udara.

Pertempuran modern akan lebih menantang dan peran udara masih terus dibutuhkan namun dalam format yang lain dan strategi serta taktik berbeda. (Angkasa)


Memenuhi Kebutuhan Sistem Radar Nasional

Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sangat cepat dibidang teknologinya. Perkembangan ini ditujukan pada penambahan efektifitas penggunaan dan penambahan efisiensi penggelaran dan perawatan serta peningkatan keandalan sistemnya. 

Sir Robert Watson Wat
Sir Robert Watson Wat

Sebagai ilustrasi, radar pertama hanya mampu menangkap sasaran dan hanya mampu menunjukkan sektor dimana sasaran itu berada. Sedangkan radar generasi modern mampu menangkap sasaran dengan menentukan koordinat sasaran secara akurat serta keuntungan lainnya.Pesatnya perkembangan teknologi komponen elektronika, perkembangan teknologi gelombang mikro dan perkembangan teknologi komputer mendorong lajunya perkembangan teknologi radar. 

Pengaruh teknologi lain sangatlah kecil apabila dibandingkan dengan perkembangan teknologi tersebut di atas, dalam perkembangan teknologi radar. Oleh karena itu hanya pengaruh dari yang ketiga di atas yang akan ditinjau.Radar Produksi Dalam Negeri Bukanlah Sebuah MimpiUntuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri sekaligus membantu memaksimalkan pengawasan dan pengamanan negara, Indonesia memerlukan suatu sistem pengamanan terintegrasi yang diaplikasikan ke dalam bentuk radar. Selama ini teknologi radar dikuasai oleh pihak asing.


Pada tanggal 24 Oktober 2008, SOLUSI247 bersama dengan divisi radar RCS-247 (Radar & Communication Systems) untuk pertama kalinya berhasil meluncurkan sebuah karya anak bangsa di bidang teknologi radar. Radar buatan anak bangsa ini diberi nama INDRA. Radar Maritim INDRA dibangun dengan kemampuan mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal di lautan dengan penggunaan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW)yang mampu menghasilkan radar canggih dengan daya pancar sangat rendah. Karena daya pancarnya yang sangat rendah itu INDRA dapat dioperasikan dimana saja dan tidak akan menggangu perangkat-perangkat lain di sekitarnya.


Radar INDRA

INDRA telah diujicobakan di pantai Cilegon, Banten yang juga disaksikan juga oleh Kepala Dinas Litbang TNI-AL. Dalam penampilan perdananya, INDRA mengukuhkan eksistensinya sebagai radar maritim. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal yang sedang berlayar di laut dengan akurat. Selain itu masih banyak produk-produk dalam negeri lainnya seperti Coastal Surveillance, Air Surveillance, Ground-controlled interception (GCI), dll. Agar bisa menghasilkan radar terbaik, pemerintah merangkum menjadi konsorsium radar.




“Sudah saatnya kita mulai membangun kemandirian secara bertahap. Perlu upaya-upaya kreatif, kebersamaan dan keberpihakan untuk membangun kemampuan teknologi pertahanan dan keamanan. Harus disadari, begitu kita menjadi pengguna senjata produksi suatu negara itu sama dengan menyerahkan rahasia dan informasi kita kepada negara pembuat senjata, hal ini karena negara produsen alutsista tidak akan memberikan seluruh rahasia teknologi kepada negara pembeli.” Begitulah pengarahan Menristek yang dibacakan Teguh Raharjo pada acara Seminar Radar Nasional IV, yang diadakan di gedung GSM, Akademi Angkatan Udara pada tahun 2010 di Yogyakarta.

