15 Februari, 2014

Pasukan TNI AL Bantu Korban Erupsi Kelud

Guna membantu korban bencana erupsi Gunung Kelud di wilayah Kabupaten Kediri, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono memberangkatkan pasukan yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Alam TNI AL, dari Bhumi Marinir, Karang Pilang, Surabaya. 

Pangarmatin berangkatkan pasukan bantu korban korupssi (Foto kiriman Dispenarmatim)

Dengan membawa makanan dan obat-obatan, bantuan yang diberangkatkan pada Jumat 14 Februari 2014 ini merupakan tahap awal pengiriman kepada masyarakat korban bencana di Kediri.


Adapun matrial yang dibawa oleh satgas TNI AL terdiri dari Satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) Marinir, 10 truk angkut pasukan, 5 truk bahan kontak berupa makanan, air mineral, obat-obatan, dan masker.


Satgas TNI AL penaggulangan korban erupsi Kelud (Foto kiriman Dispenarmatim)

Saat konferensi pers, Agung mengatakan Satgas Penanggulangan Bencana dari TNI AL ini akan mendirikan posko di wilayah Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Selain mendirikan Posko, Satgas TNI AL juga mendirikan rumah sakit lapangan serta dapur umum," kata Agung.

"Sedangkan untuk rumah sakit lapangan akan didukung 10 dokter dan para medis," lanjutnya.

Agung juga menambahkan, Sabtu (15/2/2014) ini pasukan TNI AL akan bersinergi dengan jajaran terotorial dan pemerintah daerah bencana dengan memberangkatkan pasukan berikutnya ke wilayah Kabupaten Blitar. (Liputan6)


Perkuat Pertahanan Udara TNI AU datangkan 4 Radar Baru

Indonesia mengalami kekurangan radar untuk pertahanan. Rencananya, sebanyak 4 unit radar baru khusus militer berjenis radar primer bakal didatangkan tahun ini. Hal ini tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pertahanan 2009-2014.

Perkuat Pertahanan Udara TNI AU datangkan 4 Radar Baru


Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Hadi Tjahjanto menuturkan, hingga kini Indonesia baru memiliki 20 radar yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Untuk radar kita sudah tergelar 20 radar dengan jenis Plesey, Thomson dan Master-T," kata pria berkumis itu dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (14/02/2014).


Hadi menuturkan, TNI AU akan membeli radar-radar baru secara bertahap. Diharapkan, radar-radar itu dapat membantu menjaga perbatasan dan wilayah udara tanah air.

"Saya perlu tambahkan radar tambahan renstra 2, Jayapura, Tambolaka, Singkawang, Ploso. Pada renstra 3, Morotai, Ambon, Kendari, Tanjung Pandan, Bengkulu dan Nliyep Malang," tuturnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai radar khusus militer di Indonesia masih kurang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Kemenhan bekerja sama dengan radar sipil atau radar sekunder.

"Kekurangannya kami hitung sekitar 32-34 unit radar di seluruh Indonesia," ucap Purnomo di Landasan Udara Ranai, Natuna, pada 30 Oktober 2013 silam.

Radar primer atau khusus militer digunakan untuk memantau dan mencatat segala jenis pesawat yang terbang yang menggunakan bahan baku logam. Sedangkan radar sekunder atau sipil digunakan pada penerbangan domestik dan tidak akan bisa memantau pesawat yang mematikan transmiternya. (Liputan6)


TNI AL: Kapal Perang China Kantongi Izin Latihan di Selatan Jawa

Kapal-kapal perang China menggelar latihan di dekat perairan Indonesia, sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa. Lokasi ini juga berada dekat Pulau Christmas yang merupakan milik Australia. Latihan yang digelar China itu diintai seksama oleh Australia.

TNI AL: Kapal Perang China Kantongi Izin Latihan di Selatan Jawa

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan latihan tiga kapal perang China itu telah diketahui oleh pemerintah Republik Indonesia. China meminta izin kepada atase pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing.

“Tak ada yang salah dengan latihan simulasi perang yang digelar AL China,” kata Untung kepada VIVAnews, Jumat 14 Februari 2014. Salah satu latihan meliputi cara mengatasi perompakan.


Untung mengatakan, berdasarkan pemantauan instansinya, AL China taat prosedur saat melintasi perairan Indonesia. “Mereka melewati perairan Alur Kepulauan Indonesia (ALKI) 1 dengan rute dari Laut China Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, lalu terakhir menuju Samudera Hindia,” kata dia.

Untuk rute pulang, ketiga kapal perang China itu akan melalui ALKI 2, yakni Selat Lombok, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Sawu, Laut China Selatan, dan kembali ke pangkalan mereka di Kota Hainan, China.

Untung menyatakan, tiga kapal perang China tersebut berlatih secara legal karena masih berada di perairan internasional. Selain itu, saat melewati perairan Indonesia, kapal-kapal itu menujukkan itikad damai tanpa bermusuhan.

Menurut Untung, AL dari negara manapun berhak untuk memproyeksikan kekuatannya di laut internasional. “Sepanjang mereka memiliki kekuatan AL tingkat dunia atau disebut Blue Water Navy,” kata dia.

AL yang masuk kategori ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Sementara itu, China sedang menuju tahapan Blue Water Navy.

Harian Australia, Brisbane Times, sebelumnya mengutip sumber di kalangan pengamat militer Australia yang menyebut langkah terbaru China tersebut menunjukkan makin percaya diri militer mereka di tengah sengketa teritorial dengan sejumlah negara di Laut China Selatan dan Laut China Timur.  (VivaNews)


14 Februari, 2014

Presiden SBY : Tak Perlu Khawatir Modernisasi Senjata RI

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tidak perlu ada kekhawatiran atas langkah Indonesia memodernisasi alat utama sistem senjata karena hal itu semata-mata untuk menegakkan kedaulatan dan juga menjaga keutuhan wilayah.

Presiden SBY : Tak Perlu Khawatir Modernisasi Senjata RI

"Beberapa pihak di luar negeri khawatir atas modernisasi dan peningkatan kekuatan militer Indonesia. Ini tidak perlu terjadi. Indonesia cinta damai, tetapi kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI tentulah harga mati. Perang adalah jalan terakhir jika tidak ada pilihan lain," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat dini hari.


Presiden dalam tweetnya mengatakan, seiring pertumbuhan ekonomi dalam sembilan tahun terakhir, memodernisasi alat utama sistem senjata TNI agar mampu melakukan Operasi Militer Gabungan.

"Hari ini (Kamis 13/5) kita menyaksikan 16 unit pesawat tempur T-50i sebagai 1 skadron TNI AU, melengkapi 24 unit pesawat F-16 dan 16 unit Super Tucano. Kita juga melengkapi skadron pesawat Sukhoi," kata Presiden.

TNI AU juga mendapatkan sembilan unit pesawat CN-235, sembilan unit pesawat C-130, sejumlah helikopter dan pesawat latih baru, serta pesawat terbang tanpa awak.

"Alat utama sistem senjata TNI ini sudah mulai berdatangan sejak tahun 2013 yang lalu. Insya Allah semua akan masuk ke formasi TNI pada tahun 2018," katanya.

Indonesia, kata Kepala Negara, sedang dan akan terus aktif bermitra serta bekerja sama dengan negara-negara sahabat, termasuk kerja sama pertahanan. (Antara)


Satu Batalyon Prajurit Marinir Siaga Bencana

Satu satuan setingkat batalyon (SSY) Prajurit Korps Marinir TNI AL telah disiapkan untuk mendukung langkah-langkah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaga bencana.

Satu Batalyon Prajurit Marinir Siaga Bencana

Kesiapan itu ditunjukkan dalam gelar kesiapan pengamanan BNPB yang dipimpin Komandan Komando Garnisun Tetap III Surabaya (Kogartap III Surabaya) Mayjen TNI Ediwan Prabowo di lapangan Apel Kodam V Brawijaya, Surabaya, Kamis.

