07 Maret, 2014

Panglima TNI Evaluasi Semua Tempat Penyimpanan Senjata

Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan mengevaluasi seluruh gudang senjata TNI menyusul meledaknya gudang amunisi milik TNI Angkatan Laut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014 lalu.

Panglima TNI Evaluasi Semua Tempat Penyimpanan Senjata

“Evaluasi ini untuk perbaikan ke depan. Evaluasi bukan hanya untuk gudang yang ada sekarang, tetapi juga gudang-gudang yang sudah tua dan terisi penuh. Semua akan kami lihat kembali,” kata Moeldoko di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 7 Maret 2014.

Evaluasi menyeluruh ini dilakukan agar peristiwa ledakan gudang amunisi tidak terulang lagi. Saat ini, lokasi ledakan gudang amunisi di Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, ditutup untuk kegiatan seluruh kesatuan TNI.


Kegiatan pasukan katak dan kesatuan TNI AL lainnya dipindahkan ke tempat lain yang aman. Ini untuk memastikan kawasan tersebut aman dari sisa ledakan, sebab dikhawatirkan masih ada sisa amunisi di sana.

Untuk mengungkap penyebab ledakan hebat itu, tim ahli bahan peledak TNI AL bekerjasama dengan Tim Mabes Polri sedang melakukan investigasi. Sejauh ini, diketahui salah satu pemicu ledakan adalah karena banyaknya bahan peledak TNT di dalam gudang amunisi tersebut. (VivaNews)


Rusia Pemasok Mobil Tempur Terbesar ke RI

Meski telah mempunyai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi kendaraan tempur (tank) seperti PT Pindad (Persero), tak menyurutkan Indonesia untuk mengimpor tank dari negara lain, seperti Rusia, Korea dan Prancis.

Tank BMP 2 Marinir TNI AL
Tank BMP 2 Marinir TNI AL

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor tank Indonesia dari beberapa negara sepanjang 2013 tercatat sebesar US$ 220,56 juta atau setara Rp 2,5 triliun (kurs: Rp 11.481 per dolar AS)

Impor tank terbesar berasal dari Rusia dengan realisasi sebesar US$ 127,49 juta. Disusul Republik Korea yang memasok tank sebesar US$ 72,75 juta.


Di posisi ketiga ditempati Prancis yang mengimpor US$ 10,34 juta. Sementara negara lainnya membukukan nilai impor tank ke Indonesia sebesar US$ 9,94 juta.

Sementara pada periode Januari 2014, realisasi impor tank sebesar US$ 17,12 juta. Angka ini melonjak drastis dari awal tahun lalu yang mencatatkan nilai impor tank sebesar US$ 2,27 juta.

Realisasi impor tank tertinggi khusus Januari ini berasal dari Republik Korea senilai US$ 13,82 juta. Selanjutnya Prancis dengan nilai impor sebesar US$ 3,26 juta serta negara lainnya sebesar US$ 45,81 ribu. Sedangkan saldo impor tank Rusia di awal tahun ini nol alias tidak mengimpor.

Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding periode yang sama 2013 di mana nilai impor dari Republik Korea sebesar US$ 288,90 ribu, Prancis senilai US$ 1,43 juta serta negara lainnya US$ 547,50 ribu dan Rusia tidak melakukan impor di periode Januari tahun lalu. (Liputan6)


Rencana Besar RI: Jadikan Inalum Produsen Komponen Pesawat Terbang

Pemerintah telah membuat rencana besar terhadap PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang telah diambil alih dari tangan Jepang. Mulai dari peningkatan produksi, pengembangan kawasan, hingga hilirisasi alumunium menjadi komponen pembuatan pesawat terbang.

Rencana Besar RI: Jadikan Inalum Produsen Komponen Pesawat Terbang

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, hilirisasi akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari bahan mentah, produk setengah jadi, hingga kualitas paling tinggi yang biasa digunakan untuk teknologi canggih.

"Kita akan gerakan hilirisasi atau downstream di sana (Inalum), yang menggunakan produk alumunium dari Inalum. Kualitasnya akan kita tingkatkan. Salah satunya adalah alumunium alloy yang digunakan untuk bahan pembuatan pesawat terbang," ungkap Hidayat, di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (6/3/2014)


Hidayat mengatakan, saat ini pemerintah tengah berkonsentrasi dalam pembuatan peraturan pemerintah (PP) untuk menjadikan Inalum sebagai BUMN. Kemudian adalah rancangan untuk penambahan modal terhadap Inalum.