Pada era 2000-an penggelaran radar lebih memilih type Master T untuk melengkapi kesiapan radar di tanah air dalam rangka memperkuat sistem pertahanan udara dan menutup seluruh wilayah udara NKRI. Untuk dapat mengcover seluruh wilayah udara nasional memerlukan dana yang tidak kecil maka dibangunlah beberapa MCC (Military and Civil Coordination) yang berfungsi untuk mengintegrsikan Radar-Radar Hanud dengan Radar sipil. Dalam hal ini peranan TDAS (Trasmission Data Air Situation) juga sangat membantu proses integrasi tersebut. Dengan adanya TDAS ini situasi wilayah udara dapat di kirim ke Posek (Pusat Operasi Sektor) dan Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) secara real time. Dalam Pertahanan Negara Nasional seutuhnya yang ber-konsep pada trimatra terpadu dan disinergikan pada Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan Dan Pengintaian (K4IPP) dimana seluruh kekuatan darat, laut dan udara memiliki peran yang sejajar dalam K4IPP untuk menghadapi segala ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Luasnya wilayah dirgantara, makin meratanya hasil-hasil pembangunan dan tersebarnya obyek vital yang harus diamankan, menuntut keberadaan Sista yang handal dan memadai, juga menuntut para personil yang mengawaki secara profesional dan disiplin, sehingga diperlukan suatu piranti yang dapat beroperasi terus menerus secara mantap, terpadu, responsive, efektif dan efisien dalam menjaga kedaulatan negara sepanjang tahun.

Sejak tahun 1962 (secara resmi Kohanudnas dibentuk), seluruh radar yang tergelar di wilayah Indonesia beroperasi di bawah komando Kohanudnas. Jenis radar yang pernah dan masih digelar di wilayah Indonesia adalah :

  • Radar Tipe NYSA – A dan NYSA – B (Polandia tahun 1960). Lokasi penempatannya adalah di Jakarta (JKT), Cikarang (CKR), Cibalimbing (CBL), Morotai (MRT), Ambon (ABN), Supadio (SPA), Makassar (MKS), Bula/Seram (BLL), Biak (BIK), Medan (MDN), Ploso (PLO), Ranai (RNI). 
  • Radar Tipe P – 30 (Rusia tahun 1961). Lokasi penempatannya adalah di Palembang (PLB), Pekanbaru (PBU), Tanjung Pandan (TDN), Banjarmasin (BJM), Kalijati (KJT), dan Polek 02 (SLO).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY HF 200 (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya sebagian mengganti stasiun yang sudah ada di Ploso (PLO) dan penempatan baru di Tanjung Kait (TKT).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY FR (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya sebagian mengganti starion yang sudah ada di Ploso (PLO) dan penempatan baru di Cisalak (CSL). Fungsi radar ini untuk membantu penerbang menemukan landasan pacu yang di tuju (fighter recovery).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY HYDRA (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya menyempurnakan kondisi radar di Tanjungkait (TKT).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY LC (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya di Pemalang (PML) dan penempatan baru di Ngiyep (NLI).
  • Radar Tipe THOMSON THD – 047 (CSF Perancis tahun 1978). Lokasi penempatannya di Tanjung Pinang (TPI).
  • Radar Tipe THOMSON TRS – 2215 (CSF Perancis tahun 1981). Lokasi penempatannya di Ranai (RNI), Kupang (KPN), Dumai (DMI) Lhokseumawe (LSE).
  • Radar Tipe THOMSON TRS 2215 D (CSF Perancis tahun 1986). Lokasi penempatannya di Cibalimbing (CBL), Sabang (SBG), dan Sibolga (SBG).
  • Radar Tipe THOMSON TRS – 2230 (CSF Perancis tahun 1987). Lokasi penempatannya di Tanjungkait (TKT).
  • Radar Tipe Plessey AR – 325 Commander (Inggris tahun 1991). Lokasi penempatannya di Tarakan (TRK), Balikpapan (BPP) dan Kwandang (KWD). Meski masih menggunakan sistem tabung (TWT), sistem yang digunakan lebih praktis, sehingga tidak memerlukan pembesaran power secara bertingkat seperti yang digunakan Thomson TRS 2230 (CFA I dan CFA II).
  • Radar Tipe MASTER – T (Thales Perancis tahun 2005). Lokasi penempatannya di Biak (BIK) dan Tanjung Pinang (TPI). Radar tipe ini sudah menggunakan full solid state, sistem yang digunakan lebih simple tanpa mengurangi kemampuan deteksi radar itu sendiri. Dengan menggunakan sistem modul, proses pemeliharaan dapat dilaksanakan lebih mudah.
  • Radar tambahan Renstra kedua , Jayapura, Tambolaka, Singkawang, Ploso. Dan pada Renstra ketiga, Morotai, Ambon, Kendari, Tanjung Pandan, Bengkulu dan Nliyep Malang.