Prajurit Korps Marinir tersebut berasal dari Pasmar-1 yang dipimpin Mayor Mar Yulindo SE. Mereka tergabung dalam tiga SSY TNI AL dan akan selalu berkoordinasi dengan jajaran TNI AD, TNI AU, Polda Jatim, Basarnas serta elemen masyarakat lainnya.


Dalam gelar kesiapan yang dihadiri Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), Gubernur Akademi TNI AL, Kepala Staf Garnisun Tetap III Surabaya, Kepala Staf Koarmatim, Wadan Kobangdikal, dan pejabat teras TNI/Polri se-Jatim itu, Komandan Kogartap III Surabaya menyatakan Indonesia menyimpan potensi bencana alam yang cukup besar.

"Hal itu karena letak geografis Indonesia yang diapit oleh dua lempeng yaitu lempeng Erasia dan lempeng Indoaustralia serta wilayah yang dikelilingi oleh barisan gunung berapi yang termasuk dalam lingkaran api pasifik, sehingga Indonesia dikenal sebagai Ring of Fire," katanya.

Selain itu, Indonesia juga memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim hujan, selain kekayaan alam yang luar biasa, berupa kekayaan energi yang besar dan kondisi alam yang subur, namun potensi bencana alam juga cukup besar, di antaranya potensi gempa tektonik dan bahaya tsunami, potensi bencana erupsi gunung berapi dan gempa vulkanik, bahaya banjir dan tanah longsor serta angin puting beliung.

"Dengan mengetahui potensi bahaya bencana alam di wilayah kita ini, maka TNI/Polri serta segenap elemen masyarakat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten dituntut untuk selalu siaga menghadapi bencana alam yang akan terjadi sehingga dapat mencegah terjadinya dan jatuhnya korban," katanya.

Apel gabungan TNI/Polri di wilayah Kogartap III Surabaya itu dilaksanakan secara bersamaan dengan gelar pasukan TNI dan Polri serta elemen masyarakat dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di wilayah Jawa Timur pada tahun 2014 dengan tema "TNI/Polri Siap Membantu Rakyat dan Pemerintahan Daerah Dalam Menghadapi dan Mengatasi Bencana".

Dalam waktu yang sama, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington selaku Pembina Gabungan Jalasenastri Korps Marinir melakukan Tatap Muka dengan istri perwira Marinir Wilayah Timur (Marwiltim) di Balai Prajurit Pangkalan Korps Marinir (Lanmar) Surabaya.

Kegiatan yang juga diisi dengan ceramah Etika Pergaulan dari Prof Dr Neni Yulianita MS itu dihadiri Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, Ketua PG Jalasenastri Kormar Ny. Faridz Washington, Wakil Ketua PG Kormar Ny. Tommy Basari Natanegara, Ketua Korcab Pasmar-1 Ny. Siswoyo Hari Santoso, Ketua Korcab Pasmar-2 Ny. Denny Kurniadi, Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Bambang Suryo Aji, dan ratusan istri perwira di jajaran Marwiltim.

"Keberhasilan suami tidak terlepas dari bijaknya istri yang mendampingi, sehingga bila ingin suaminya berhasil harus menjadi istri yang bijak, penuh pengertian dan pemahaman terhadap karir suaminya, karena setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan istri prajurit akan berdampak terhadap kehidupan keluarga dan kedinasan suami," kata Dankormar. (Antara)


Presiden SBY Girang Lihat Pesawat Tempur Korea

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri serah-terima satu skuadron atau 16 unit pesawat tempur latih T-50i Golden Eagle dari Kementerian Pertahanan ke TNI Angkatan Udara di 'taxi way echo' Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2014.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat bersiap untuk berpose bersama para pilot pesawat tempur latih T50i Golden Eagle, di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (13/2). TEMPO/Imam Sukamto

SBY disambut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, serta tiga Kepala Staf Angkatan. Tak lama duduk, Presiden langsung disuguhi tontonan apik. (Lihat FOTO: Presiden SBY Jajal Pesawat Latih Tempur AU Terbaru)


Empat unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle dan dua unit Sukhoi SU-30 terbang membentuk formasi delta atau segitiga. Keenam pesawat tampak empat kali terbang di atas tenda upacara.

SBY tampak girang saat melihat pesawat-pesawat baru TNI AU beraksi. Mengenakan kaca mata hitam dan rompi warna cokelat, Yudhoyono terlihat senyum sambil menepukkan tangan.

Di akhir pertunjukan empat pesawat baru buatan Korea Aerospace Industry mendarat dan parkir di tepat di depan tenda Yudhoyono. Sebelum parkir, keempat pesawat menjalani ritual gerbang pelangi. Yakni dua unit mobil pemadam kebakaran menembakkan air tepat di atas keempat pesawat yang akan parkir. Saking kencangnya air yang disemprot ke atas seolah membuat gerbang dari air.

"Ini tradisi TNI AU jika menyambut pesawat baru. Kalau sudah begitu pesawat T-50 resmi masuk jajaran TNI AU," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto kepada wartawan.

Selanjutnya, Yudhoyono ditemani Menhan, Menkopolhukam, KSAD, KSAL, KSAU, dan perwakilan dari Korea Selatan foto bersama di depan pesawat T-50i Golden Eagle. Karena cuaca cukup terik, kaca mata hitam terus melekat di wajah Yudhoyono. Saat difoto, SBY tampak sumringah dan sesekali melambaikan tangan.

Pesawat tempur ringan ini, dia melanjutkan, dibeli pemerintah untuk menggantikan pesawat Hawk MK-53 yang sudah uzur. Pesawat ini akan bermarkas di Skuadron Udara 15 di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.

Keenam belas pesawat T50i Golden Eagle dibeli dari pemerintah Korea Selatan pada tanggal 25 Mei 2011 dengan nilai kontrak US$ 400 juta. "Pembelian ini masuk dalam program modernisasi alat utama sistem pertahanan Indonesia," kata dia.

Pesawat T-50i Golden Eagle adalah pesawat tempur latih supersonik hasil kerjasama pabrikan Lockheed Martin (Amerika Serikat) dengan dengan Korean Aerospace Industry (Korea Selatan). Pesawat ini dilengkapi dengan 'missile guided/unguided', roket, bom, meriam 20 milimeter, dan radar.  (Tempo)


Menanti Wujud Tank Medium Pindad - FNSS Turki

Indonesia dan Turki sepakat bekerjasama untuk mengembangkan tank medium baru. Kesepakatan ini ditandatangani 6 Februari 2014 di Jakarta, antara perusahaan FNSS Turki dengan PT Pindad Indonesia, untuk mengembangkan tank bagi keperluan TNI AD.


Diperkirakan tank baru ini memiliki desain konvensional, yang memungkinkan dipasang turet dengan canon 105 mm serta  dual co-axial machine gun (MG) 7.62 mm dengan sistem penembakan bersifat komputerisasi.


Untuk memudahkan penyebarannya di Indonesia, diharapkan tank ini memiliki berat tempur sekitar 25 ton.


ACV 300 Turki

Disain Tank Pindad yang sempat beredar
Disain Tank Pindad yang sempat beredar

FNSS memiliki pengalaman luas dalam desain, pengembangan dan produksi kendaraan tempur lapis baja berpenggerak roda maupun rantai (tracked). Lapis baja buatan FNSS terakhir adalah keluarga/ varian Armoured Combat Vehicle (ACV), yang dibangun dalam jumlah signifikan untuk keperluan dalam negeri Turki maupun pasar ekspor. (Janes.com | JKGR)


DPR Ingatkan Deteksi Dini Intelijen

Komisi I DPR RI ingatkan deteksi dini dan kewaspadaan intelijen, menyusul meningkatnya suhu politik luar negeri RI akibat campur tangan Singapura. Demikian pula terkait dengan sikap beberapa negara  tetangga, yang mulai tampak mengusik ketenangan Indonesia.

DPR Ingatkan Deteksi Dini Intelijen

Anggota Komisi I DPR RI, Tjahjo Kumolo mengatakan, Komisi I DPR RI sudah menggelar rapat dengan Panglima TNI, dalam menyikapi permasalahan ini. “Intinya Komisi I bersama- sama TNI tegas menolak apapun bentuk intervensi asing terhadap kedaulatan negara RI,” jelasnya,saat mlakukan kunjungan kerja di Kodam IV/Diponegoro, Kamis (13/2).