Berlanjut Inalum akan ada penningkatan produksi menjadi 470 ribu ton per tahun. Saat ini produksi dari Inalum adalah 250.000 ton per tahun. Diharapkan pada tahun 2017 itu tercapai.

"Ini akan dilakukan peningkatakan produksi menjadi 470 ribu ton," ujarnya.

Untuk penambahan modalnya, dua opsi yang bisa dilakukan adalah Penyertaan Modal Negara (PMN) dan IPO. Namun Hidayat lebih optimistis untuk jangka panjang, Inalum dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Harus ada jalan keluar dari rencana investasi baru. Kalau saya sarankan IPO," sebut Hidayat.



Sumber : Detik


Opsi Laut Cina Selatan Bagi Indonesia

Indonesia memiliki potensi untuk membela kepentingan maritim , tapi untuk saat ini akan membutuhkan partner.

Selama beberapa tahun terakhir China telah terus meningkat ketegasan di Laut Cina Selatan. Klaim terbaru atas hak mengelola hasil perikanan atas sebagian besar wilayah ini membuat negara-negara lain di kawasan alasan khawatir bahwa China akan segera mencoba menerapkan Identifikasi Zona Pertahanan Udara ( ADIZ ) di Laut China Selatan sambil mencoba untuk menegaskan klaim nine-dash line yang kontroversial. Hal ini akan menempatkan yurisdiksi Cina berada tepat di lepas pantai sebagian besar negara Asia Tenggara.


Armada perang USN (photo: Jayme Pastoric)

Sementara ketika negara-negara yang terancam dengan klaim China khawatir terhadap ancaman terhadap kedaulatan mereka, beberapa memiliki sarana untuk menantang itu, terutama pada ancaman kedaulatan mereka sendiri. Indonesia mungkin adalah negara yang bisa melakukannya dengan bantuan sekutu yang substansial. Indonesia juga memiliki sumber daya untuk mendanai angkatan lautnya untuk mempertahankan teritorial perairannya. Meskipun demikian , masih harus dilihat apakah Indonesia bisa memanfaatkan potensi ekonomi dan mengubah dirinya menjadi kekuatan regional yang berpengaruh.


Sudah muncul indikasi serius bahwa China mungkin mencoba untuk menerapkan ADIZ atas Laut Cina Selatan dalam waktu dekat. Seorang perwira senior dari Akademi Militer Rakyat China Tentara Pembebasan Angkatan Laut, Li Jie, telah menggulirkan isu pada tanggal 21 Februari, dalam menanggapi pernyataan militer Amerika yang mengatakan bahwa China berencana untuk menerapkan ADIZ atas Laut Cina Selatan pada tahun 2015. Li menjawab bahwa penerapan ADIZ di LCS diperlukan untuk kepentingan jangka panjang China.

Potensi Indonesia

Baik PDB maupunn PDB per kapita Indonesia tumbuh kuat selama 10 tahun terakhir, dengan PDB meningkat lebih dari 400 persen menjadi $878.000.000.000 pada tahun 2012 dan PDB per kapita melonjak menjadi $3.557 pada tahun 2013. Kenaikan per kapita tetap terjadi meskipun pertumbuhan populasi hampir 40 juta orang. Ini akan berarti bahwa pemerintah memiliki populasi dan pendapatan dasar yang sehat dan menghasilkan potensi pendanaan militer.

Minyak, gas , dan industri pertambangan telah menjadi pendorong utama keberhasilan ekonomi Indonesia. Namun, industri ini tidak bebas masalah, dan beberapa dari masalah tersebut diakibatkan oleh kebijaksanaan pemerintah Indonesia sendiri. Ladang minyak negara itu akan jatuh tempo dan mungkin sudah melewati masa puncak produksi. Namun, cadangan gas Indonesia masih besar, dan kebangkitan industri Coalbed Methane ( CBM ) berpotensi sangat menguntungkan.