Rencana Pengembangan ke Depan…

Kemenhan Pantau Kesiapan Len Bangun Industri Radar

Wakil Manteri Pertahanan (Wamenhan) melakukan pantauan progres kesiapan PT Len Industri dalam membangun industri radar nasional.

“Kementerian Pertahanan mendorong Len untuk menjadi pemasok alutsista khususnya mendukung sistem radar nasional yang handal,” kata Wamenhan Sjafrie Syamsudin di Bandung, Rabu (26/3).


Rencana Pengembangan kedepan


Menurut menteri dibangunnya industri radar nasional itu untuk menciptakan sistem pertahanan radar nasional (Sistemhanudnas) yang handal. Sishanudnas yang handal menjamin kerahasiaan sistem rudal spek teknik tidak dapat didikte oleh negara lain sparepart yang mudah, selalu mengikuti perkembangan teknologi dan biaya harian murah.

“Len memiliki peran strategis untuk memenuhi kebutuhan sistem radar nasional, salah satunya combat manajemen sistem yang saat ini sudah dikembangkan,” katanya.

Selain untuk melakukan deteksi, juga diperlukan sistem penembakan dengan panduan radar. Produk radar nasional juga, kata dia diharapkan bisa meningkatkan optimalisasi radar, khususnya untuk mengatasi kerenggangan jangkauan radar di wilayah timur Indonesia.

“Kapasitas radar di wilayah barat sudah cukup rapat, kita fokuskan penambahan radar di wilayah timur,” katanya.



(EDDY MT SIANTURI, SSi, M.Si (Balitbang Kemhan), Republika.co.id, Jalo | JKGR )


Kiblat Prajurit Hanya Satu, Panglima TNI

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan, tak ada pengelompokan di tubuh militer. Apalagi terkait dengan pemilu 2014.

Kiblat Prajurit Hanya Satu, Panglima TNI

"Satu hal yang perlu saya respons. Saya dengar di berita, bahwa di TNI ada kelompok-kelompok. Seluruh prajurit kiblatnya satu, yaitu Panglima TNI. Tidak ada TNI a berkiblat pada B, TNI B berkiblat ke C," katanya di Jakarta, Senin (14/4).

Dalam kesempatan tersebut, ia meminta seluruh prajurit agar aktif dan tidak termakan isu yang bisa menyudutkan institusi TNI. "Saya perintahkan agar tidak termakan oleh isu-isu tersebut," ucap dia.


Moeldoko mengaku, tidak memiliki kapasitas untuk mengomentari blok yang telah dibentuk oleh purnawirawan TNI.

"Bukan kapasitas saya untuk mengomentari blok-blok senior saya. Mereka sudah tidak punya garis komando. Semua adalah dinamika politik," ucapnya.

Ia juga berulang kali disebut sejumlah partai politik. Malah, sempat digadang untuk maju sebagai cawapres salah satu tokoh yang maju dalam bursa pilpres. "Saya masih fokus pada tugas pokok TNI," kata Moeldoko.

Menurutnya, pengamanan pileg berjalan aman dan lancar. Meski pun TNI akan meningkatkan pengamanan pilpres.

"Saya lihat pengamanan ke depan akan ditingkatkan lagi. Karena dinamika politiknya pasti lebih tinggi lagi," kata Moeldoko. (Republika)