 Tapi hal ini juga menjadi hal yang harus dicermati. Singapura sudah mulai menunjukkan hal- hal yang kurang bersahabat. Demikian halnya dengan Papua Nugini maupun Australia.


Makanya, Komisi I DPR RI mendesak kepada Panglima TNI dan Kementrian Pertahanan RI untuk melengkapi skuadron baru di Madiun yang akan diresmikan Presiden SBY  pada Jumat (14/2),dengan persenjataan serta peralatan radar yang mumpuni.

 Sehingga skuadron baru ini dapat mendukung berbagai langkah antisipasi maupun perlawanan akibat intervensi asing terhadap kedaulatan negara RI. “Pokoknya kita negara yang berdaulat, merdeka dan negara yang mempunyai sikap bahwa sejengkal tanahpun, merupakan harga diri bangsa yang harus kita pertahankan,” tegasnya.

Dalam jangka panjang, masih jelas politisi PDIP ini, Komisi I DPR RI juga telah meminta agar matra darat, laut dan udara harus terus diperkuat. Demikian halnya dengan profesionalisme prajurit TNI serta kesejahteraan prajurit ke depan juga harus bisa menjadi lebih baik. “Dengan begitu, apapun yang menyangkut stabilitas serta keutuhan bangsa Indonesia, TNI harus terpanggil,” tambah Tjahjo. (ROL)


Pesawat Tempur KFX/IFX Diproyeksikan Untuk Pengganti F-16

Direktur Utama Korea Aerospace Industries Ha Sung Yong yakin pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment yang kini sedang dikembangkan bersama Indonesia dapat menggantikan pesawat F16 di masa datang.

Pesawat Tempur KFx/IFX Diproyeksikan Untuk Pengganti F-16

Setelah proyek pengembangan bersama KFX/IFX dihentikan dan dilanjutkan pada Januari 2014, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap pada 2020 prototipe pesawat dapat ditampilkan dan akan mulai diproduksi pada tahun berikutnya.

Menurut Sung Yong, pesawat tempur K/IFX apabila dikembangkan dapat dijadikan sebagai pesawat pengganti F16 dan F4 pada 2025.


"Pengganti F16 pada 2025 akan sangat dibutuhkan, saya percaya dengan kerjasama yang kuat kami dapat memenuhi pengganti F16 di masa yang akan datang," jelasnya saat ditemui seusai acara serah terima pesawat tempur T-50i Golden Eagle di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (13/02/2014)

Selain itu Sung Yong juga yakin proyek pengembangan pesawat tempur bersama ini akan sukses karena lima alasan, yang pertama karena Korea dan Indonesia adalah sahabat yang istimewa. Kedua, karena secara geografis letak kedua negara sangat dekat.

Alasan ketiga adalah karena kondisi geografis yang memungkinkan untuk menjalin komunikasi yang efisien dan efektif dalam mengembangkan pesawat.

Alasan keempat karena budaya kedua negara memiliki banyak kesamaan yang memudahkan untuk saling mengerti.

Sementara alasan terakhir, Sung Yong mengatakan dari segi teknologi, Indonesia memiliki kesamaan dalam pengembangan pesawat dan helikopter.  (Bisnis.com)


13 Februari, 2014

Musuhi Indonesia, Singapura Rugi Besar

Penamaan kapal perang KRI Usman Harun menambah daftar panjang memanasnya hubungan pemerintah Indonesia dengan  Singapura. Akankah hubungan Indonesia dan Singapura merenggang apalagi terputus akibat polemik ini?

Musuhi Indonesia, Singapura Rugi Besar

Pengamat Militer dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Kusnanto Anggoro mengatakan, pemerintah Singapura tak akan berani mengambil keputusan seberani itu. Ia menilai, pihak yang paling dirugikan jika terjadi pemutusan kerja sama militer atau yang lebih parah pemutusan hubungan diplomatik adalah Singapura sendiri.

"Sebagai negara yang seharus berdaya diri, pasti untung kita. Artinya mereka lebih rugi. Kita negara besar, gitu aja koq susah amat," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Rabu (12/2/2014).


Menurutnya, ketergantungan Singapura akan Indonesia sangat besar. Karena itu, rasa tidak mungkin Singapura berani bertindak lebih jauh di luar protes terhadap penamaan KRI Usman Harun.

"Singapura tanpa Indonesia itu enggak mungkin. Kalau Indonesia tanpa Singapura itu enggak apa-apa. Enggak mungkinnya kenapa, mereka akan dimakan oleh Malaysia dan Australia," tandasnya.

Polemik KRI Usman Harun muncul karena adanya protes Singapura terhadap penamaan itu. Pihak Singapura berpendapat Usman Harun merupakan tokoh yang ditangkap dan dihukum gantung oleh pemerintah Singapura atas tuduhan melakukan pengeboman di sekitar MacDonald House di Orchard Road, Singapura pada 10 Maret 1965.

Adapun nama Usman Harun, merupakan gabungan dari nama dua marinir Indonesia, yaitu Usman Janatin dan Harun Said yang dianggap terlibat pemboman di sebuah bangunan di Orchard Road pada tahun 1965.

Dua marinir Indonesia itu, telah dieksekusi dengan hukuman gantung di Singapura, karena dianggap bersalah dalam pemboman tersebut. Jenazah keduanya telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. (Sindo)


Menhan serahkan 16 pesawat T-50i Golden Eagle pada TNI AU

Indonesia resmi memiliki 16 unit pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle. Pesawat itu didatangkan dari Korea Selatan sejak bulan September lalu.

Menhan serahkan 16 pesawat T-50i Golden Eagle pada TNI AU

Ke-16 pesawat tersebut akan diserahkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada TNI AU dan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kamis (13/2).

Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, pembelian pesawat berkecepatan 1.600 km/jam ini adalah sebagai bentuk remunerasi alutsista TNI. Pesawat itu untuk memperkuat pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia.


"Semoga kedatangan alutsista tempur terbaru ini akan bermanfaat bagi TNI. Pesawat ini memang mirip sekali dengan F-16, memiliki kelincahan dan kemampuan persenjataan yang maksimal," kata Hadi, di lapangan Taxy Way Echo pangkalan TNI AU Halim.

Hadi menjelaskan, pesawat tempur T-50i Golden Eagle, spesifikasi dengan panjang 43 kaki serta lebar sayap 31 dan tinggi 16 kaki. Pesawat itu memiliki persenjataan sekitar 10.500 pound yang dilengkapi kanon galting internal tiga laras general dinamics 20mm yang mampu menyemburkan 2000 peluru per menitnya.

"Direncanakan akan dilengkapi radar udara maka pesawat canggih ini akan mampu mengubah daya tempur udara kita," ucapnya.

16 Pesawat ini akan segera diserahterimakan dalam upacara militer di Skuadron 17 Lapangan Udara Halim Perdanakusuma. Dalam upacara serah terima tersebut juga akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan para petinggi TNI lainnya.

Pesawat tempur taktis T-50i Golden Eagle pesanan pemerintah Indonesia ini akan menambah kekuatan Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Maospati. T-50i akan digunakan sebagai pesawat latih tempur menggantikan pesawat Hawk MK-53.

Pesawat T-50i merupakan pesawat jet serang ringan. Pesawat ini juga biasanya digunakan sebagai pesawat latih lanjutan bagi penerbang tempur.

Melihat spesifikasinya, T-50i sangat mirip dengan F-16. Wajar saja, Korea Selatan memang menjadikan T-50i sebagai pesawat latih sebelum pilot-pilot tempur mereka menggunakan F-16. (Merdeka)


Ini terowongan rute kabur Usman-Harun usai pengeboman Singapura

PT Pertamina (Persero) merevitalisasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) tertua di Indonesia, tepatnya di Pulau Sambu, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Tak dinyana, pulau kecil itu menyimpan cerita terpendam yang berkaitan dengan ketegangan diplomatik antara Indonesia-Singapura soal penamaan Kapal Perang Usman-Harun.