Masalah yang dihadapi industri primer di Indonesia sudah pasti membatasi pilihan pemerintah untuk menangani masalah-masalah keamanan regional. Sektor minyak dan gas memiliki kerangka peraturan stabil yang menarik investasi, tapi ladang migas yang sudah setengah menuju habis dan peningkatan konsumsi domestik berarti keuntungan menurun. Minyak dan gas menyumbang 22 persen dari pendapatan pemerintah pada tahun 2011. Jika angka itu terus turun maka sumber baru harus ditemukan, atau dana bagi pendanaan militer akan juga menurun. Indonesia sudah memeras pendapatan pemerintah sebanyak dari sumber pendapatan ini dengan cukup bijaksana, dengan penerapan tarif pajak efektif sebesar 44 persen pada 2013. Dengan menurunnya produksi minyak, gas alam yang akan diandalkan hingga sumber energi yang signifikan berikutnya dapat dikembangkan.

Dengan diperkirakan menguasai 6 persen dari cadangan global, CBM bisa menjadi penggerak berikutnya bagi Indonesia dalam investasi energi. Cadangan CBM Indonesia diperkirakan dua kali lebih besar dari cadangan gas alamnya. Tapi industri ini, bagaimanapun masih baru. BUMN Bukit Asam mengklaim Tanjung Enim dapat menghasilkan cukup CBM setiap hari untuk memasok pembangkit listrik 200MW pada tahun ini. Namun, kesepakatan dengan perusahaan utilitas masih merupakan perkiraan. Bahkan dengan regulasi pasar yang menguntungkan dan formasi geologi, industri ini tidak akan segera menjadi bagian penting dari perekonomian Indonesia dalam waktu dekat.

Iklim regulasi seputar industri pertambangan di Indonesia menimbulkan masalah besar lain. undang-undang pertambangan yang kontroversial tahun 2009 mulai diberlakukan sedikit demi sedikit pada tanggal 12 Januari 2014, mengharuskan perusahaan tambang untuk memperkaya mineral di Indonesia dan tidak mengirim bahan mentah segera setelah dikeruk. Tujuannya adalah untuk menjaga keuntungan pertambangan di dalam negeri bukan mengekspor kekayaan negara. Namun, sebagian besar perusahaan asing utama sangat khawatir tentang aplikasi peraturan yang tidak merata di seluruh komoditas, serta ambiguitas apakah kontrak sebelumnya akan juga ikut terpengaruh.

Dua perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, Freeport dan Newmont, mengklaim peraturan batu itu akan membuat mereka terpaksa memberhentikan ribuan pekerja dan hilangnya miliaran pendapatan ekspor. Mereka mengancam untuk mengajukan tuntuan hak kontrak-kontrak sebelumnya sebelum pemberlakuan undang-undang baru pada arbitrase internasional. Manambah masalah yang ditimbulkan oleh undang-undang baru adalah melemahnya harga komoditas dan kurangnya infrastruktur untuk memperkaya dan mengangkut mineral ke pasar. Target penerimaan pajak sektor pertambangan adalah $90.5 miliar pada tahun 2013, namun per September baru $56 miliar yang tercapai. Sektor pertambangan negara mendapat $ 3.37 miliar untuk periode waktu yang sama, 25,7 persen penurunan YoY.

Kelas konsumen yang terus tumbuh adalah potensi penggerak lain untuk perekonomian Indonesia. Populasi ini diperkirakan akan tumbuh menjadi 150 juta orang selama 10 tahun ke depan. Tidak saja merangsang perekonomian Indonesia, juga diharapkan menjadi faktor stabilisasi agar tidak tergantung pada harga komoditas. Salah satu alasan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tapering yang dilakukan Federal Reserve AS, dikaitkan dengan semakin berkembangnya kelompok konsumen ini.

Jika bisa terus tumbuh, kelas konsumen akan menjadi bagian penting dari perekonomian Indonesia. Namun, hal tersebut tidak secara langsung jadi keuntungan bagi pertambahan anggaran pemerintah sampai setidaknya akhir dekade ini (2020). Memperoleh keuntungan dari pertumbuhan kelas konsumen dalam bentuk nyata ketersediaan dana untuk upgrade besar-besaran angkatan laut akan membutuhkan antara lima sampai sepuluh tahun. Artinya, pemerintah tidak dapat bergantung pada sumber pendapatan ini untuk membiayai kebutuhan militer secara langsung saat ini.