Ini terowongan rute kabur Usman-Harun usai pengeboman Singapura
Terowongan Usman Harun

Rupanya, di Pulau Sambu itu, Harun Said dan Usman Haji Mohamed Ali menyiapkan perbekalan sebelum melakukan tugas negara di Singapura. Dua prajurit Korps Komando Operasi (KKO) TNI Angkatan Laut itu selain merancang penyusupan ke perairan negeri Singa dari pusat penyimpanan minyak itu, menyiapkan rute kabur lewat terowongan.

Rencananya, jika pengeboman Orchad Road terlaksana, maka keduanya kembali ke pulau itu lantas menyusup melalui goa buatan tersebut. Apa daya, selepas melaksanakan tugas pada 10 Maret 1965, Usman dan Harun tertangkap dan tak berhasil kembali ke Pulau Sambu.


Cerita soal terowongan ini dituturkan oleh Operation Head Terminal BBM Sambu Sabarudin Abadi Baros. Pria 44 tahun tersebut mengatakan lokasi terowongan terletak di sisi timur pulau. Persisnya di bawah pos pengamatan Pertamina di atas bukit kecil yang langsung berbatasan dengan perbatasan laut Indonesia-Singapura.

Baros, demikian dia disapa, mendapatkan kisah Usman-Harun dari personel TNI tua yang berjaga di pulau kecil itu. Terowongan ini kabarnya digali pemerintah Kolonial Belanda buat menghadapi serbuan tentara Jepang di Perang Dunia II.

"Sekarang terowongan itu sudah kita timbun, tapi kabarnya panjangnya sampai tiga kilometer," ujarnya kepada wartawan, Kamis (13/2).

Sambu pertama kali dikembangkan jadi pangkalan minyak oleh otoritas kolonial bersama perusahaan migas Shell padan 1897. Lokasinya strategis, hanya berjarak 30 menit naik kapal dari perairan Singapura.

Selain itu, karena posisinya persis di lintasan Selat Malaka, perdagangan hasil minyak mudah dilakukan. Selepas Indonesia merdeka, Sambu diserahkan pemerintah buat dikelola Pertamina.

"Pulau ini seperti benteng, dan banyak jalur kecil, makanya dipilih oleh Usman dan Harun buat melakukan persiapan penyerangan," kata Baros.

Kini terowongan yang jadi saksi bisu konfrontasi Indonesia dan Federasi Malaya itu sudah dipenuhi semak belukar. Mulut goa buatan tersebut hampir tak terlihat, jadi seperti karang biasa.

Petugas Pertamina pernah menemukan sisa-sisa terowongan itu, tapi tak utuh sampai tiga kilometer seperti cerita yang beredar. Jika data panjangnya valid, maka terowongan itu menghubungkan tepi pantai hingga kawasan operasional bunker minyak.

Baros mengatakan, karena Sambu sehari-hari dipenuhi aktivitas penyimpanan dan distribusi migas Pertamina, wajar bila fakta sejarah di sana kurang diperhatikan warga sekitar.

"Saya juga kurang tahu apakah pemanfaatan Sambu sebagai basis serangan itu inisiatif (Usman dan Harun) atau perintah TNI," akunya.

Aksi dua prajurit marinir itu menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang. Ketika itu, Usman dan Harun menjalani tugas dalam Operasi Dwikora saat konfrontasi pemerintah Indonesia dengan Malaysia, sebelum Singapura memisahkan diri.

Penamaan kapal perang terbaru TNI AL menggunakan nama keduanya menimbulkan ketegangan diplomatik. Pejabat bidang pertahanan Singapura menilai langkah pemerintah Indonesia tak pantas, lantaran memberi penghargaan pada teroris.

Sebaliknya, TNI dan pejabat di Tanah Air cuek dengan kritikan pedas negeri singa itu. Usman dan Harun saat itu bukan murni melakukan terorisme, tapi menjalankan tugas negara. Apalagi, ada 1973, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Kuan Yew telah menaburkan bunga ke makam Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. Sehingga masalah itu seharusnya sudah selesai. (Merdeka)


Menlu Singapura Kemukanan Alasan Spesifik Protes Penamaan KRI Usman Harun oleh TNI

Menlu Singapura Shanmugam bicara mengenai alasan spesifik mengapa pihaknya merasa keberatan dengan penamaan KRI Usman Harun oleh TNI. Penamaan boleh untuk hal lain, tapi berbeda imbasnya dengan penamaan pada kapal perang.


"Ini merupakan area di mana Indonesia memiliki kedaulatan hak untuk memberikan nama terhadap kapal perangnya, yang tumpang tindih dengan sejarah bersama dan keputusan Singapura dan Indonesia untuk meletakkan sejarah ini di belakang," ujar Shanmugam seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (12/2/2014).


Shamnugam mengatakan kedua negara harus menghormati kesepakatan tersebut. Jangan sampai hal yang menjadi sejarah kelam -- bagi Singapura -- kembali muncul ke permukaan.

"Dan harus ada sensitivitas itu dalam kedua negara untuk memastikan hal itu berada di belakang kita dan tidak membukanya lagi. Itulah mengapa kami meminta Indonesia untuk mempertimbangkan kembali penamaan kapal perang itu," ujarnya.

Shamnugam pun menjelaskan mengapa Singapura keberatan dengan penamaan 'Usman Harun' di sebuah kapal perang. Hal itu terkait dengan mobilitas dan simbol yang dibawa suatu kapal.

"Untuk menamakan sebuah bangunan dengan nama mereka atau menguburkannya dalam makam pahlawan nasional, itu adalah suatu hal, namun beda halnya dengan penamaan kapal perang. Sinyalnya sangat berbeda karena kapal berlayar di tujuh samudera, membawa pesan di setiap tanah yang dihampiri kapal tersebut. Begitu juga kapal itu membawa bendera nasional." (Detik)


Batalyon Baru Marinir di Pulau Setokok, Batam

Korps Marinir dikenal sebagai salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir sejajar dengan Kotama lain seperti Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, Kobangdikal, Seskoal dan AAL.

Batalyon Baru Marinir di Pulau Setokok, Batam
 
Korps Marinir tentu sangat diandalkan dalam perannya menjaga kedaulatan Republik Indonesia. Dewasa ini, dalam menghadapi ancaman Korps Marinir berbenah dengan menambah kekuatan armadanya. Yang terbaru adalah penguatan dalam wujud batalyon baru Marinir di Pulau Setokok, Batam. Tidak jauh dari Singapura.

Laksamana TNI Agus Suhartono saat masih menjabat Panglima TNI pernah mengatakan, keputusan memilih Setokok sebagai pangkalan Marinir karena posisinya dekat dengan Selat Singapura, Selat Philips, dan Selat Malaka.


"Kita tidak ingin situasi damai di Selat Singapura dan Selat Malaka yang sudah kita lakukan dan tekan selama ini kembali berkembang seperti dulu, atau yang lebih buruk lagi," ucapnya.

Oleh karena itu, katanya, TNI perlu melakukan penambahan kekuatan untuk lebih mendekatkan pasukan pada daerah-daerah yang rawan. Panglima berharap dengan pendirian Batalyon Marinir di Batam akan memberi reaksi yang lebih cepat, lebih responsif terhadap ancaman stabilitas keamanan di perbatasan.

1. Pembangunan atas perintah Presiden SBY

Pada hari jadi ke-67, Korps Marinir TNI-AL mendapat kado istimewa dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden memerintahkan KSAL agar membangun satu batalyon infanteri-10 Marinir di Pulau Setokok, Batam. Batalyon tersebut untuk memperkuat korps marinir dalam menjaga kedaulatan NKRI khususnya wilayah laut. Pada kesempatan tersebut, korps marinir juga show a force akan armada tempur yang dimilikinya.

"Kepercayaan yang telah diberikan oleh pemimpin negara ini kepada kalian. Salah satu contoh wujud kepercayaan tersebut adalah adanya perintah langsung Presiden RI untuk menambah dan membangun satu batalyon infanteri-10 Marinir di Pulau Setoko Batam," ungkap KSAL Laksamana TNI Soeparno di lapangan upacara Brigif-2 Marinir, Kesatrian Hartono, Cilandak, Jakarta, Kamis, (22/11/12) dikutip situs Korps Marinir.