Opsi Aliansi

Tanpa adanya kebebasan anggaran untuk membangun angkatan laut yang akan mampu mempertahankan perairan teritorialnya, Indonesia hanya mempunyai beberapa pilihan tersisa untuk pertahanan. ASEAN telah jelas terlihat tidak membantu dalam hal ini, karena bahkan setelah China menerapkan hukum baru pelarangan mencari ikan di LCS, ASEAN tidak mampu berbuat sesuatu kecuali mengeluarkan merekomendasikan solusi diplomatik untuk masalah tersebut.

Beberapa negara-negara di wilayah ini mempunyai kapasitas angkatan laut yang cukup signifikan untuk bekerja dengan Indonesia menyediakan alat pencegah yang efektif bagi agresi, dengan dua pengecualian : Australia dan Jepang.

Meskipun ada masalah dalam hubungan Indonesia – Australia, muncul dari isu pencari suaka dan akibat bocornya kejadian Australia memata-matai musyawarah perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat, namun tidak merupakan ancaman strategis untuk hubungan kedua negara. Namun, isu-isu seperti ini menghambat kerjasama selama postur China tidak terang-terangan militeristik. Jika China memutuskan untuk menerapkan ADIZ di Laut Cina Selatan, hubungan saja bisa berubah. Australia tidak memiliki klaim teritorial di Laut Cina Selatan, namun China dengan dukungan militer mengklaim hak atas jalur laut paling berharga di dunia, tercatat 50 persen dari pengiran kapal tanker minyak dunia merupakan ancaman bagi Australia, terutama karena Australia mengirimkan cadangan gas alam dan ekspor yang meningkat lewat jalur laut tersebut.

Sayangnya untuk Indonesia, ketegangan dalam hubungan ini berarti bahwa aliansi dengan Australia hanya mungkin terjadi jika dipicu oleh sebuah insiden cukup besar yang akan memaksa menyelaraskan kepentingan mereka. Kondisi semacam itu berarti bahwa aliansi apapun anatar Indonesia-Australia akan terlambat, dan China mungkin sudah mendiktekan arah peristiwa dan mengambil keuntungan strategis.

Jepang memiliki kebutuhan dan alasan strategis mendesak untuk membantu setiap negara Asia Tenggara untuk ikut menjadi counterbalance bagi China. ADIZ Cina di Laut Cina Timur dan sengketa pulau-pulau Diaoyu/Senkaku telah membuat Jepang sangat sensitif terhadap sikap keras Cina. Jepang juga punya kekhawatiran terhadap keamanan jalur perdagangan energi mereka yang dikirim melalui Laut Cina Selatan.

Namun, konstitusi Jepang tidak memungkinkan Pasukan Bela Diri Jepang untuk melakukan sesuatu kecuali melindungi wilayahnya sendiri. Perdana Menteri Shinzo Abe dan partai LDP yang berkuasa ingin mengubah konstitusi untuk memungkinkan militer Jepang untuk membantu melindungi sekutunya Perubahan Pasal Jepang 9 akan membuat aliansi militer formal dengan bangsa Asia Tenggara akan sangat menarik. Namun potensi kemungkinan pemerintah Jepang mampu mengubah konstitusi bukanlah sesuatu yang strategi militer yang Indonesia bisa andalkan, terutama mengingat betapa kontroversialnya perubahan postur militer Jepang baik di dalam negeri Jepang sendiri maupun di kawasan.

Hal ini membuat AS jadi satu-satunya negara lain yang bisa menjadi sekutu Indonesia dalam waktu dekat dan secara substansial dapat mempengaruhi perilaku Cina di Laut Cina Selatan. AS telah mengatakan kepada Filipina bahwa mereka akan menempatkan lebih banyak kapal di teater LCS. Namun, AS mempunyai banyak kepentingan di seluruh dunia. Dorongan dan tindakan nyata militer AS ke Laut Cina Selatan hanya akan terjadi jika Cina lebih agresif daripada tindakan mereka saat ini. Bahkan ADIZ baru akan tidak akan signifikan mengubah postur AS tanpa “insiden” yang signifikan dalam teater untuk memaksa AS bertindak terhadap China.

Penekanan pentingnya “Poros Asia” oleh AS tidak berarti berupa tindakan langsung. Dalam jangka pendek AS akan membiarkan peristiwa-peristiwa terjadi, dan kemudian baru bereaksi sesuai dengan hal tersebut untuk menjaga keseimbangan kekuasaan di wilayah.