Peringatan HUT ke-67 Korps Marinir TNI-AL tahun 2012 yang bertemakan 'Dengan Semangat Pengabdian Tanpa Batas Kita Tingkatkan Profesionalisme Prajurit yang Kaya Kompetensi Serta Berkarakter Sebagai Prajurit Petarung yang Religius dan Humanis' mempertontonkan unjuk kekuatan akan armada tempur yang dimilikinya.

2. Peletakan batu pertama oleh KSAL

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Marsetio melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya Pembangunan Yonif- 10 Marinir di Pulau Setokok, Batam Kepulauan Riau, Rabu (05/6/2013).

Kasal mengatakan peletakan batu pertama Yonif-10 Marinir ini merupakan bentuk perealisasian Rencana Strategis (Renstra) TNI AL untuk Sistem Senjata Terpadu (SSAT) guna mewujudkan TNI AL yang handal dan disegani berkelas dunia.

Kasal juga menegaskan pembangunan kekuatan Marinir di wilayah ini merupakan jawaban bahwa Korps Marinir siap hadir di setiap tempat di seluruh wilayah nusantara, guna menciptakan dan menjaga stabilitas nasional demi keutuhan NKRI.

Hadir dalam acara peletakan batu pertama tersebut Asrenum Panglima TNI Laksdya TNI Among Pratomo, Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A Faridz Washington, dan para Pangkotama TNI AL.

Kegiatan ini juga ditandai dengan penandatanganan Prasasti Yonif-10 Marinir, penyampaian tali asih dari Kasal kepada Prajurit Marinir yang bertugas dalam pembangunan Yonif-10 Marinir. Kegiatan juga dimeriahkan tarian daerah sekapur sirihsebagai tanda sambutan yang positif masyarakat Setokok terhadap pembangunan Yonif-10 Marinir dan demo ketrampilan prajurit Marinir terjun payung.

3. Perkembangan proyek dipantau Menhan

Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Purnomo Yusgiantoro meninjau pembangunan Batalyon Infanteri-10 Marinir di Pulau Setokok, Batam, Jumat (20/12/2013).

Dalam kunjungan tersebut Menhan RI yang didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Dr Marsetio, Kabaranahan Kemhan Laksda TNI Rahmat Lubis, Karo TU Kemhan Brigjen TNI Bambang Hartawan, dan sejumlah pejabat TNI AL dan Kemhan, disambut oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A Faridz Washington. Kunjungan tersebut untuk melihat langsung perkembangan proyek pembangunan Yonif-10 Marinir yang sampai saat ini sedang berlangsung.

Sebelum kunjungan tersebut, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro meresmikan tiga kapal perang dalam sebuah upacara militer yang dipimpin Komandan Upacara Danyonmarhanlan IV Tanjungpinang Mayor Marinir Arief RH Anggorojati di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau.

Ketiga kapal perang buatan putra-putri Indonesia yang diproduksi PT Palindo Marine Shipyard Batam tersebut adalah Kapal Republik Indonesia (KRI) Alamang 644 merupakan Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Angkatan Laut (KAL) Bireun II-1-63 dan KAL Kumai I-6-58, yang memiliki spesifikasi teknologi tinggi disiapkan untuk penambahan alusista TNI AL dalam mengamankan NKRI.

4. Prajurit dari Surabaya

Komandan Pasmar-1 memberikan pengarahan kepada prajurit Pasmar-1 yang akan mengisi Yonif-10 Mar Setokok Kepulauan Riau di Indoor Sport Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Senin (03/02/2014).

Kegiatan tersebut juga diikuti prajurit Pasmar-1 yang akan melaksanakan penugasan (BKO) di Pangkalan Brandan, Satgas Expedisi Koridor Maluku dan Satgas Encap Latma Multilateral Komodo Naval Exercise 2014.

Pada pengarahan tersebut juga dihadiri kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Bambang Suryo Aji, Danmenkav-1 Mar Kolonel Marinir Sarjito, Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir M. Nadir, para Asisten Pasmar-1 dan para Dansatlak Pasmar-1, serta para pejabat teras dijajaran Pasmar-1.

Dalam arahannya, Komandan Pasmar-1 menyampaikan agar para prajurit benar-benar siap, baik secara fisik, mental maupun spiritual. Karena tugas yang akan dilaksanakan merupakan tugas mulia demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut Komandan Pasmar-1 menekankan kepada seluruh prajurit yang akan melaksanakan penugasan agar selalu melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait demi kelancaran pelaksanaan penugasan serta menjaga nama baik korps. (Merdeka)


12 Februari, 2014

Helikopter Serbu AS 550 Fennec Segera Perkuat TNI AD

Sejumlah helikopter serbu ringan AS 550 Fennec akan memperkuat TNI Angkatan Darat (AD). Dari 12 unit yang dipesan TNI AD, beberapa helikopter yang diproduksi Eurocpter melalui PT Dirgantara Indonesia sudah bisa dioperasikan pada 2014 ini.

Helikopter Serbu AS 550 Fennec TNI AD

"Untuk 12 heli Fennec yang akan dibeli TNI AD, rencana tiba tahun 2014 dan 2015," sebut Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Namun Andika belum tahu berapa unit helikopter pesanan yang sudah jadi pada 2014 ini. Yang jelas, dari 12 unit yang dipesan itu, 8 unit akan ditempatkan di Squadron-12 Serbu Waytuba, Sumatera Selatan, 3 unit di Squadron-13 Serbu Tanjungredep, Kalimantan Timur, dan 1 unit di Pusdik Penerbangan TNI AD Semarang, Jawa Tengah.


Untuk mengoperasikan helikopter-helikopter serbu itu, saat ini TNI AD telah menyiapkan pilot beserta teknisinya. AS 550 Fennec berupa helikopter berbadan kecil dengan single engine ini merupakan bagian dari modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai program Minimum Essensial Force (MEF).

"Kebutuhan SDM untuk operasional Heli Fennec disiapkan 23 penerbang dan 31 teknisi," tambah dia.

Sementara, untuk helikopter Apache yang dipesan dari Amerika Serikat akan tiba pada tahun 2017. Meski belum datang, TNI telah menyiapkan sejumlah personel.

"Kebutuhan SDM untuk operasional heli Apache direncanakan 24 penerbang dan 59 teknisi. Gelar heli Apache ini masih belum ditentukan," ujar Andika.

Helikopter AS 550 Fennec adalah helikopter militer ringan yang diproduksi Eurocopter grup, gabungan perusahaan Aerospatiale Prancis dan DaimlerChrysler Aerospace AG (DASA) Jerman.

Fennec dapat dilengkapi dengan senjata koaksial, roket, torpedo dan amunisi lainnya. AS 550 Fennec dapat menampung 6 orang, yakni 2 kru dan 4 penumpang. Helikopter yang menggunakan mesin Turbomeca Arril 2B ini mampu terbang selama 4 jam lebih dengan kecepatan maksimum 287 km/jam.  (Liputan9)


Cerita Dibalik Tabur Bunga Lee Kuan Yew di Pusara Usman-Harun

Singapura meradang. Negeri jiran ini tidak terima Indonesia menyematkan salah satu kapal fregatnya dengan nama Usman-Harun. Dua pahlawan Dwikora ini dianggap teroris di negeri itu paska peledakan bom di MacDonald House, Orchad Road, Singapura pada 10 Maret 1965 silam.

Tabur bunga PM Lee Kuan Yew di atas pusara Usman dan Harun di TMP Kalibata. (Foto diambil dari buku Soeharto The Untold Stories) | (Koleksi Museum Purna Bakti Pertiwi)

Masalah Usman-Harun yang dihukum mati di Penjara Changi, 17 Oktober 1968, seperti dituturkan Juru Bicara Khusus Presiden RI Teuku Faizasyah, sebetulnya sudah selesai dan menjadi bagian sejarah masa lalu. Apalagi, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew pernah melakukan tabur bunga ke pusara Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.


Soal tabur bunga ini, Abdul Rahman Ramly punya cerita sendiri. Dalam buku "Soeharto, The Untold Stories", Ramly yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel Angkatan Darat menceritakan, ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai liasion officer yang mewakili pemerintah Indonesia. Saat itu RI belum punya hubungan diplomatik dengan Singapura.

Saat itu Soeharto merinci apa saja yang harus dilakukannya. Sebagai panglima tertinggi, Soeharto berusaha semaksimal mungkin membela kehormatan anak buahnya. Segala upaya dilakukan meski kedua anggota Korps Komando Operasi  (KKO) itu akhirnya tetap dihukum gantung.

Pembelaan dan penghormatan kepada anak buah yang gugur sebagai bunga bangsa itu, kata Ramly, ditunjukkan Soeharto ketika PM Lee Kuan Yew ingin berkunjung ke Indonesia dua tahun setelah hukuman mati dilaksanakan.

"Pak Harto  mempersilakan PM Lee datang dengan syarat harus meletakkan karangan bunga langsung di makam Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan Kalibata, bukan di tempat yang biasanya tamu negara meletakkan karangan bunga, di kaki tugu makam pahlawan," Ramly menuturkan.

Syarat itu, ujar dia, sungguh tidak lazim, namun entah dengan pertimbangan apa, PM Lee setuju meletakkan karangan bunga di makam Usman dan Harun. Baru setelah itu hubungan Jakarta-Singapura membaik.

Namun hubungan dua negara ini kembali memanas setelah Indonesia bersikukuh tidak akan mengganti nama KRI-nya yang akan tiba di tanah air Juni 2014 nanti. Pemberian nama Usman dan Harun sudah sesuai prosedur dan proses yang panjang. Dan, sudah lazim pula KRI diberi nama pahlawan nasional.


Seperti Indonesia, Singapura Juga Harus Hormati KRI Usman Harun


Anggota Komisi I DPR RI, Hayono Isman, meminta Singapura untuk menghormati pemerintah Indonesia terkait pemberian nama kapal fregat yang diberi nama Usman - Harun yang baru dibeli dari Inggris.

"Harusnya Singapura tidak mempermasalahkan pemberian nama KRI Usman - Harun. Indonesia memiliki aturan undang-undang sendiri," kata Hayono Isman dalam rilis yang diterima VIVAnews, Rabu 12 Febuari 2014.

Menurut Hayono, Singapura harus menerima sikap pemerintah Indonesia yang menganggap Usman dan Harun sebagai pahlawan nasional. Sejak 17 Oktober 1968 -- saat Usman dan Harun dihukum gantung -- Pemerintah Indonesia juga menerima keputusan Singapura yang menvonis keduanya bersalah. Meski sebelum eksekusi dilakukan, Indonesia telah mengirimkan surat permohonan penundaan eksekusi terhadap keduanya.

Anggota Dewan Penasihat Partai Demokrat itu mengungkapkan Singapura dan Indonesia memiliki sejarah panjang dalam menjalin hubungan kerja sama mendirikan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Dia melanjutkan, Indonesia dan Singapura adalah dua di antara enam negara pendiri ASEAN yang banyak mendapatkan manfaatnya. Hayono kembali menegaskan, pemerintah tidak perlu mengganti KRI Usman-Harun dengan nama lain, sesuai aturan internal dan kedudukan di mata dunia internasional.

Dia juga menyayangkan keputusan pemerintah Singapura yang membatalkan undangan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Diharapkan Singapura dengan Indonesia menghentikan persoalan KRI Usman-Harun yang hanya sebatas perbedaan persepsi.  (VivaNews)


Pemerintah RI Diminta Lebih Tegas Atasi Konflik dengan Tetangga

Kedaulatan, kewibawaan, dan kehormatan bangsa dan negara dalam melaksanakan hubungan bertetangga antar negara harus dijaga. Indonesia harus tetap berdaulat, berwibawa, dan dihormati.


Pernyataan itu disampaikan Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo terkait dengan beberapa aksi dan reaksi yang dilakukan negara tetangga terhadap beberapa kejadian pekan lalu.

Misalnya, protes Singapura terhadap penamaan KRI Harun Usman, dugaan pembakaran dan perampokan kapal nelayan asal Merauke oleh tentara Papua New Guniea, dan pengusiran imigran gelap asal Timur Tengah oleh Australia ke wilayah Indonesia.


“Indonesia harus tetap berdaulat, berwibawa dan dihormati, tanpa harus jadi menakut-nakuti negara tetangga,” kata peserta Konvensi Capres Demokrat itu dalam keterangan persnya, Selasa 11 Februari 2014.

Menurutnya, jangan sampai negara kita dianggap terlalu kompromi dan permisif atas konflik yang terjadi dengan negara tetangga, dan akhirnya merugikan bangsa dan negara kita sendiri.

“Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, jangan sampai kita dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik,” kata Edhie.

Seperti diketahui, selain protes Pemerintah Singapura terhadap penamaan KRI Harun Usman, pekan lalu juga marak diberitakan bahwa tentara Papua New Guinea membakar kapal milik nelayan asal Merauke, Papua, dengan tuduhan melanggar lintas batas.

Selain itu juga dikabarkan bahwa Pemerintah Australia menghalau imigran gelap asal Timur Tengah yang masuk ke wilayahnya ke wilayah Indonesia.

Edhie menyatakan bahwa menurut pengalamanya sebagai militer selama 33 tahun dan 3 bulan, konflik justru kerap terjadi antar negara tetangga.

“Saya minta agar negara tetangga tetap berlaku baik dan menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan-tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan,” kata Edhie.

Dia berharap, investigasi dilakukan dan kemudian bersikap tegas jika ditemukan pelanggaran-pelanggaran dalam hubungan antar negara tetangga di kemudian hari. (VivaNews)


Airbus Military Siap Terbangkan Pesawat C-295 Pesanan Indonesia

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro meninjau pabrik pesawat Airbus Military di Sevilla, Spanyol untuk inagurasi produksi keenam yang siap diterbangkan ke Indonesia pada awal Maret 2014.

 
Kunjungan Menhan RI didampingi Sekretaris Negara Bidang Pertahanan Spanyol Pedro Arguelles Salaverria dan Dirut PT Dirgantara Indonesia Ir Budi Santoso, kata Counsellor Pensosbud KBRI Madrid, Theodorus Satrio Nugroho di London, Selasa.

Kunjungan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro beserta delegasi ke Sevilla juga didampingi Dubes RI di Madrid Yuli Mumpuni Widarso untuk melihat pesanan sembilan pesawat Airbus Military model C-295.


Presiden Direktur Airbus Military, Domingo Urena-Raso dalam menyambut Menteri Pertahanan RI menyatakan kebanggaannya dan kepuasannya bekerjasama dengan Indonesia, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia yang telah lama bermitra dengan perusahaan pesawat terbang Spanyol CASA.

Kesepakatan kedua pihak untuk bekerjasama dalam merakit C-295 pesanan ke-8 dan ke-9 serta melakukan pemasaran bersama untuk produk berikutnya yang juga akan dirakit di Bandung ke pasar Asia Pasifik merupakan perkembangan penting dari kerjasama bilateral yang telah sangat lama terjalin.

Pihaknya yakin kemajuan teknologi Airbus Military akan dapat memenuhi kebutuhan Pemerintah Indonesia dalam program modernisasi peralatan militernya.

Sementara itu Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dalam sambutan balasannya menyatakan hal senada, memuji keberhasilan kedua pihak dalam memelihara hubungan kemitraan yang saling menguntungkan.

Menteri Pertahanan menantang kedua pihak untuk sanggup secara cerdas meraih peluang yang tersedia di pasar regional Asia Pasifik. Dinyatakan bahwa Asia Pasifik merupakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat mengesankan, sehingga merupakan pasar yang sangat potensial bagi C-295.

Counsellor Pensosbud KBRI Madrid, Theodorus Satrio Nugroho, mengatakan kunjungan Menhan RI ke Spanyol selama dua hari pekan silam akan semakin meningkatkan kerjasama kedua Negara khususnya di bidang pertahanan.