Ini berarti Indonesia tidak dapat sepenuhnya bergantung pada AS untuk membangun kehadiran nyata, atau bahkan kemitraan dengan kawasan, sebelum kedaulatan wilayah Indonesia dilanggar secara signifikan. Diperlukan aktor regional lain dengan motivasi yang sama dan juga punya potensi kerugian dari agresivitas Cina. Kemungkinan Indonesia akan sulit untuk bisa meyakinkan negara lain di kawasan untuk melakukan aksi segera terhadap agresi Cina, tapi itu adalah satu-satunya pilihan dalam jangka pendek dan menengah. (Clint Richards - The Diplomat | JKGR )


Rantis Berpeluncur Roket Produksi Balitbang Kemhan Diuji coba (12 Foto)

Inilah pertama kalinya kendaraan taktis (Rantis) 5 ton 6x6 "peluncur roket" produksi Balitbang Kemhan beraksi. Rantis berikut roketnya ini beraksi di kawasan pantai santolo indah pameungpeuk, garut jawa barat pada kamis (06/03).

Rantis Berpeluncur Roket Produksi Balitbang Kemhan Diuji coba

Rantis hasil karya anak bangsa ini berhasil meluncurkan 2 buah roket RHAN 1220 produksi bersama konsorsium roket nasional tanpa kendala apapun. Dengan sudut elevasi 50 derajat dan azimut 250 mengarah ke laut selatan roket mampu meluncur sejauh 14 kilometer.Bersamaan dengan itu, RHAN- 1220 B yang merupakan varian baru dari RHAN dengan kaliber 122, juga berhasil diluncurkan dari laras GRAD pada peluncur Perkasa.


Menurut Kepala pusat Peneltian dan pengembangan litbang alat peralatan pertahanan (kapuslitbang Alpalhan Balitbang kemhan) Brigjen TNI yul Afiandi, Rantis 5 ton 6x6 peluncur roket  ini merupakan produksi dalam negeri yang dihasilkan dari penelitian Balitbang Kemhan bekerjasama dengan Pindad dan mitra kerja swasta lainnya.Sebelum digunakan dalam kagiatan peluncuran, rantis tersebut juga sudah diadakan uji coba kelayakan berbagai medan di wilayah jawa barat. Meski sudah berhasil meluncurkan roket, Rantis ini tetap akan dikembangkang lebih lanjut baik dari sisi kendaraan ataupun peluncur roket. (ARC)
















Sumber  Foto : Halaman Facebook PT. Alam Indomesin Utama


Lika-liku Tugas Paspampres mengawal orang nomor 1 dan 2 di Indonesia

Menjadi seorang pengawal presiden bukanlah pekerjaan mudah. Tak kenal lelah dan waktu bahkan keluarga pun sempat dinomorduakan karena rutinitas sehari-hari yang padat. Pertanggungjawabannya pun tak main-main, seorang Pasukan pengawal presiden (Paspampres) harus menjamin keselamatan orang nomor 1 dan 2 di Indonesia.

Lika-liku Tugas Paspampres mengawal orang nomor 1 dan 2 di Indonesia

Kisah ini diceritakan oleh Letkol Inf Novi Helmy Prasetya, yang kini sudah menjabat sebagai Komandan Grup D Paspampres. Pria kelahiran Bangkalan, Madura, November 1971 ini mulai masuk Paspampres pada tahun 2003.

Kala itu dirinya menjabat sebagai Kepala Seksie Operasi Paspampres. Sebagai garda terdepan pengamanan presiden, Novi mengaku kadangkala tugasnya keteteran. Tak jarang pimpinannya memarahi Novi karena melakukan kelalaian.


"Kalau kita dapat wejangan atau teguran dari komandan kita anggap itu vitamin, jangan dibawa ke hati. Kita harus tanggapi secara positif," ujar Novi saat diwawancara detikcom, di Mako Paspamres, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/3/2014).

Selama mengawal Megawati menjadi Presiden RI ke 5, Novi mengaku banyak hal positif yang bisa didapatkannya. Salah satunya adalah kesiapan dalam menjalani tugas. Novi menceritakan agenda presiden yang suka dadakan dan kondisi macet Jakarta memang terkadang menyulitkan.