Selain sebagai kunjungan balasan atas kunjungan Menteri Pertahanan Spanyol Pedro Morenes Eulate ke Jakarta Pebruari tahun lalu dimana pada kesempatan tersebut ditandatangani Nota Kesepahaman (MOU) RI - Spanyol tentang Kerjasama Bidang Pertahanan.

Kunjungan kerja Menteri Pertahanan juga dimaksudkan untuk mengimplementasikan butir-butir MOU, diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Spanyol Pedro Morenes Eulate.

Kedatangan Menteri Pertahanan RI di Kementerian Pertahanan Spanyol disambut dengan upacara militer, bersama dengan Menteri Pertahanan Spanyol melakukan pemeriksaan barisan kehormatan.

Pembicaraan bilateral berlangsung sangat hangat, terbuka dan substantif dimana kedua Menteri Pertahanan membahas berbagai upaya peningkatan kerjasama bilateral di bidang pertahanan seperti kerjasama yang saling menguntungkan di bidang industri pertahanan sertai transfer of technology (TOT).

Kedua pihak membahas kemungkinan membentuk pengaturan teknis pelaksanaannya (implementation arrangements), pengembangan sumber daya manusia melalui pertukaran siswa militer dan personil operasi pemeliharaan perdamaian di bawah PBB (UN Peace Keeping Operation/UN PKO) dengan memanfaatkan PKO Training Center di Jakarta.

Kedua negara termasuk aktif dalam menyumbangkan personil pada UN PKO dalam jumlah yang cukup terbesar, dan kerja sama dalam operasi penanggulangan bencana alam.

Kedua Menteri Pertahanan juga bertukar pandangan tentang perkembangan situasi di kawasan masing-masing dan perkembangan situasi internasional. Kedua pihak sepakat untuk terus meningkatkan kerjasama dalam memajukan perdamaian dan keamanan internasional.

Menteri Pertahanan RI menyampaikan undangan kepada pihak Spanyol untuk berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang diselenggarakan di Indonesia, seperti Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) pada 19-20 Maret 2014.

Selain Indodefense di Jakarta pada 5-8 November 2014 dan sebagai observer pada Multilateral Naval Exercise  Komodo 2014 di perairan wilayah Barat Indonesia pada Maret 2014.

Selain kedua kegiatan utama tersebut, Menteri Pertahanan RI juga telah menerima paparan dari Pimpinan Navantia, perusahaan galangan kapal milik Pemerintah Spanyol, tentang kapasitas rancang bangun kapal perang unggulan Spanyol.

Paparan dari Freire Shipyard, perusahaan galangan kapal spesialis kapal layar tiang tinggi (tallship) yang akan membangun kapal latih KRI Dewa Ruci 2 di galangan kapalnya di Kota Vigo.

KBRI Madrid mendukung pelaksanaan kunjungan kerja Menteri Pertahanan RI ke Spanyol dan siap mendorong kedua pihak untuk terus mengimplementasikan butir-butir kesepakatan dalam MOU serta siap mengawal penyelesaian pengaturan teknis pelaksanaan kerjasama industri pertahanan. (Investor)


Mengapa Kapal Perang TNI Usman Harun Bikin Singapura Meradang?

Sebagai dua negara bertetangga dekat, Indonesia dan Singapura terkadang berselisih paham. Setelah sekian lama adem-ayem, perselisihan itu kembali muncul, namun dengan dimensi yang baru.

Mengapa Kapal Perang TNI Usman Harun Bikin Singapura Meradang?
Pahlawan Nasional Usman - Harun

Kali ini perselisihan terkait dengan penamaan sebuah kapal perang Indonesia, yang dibenturkan dengan sentimen historis di Singapura. Gara-gara itu, hubungan militer dan diplomatik kedua negara kini terlihat canggung dan bisa berlanjut kepada ketegangan di sektor-sektor lain bila tidak segera ditangani secara memuaskan.

Di Indonesia, Usman bin H Ali Hasan dan Harun bin Said Harum adalah pahlawan semasa konfrontasi dengan Malaysia/Singapura dekade 1960an. Sebagai bentuk penghormatan, nama depan masing-masing tentara itu diabadikan jadi nama sebuah kapal perang milik TNI Angkatan Laut, yang baru dibeli dari Inggris.


Tapi langkah TNI itu membuat gusar Singapura. Pemerintahnya terang-terangan menyatakan keberatan atas nama kapal baru TNI AL itu, karena membuat mereka kembali teringat kepada peristiwa pahit.

Bagi Singapura, Usman dan Harun adalah dua nama yang bertanggungjawab meledakkan sebuah bangunan di kawasan sipil semasa mereka konflik dengan militer Indonesia hampir 50 tahun yang lalu.  

Usman dan Harun merupakan pelaku tindak pengeboman yang terjadi tahun 1965 di Macdonald House di Orchard Road. Mereka ditangkap dan dieksekusi mati. Bagi Singapura, kedua orang itu tak lebih dari teroris.

Itulah sebabnya, pemerintah Singapura menyampaikan keberatan resmi dan meminta TNI mengganti nama kapal baru jenis fregat itu. Keberatan Singapura langsung disampaikan Kementerian Luar Negeri Singapura kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa.

Pemerintah Singapura menganggap rencana tersebut akan berpengaruh terhadap warga mereka, khususnya keluarga korban. "Dua tentara marinir Indonesia saat itu dinyatakan bersalah karena telah melakukan aksi pengeboman dan menewaskan tiga orang serta melukai 33 orang lainnya," ungkap jubir Kemlu Singapura.

Pemerintah Singapura mengeksekusi Usman dan Harun tahun 1968 dan membuat hubungan kedua negara tegang. Sebanyak 400 pelajar Indonesia berusaha memaksa masuk ke dalam Kedutaan Besar Singapura di Jakarta. Kediaman Konsulat Jenderal Singapura di Indonesia pun turut diserang massa. Para demonstran ikut membakar bendera nasional Singapura.

Tapi Indonesia bergeming. Pemilihan nama itu sudah melewati diskusi yang panjang dan disahkan pada 12 Desember 2012. Bagi Indonesia, Usman-Harun adalah pejuang yang mengharumkan nama bangsa.

"Saya tidak terima kalau Usman-Harun dinyatakan sebagai teroris. Dia adalah aktor negara, bukan aktor nonstate, mereka adalah marinir," tegas Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Moeldoko juga menjelaskan, kerjasama militer Indonesia-Singapura belum berubah paska protes penamaan KRI itu. TNI juga tetap melakukan pengamanan di Selat Malaka.

"Prinsipnya Panglima TNI akan bekerja sama dengan siapapun dengan baik, tetapi kalau sudah berkaitan dgn kedaulatan negara no way. Kita punya sikap yang jelas dan tegas," kata dia.

Mantan koresponden pertahanan media Singapura, Straits Times, bernama David Boey menyarankan agar kapal fregat milik Indonesia, KRI Usman Harun tidak diizinkan melintas di perairan Singapura.

Menanggapi dorongan itu, Moeldoko tak ambil pusing karena itu urusan dalam negeri Singapura. Namun, kata dia, Singapura tak bisa melarang KRI Usman Harun melintasi perairan internasional, termasuk Selat Malaka.

Sejauh ini, reaksi keras Singapura adalah batal mengundang sejumlah petinggi militer RI ke acara pameran dirgantara terbesar di Asia, Air Force Show 2014. Meski, tim akrobatik udara yang diberi sandi 'Jupiter' diizinkan untuk berlaga di arena itu pada 11 Februari mendatang. 

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Pemerintah Indonesia tidak sakit hati atas sikap Singapura itu. "Mereka membatalkan undangan, ya kita tidak pergi sama sekali. Sesederhana itu," tegas Purnomo. Menhan mengaku tak tahu alasan pasti Singapura membatalkan undangan mereka.

Beberapa petinggi militer RI yang semula dijadwalkan hadir antara lain Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn) Sjafri Sjamsoedin, Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Ida Bagus Putu Dunia. Selain itu, juga ada 100 undangan untuk delegasi militer asal RI.

Diberitakan sebelumnya, Indonesia membeli tiga kapal tempur jenis Multi Role Light Frigate dari Inggris. Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo mengungkapkan, kementerian menganggarkan dana sebesar US$385 juta untuk pembelian kapal tersebut.

Misi Rahasia Usman dan Harun tahun 1965

Usman bin H Ali Hasan dan Harun bin Said bukan orang sembarangan. Keduanya adalah anggota Korps Komando Operasi (kini disebut Marinir) berpangkat sersan dua dan kopral. Di tahun 1965, mereka mendapat misi rahasia:  menyusup ke Singapura dan meledakkan bom di jantung negeri itu. Saat itu, Indonesia tengah terlibat konfrontasi dengan Malaysia, dan Singapura masih menjadi bagian negeri jiran.

Usman, kelahiran Dukuh Tawangsari, Desa Jatisaba, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, masih berumur 22 tahun, saat aksi heroiknya meledakkan bom di kandang musuh terjadi. Bahkan Harun yang lahir di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur baru menginjak usia 18 tahun ketika itu.

Harun baru tiga bulan menjadi anggota KKO ketika Presiden RI pertama Soekarno menggelorakan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964. Dwikora digaungkan menyusul pemutusan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia pada 17 September 1963 setelah sehari sebelumnya Inggris membentuk negara federasi Malaysia yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Soekarno menganggap ini sebagai bentuk neokolonialisme dan dikhawatirkan mengganggu jalannya revolusi Indonesia.

Bersama Usman dan Gani bin Arup, 10 Maret 1965, Harun menyusup ke jantung Singapura yang hanya terpisah Selat Malaka. Mereka berhasil menembus pertahanan negeri itu. Target mereka adalah MacDonald House di Jalan Orchad Road. Gedung berlantai 10 ini merupakan kantor Hongkong and Shanghai Bank. Saat itu, hujan turun sangat deras dengan petir yang sambar menyambar. Mereka lalu meletakkan bom di dekat lift.

Tujuh menit setelah layanan bank tutup, tepatnya pukul 15.07 waktu setempat, bom meledak. Ledakan bom merobek pintu lift dan menghancurkan salah satu dinding di gedung itu. Reruntuhan tembok menimpa 150 karyawan bank yang sedang menyelesaikan tugasnya. Meja, kursi dan mesin ketik terpental hingga ke jalan.

Harian Singapura, The Strait Times melaporkan, tiga orang meninggal dunia dan 33 lainnya terluka. Puluhan mobil rusak berat. Kaca-kaca jendela gedung sepanjang Orchad Road dengan radius 100 meter hancur. Sebagian karyawan yang selamat awalnya menduga suara ledakan dan kilatan yang menyilaukan mata itu berasal dari petir yang menghujam gedung.

Usman dan Harun berhasil melarikan diri. Negeri Singa pun gempar.  Pasukan khusus kemudian disebar untuk mencari otak peledakan. Pasukan khusus Australia ikut membantu.

Usman dan Harun akhirnya tertangkap saat boat yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar. Pengadilan Singapura yang menyidangkan kasus ini kemudian menjatuhkan hukuman mati untuk keduanya. Hukuman itu dilaksanakan tiga tahun setelah peristiwa peledakan bom di  penjara Changi pada 17 Oktober 1968.

Harun baru berusia 21 tahun saat tali yang menjulur dari tiang gantungan melingkar di lehernya, dan Usman berumur 25 tahun. Sebelum eksekusi dilaksanakan, permintaan mereka: dimandikan di tanah air dengan air Indonesia. Untuk menghormati jasa-jasa mereka, Harun dan Usman dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.


Jangan kembali ke masa lalu
Hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura menjadi tegang karena RI bersikukuh menamai salah satu kapal barunya dengan nama Usman dan Harun (KRI Usman-Harun). Kedua pahlawan nasional RI itu adalah pengebom MacDonald House di Orchard Road, Singapura, tahun 1965, pada periode konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Staf Khusus Presiden RI, Teuku Faizasyah menegaskan, masalah Usman-Harun cukup menjadi sejarah masa lalu sehingga tidak perlu mengganggu hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura. Apalagi, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew pernah melakukan tabur bunga ke pusara Usman dan Harun di Taman Pemakaman Pahlawan Kalibata, Jakarta.

“Kalau kita rujuk dengan apa yang terjadi selama ini, yakni tabur bunga oleh PM Lee Kuan Yew, sudah ada penyelesaian atas masalah yang terjadi di masa lalu,” kata Faizasyah. Dia menilai, langkah Singapura yang melancarkan protes keras itu bentuk perluasan masalah.

Presiden SBY, kata dia, telah menugaskan Menkopolhukam untuk ‘mengelola’ isu ini. "Yang jelas tidak ada niat Indonesia mengubah nama KRI Usman-Harun,” ujar Faizasyah.

Faizasyah berpandangan, Singapura perlu menimbang prospek ke depan dari kondisi yang tidak menguntungkan ini terkait hubungan bilateral maupun kerjasama ASEAN. “Janganlah hal-hal seperti ini seperti melihat kembali ke masa lalu – yang persoalannya sebenarnya sudah selesai,” kata dia. (VivaNews)


Marinir TNI AL Cari Lima Nelayan Merauke

KENDATI dihadang ombak tinggi dan badai kencang, tim SAR TNI Angkatan Laut terdiri dari delapan orang personel Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan Xl (Yonmarhanlan Xl) Merauke ditambah dengan tiga orang warga setempat hingga, Senin (11/2), masih terus melakukan pencarian terhadap lima nelayan yang hilang di perairan Torasi, Merauke, Papua.

Marinir TNI AL Cari Lima Nelayan Merauke

Komandan Yonmarhanlan XI Merauke, Mayor Marinir Azrin ketika dihubungi via telepon masih berada di laut untuk memimpin langsung jalannya pencariaan kapal nelayan Merauke yang dikabarkan telah dibakar oleh tentara Papua Nugini (PNG), pada Kamis lalu.

Torasi letaknya paling ujung tenggara, tepatnya paling pojok bawah Pulau Irian. “Tidak ada penghuni, hanya Marinir yang bertugas sebagai penjaga perbatasan saja di sana,” kata Mayor Marinir Azrin seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal).


Berdasarkan pengakuan Antonius Basik seperti ditirukan Mayor Azrin, kala itu dirinya beserta sembilan nelayan Merauke lainnya melihat tiga kapal cepat seperti kandas di laut. Antonius bersama sembilan orang temannya bermaksud mendekat dan menolong ketiga speed tersebut. Ketika sudah mendekat, terlihat beberapa tentara menggunakan pakaian lengkap dengan senjatanya, menghampiri perahu mereka dan menyuruh seluruh penumpang di dalam perahu turun di atas Reef (daratan pasir di tengah laut).

Kemudian tentara PNG merampas sejumlah uang, satu dus rokok, dan dua jerigen bensin. Setelah itu tentara PNG membakar perahu nelayan asal Merauke. Para nelayan berusaha memadamkan api tapi tidak berhasil. Tentara PNG pun pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Merasa nyawanya terancam, para nelayan Merauke memutuskan untuk menyelamatkan diri dengan berenang sampai ke Pos Pengamanan Perbatasan RI-PNG di wilayah Torasi. Lima nelayan berhasil selamat sampai di pos tersebut, sementara lima nelayan lainnya hingga saat ini belum bisa diketahui nasibnya.

Adapun nelayan yang selamat adalah Antonius Basik, Yakobus Mahuze, Andi Mahuze, Silvester Basik, dan Maya Gabze. Sementara lima nelayan yang belum diketahui nasibnya, yakni Alex Tjoa, Ferdi Tjoa, Roby Rahel, Jhon Kaize, dan Vikar.

Dalam upaya pencarian korban, para prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang dipersenjatai secara lengkap, dipimpin oleh Mayor Marinir Azrin telah menurunkan satu Sea Rider serta didukung oleh unsur angkatan laut lainnya, yaitu KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, menyusul dua perahu karet yang sudah dikerahkan beberapa hari sebelumnya. (Jurnas)