Bahkan bagi seorang pasukan elit berpangkat kapten seperti Novi dirinya terkadang tak sungkan-sungkan mengendarai sepeda motor bebek guna mengamankan sang presiden.

"Dulu jaman Ibu Mega banyak sekali agenda dadakan sedangkan kondisi jalanan kan macet. Makanya saya tancap gas pakai motor untuk sterilkan daerah yang akan dituju. Enggak cuma sekali, sering saya begitu macet-macetan demi tugas," terang pria beranak dua ini.

Di jaman Presiden SBY, Novi naik jabatan menjadi Wakil Komandan Detasemen Pengamanan Instalasi dan setelah itu dia menjabat sebagai kil Komandan Detasemen Pengamanan Pribadi. Menjadi pengamanan di bidang instalasi kepresidenan juga bukan tugas mudah. Novi pun harus rela mensterilkan toilet tempat acara presiden.

Bagaimana dengan urusan keluarga? Novi menjawab hal itu bukanlah masalah. Dia bisa mensiasati hal tersebut dengan memberikan pengertian kepada istri dan anak-anaknya. Di waktu senggang, jika tidak dinas, Novi memanfaatkan betul momen itu untuk bersama keluarga.

"Jadi saya selalu bilang ke anak saya, kita siap dadakan jalan. Karena saya kan memang enggak bisa janji. untungnya anak-anak dan istri mengerti tugas kita," ucapnya sambil tersenyum.

Bagi Novi, kewaspadaan selama menjadi anggota Paspamres sangat diperlukan. Meleng sedikit bisa berakibat fatal apalagi jika terjadi apa-apa dengan RI 1 dan RI 2. Tidak hanya Panglima TNI saja yang akan marah, bisa-bisa rakayat pun ikut mencemooh.

Kini Novi sudah menjadi Komandan Grup D, tugas dan tanggung jawab lebih berat. Dia sebagai pembina pasukan pengamanan mantan Presiden dan Wakil Presiden harus bisa mendidik anak buahnya supaya tetap fokus menjalankan tugasnya. Novi juga harus meyakinkan kondisi anak buahnya supaya tetap fit dalam melakukan pengamanan. (Detik)


06 Maret, 2014

Video Detik-detik Ledakan Gudang Amunisi Terekam CCTV

Suasana kepanikan akibat ledakan gudang amunisi yang terjadi di kawasan Armada Barat, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014, juga dirasakan puluhan petugas Kepolisian di kantor Polair Polda Metro Jaya yang berada tidak jauh dari markas Pasukan Katak TNI AL.



Tampak terlihat anggota kepolisian berlarian menyelamatkan diri dari puing-puing yang berjatuhan dari lokasi ledakan. Guncangan terlihat di kantor Polair dan pecahan-pecahan batu juga terlihat berterbangan dan berjatuhan di laut.

Ledakan keras terjadi sebanyak dua kali. Tidak hanya petugas, sejumlah kuncing yang berada di kantor polisi itu juga berlarian ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri.

Sementara di dalam ruangan penjagaan, saat ledakan pertama sejumlah petugas juga terlihat panik dan berusaha menyelamatkan diri. Ada yang berlari ke dalam ruangan, tiarap dan bersembunyi di bawah meja.


Penjagaan ketat masih dilakukan di areal ledakan gudang amunisi Pasukan Katak di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 6 Maret 2014. Garis polisi yang akan menuju lokasi ledakan masih terpasang.

Dari pantauan VIVAnews, sejumlah petugas POMAL masih melakukan penjagaan di pintu masuk pangkalan utama. Sementara sejumlah petugas Kopaska masih terlihat lihir mudik masuk pangkalan dengan menggunakan kapal penyeberangan.

Dari pantuan, kegiatan di perairan yang tidak jauh dari lokasi ledakan sudah berjalan dengan normal. Beberapa kapal pengakut BBM juga sesekali terlihat melintas. (VivaNews)


TNI AD Proyeksikan Helikopter Apache Perkuat Pulau Natuna

TNI terus meningkatkan kewaspadaannya atas kian meningkatnya eskalasi konflik di Laut China Selatan (LCS). Salah satu kewaspadaan dilakukan dengan melakukan penguatan militer di Natuna, wilayah yang berbatasan langsung dengan LCS.

TNI AD Proyeksikan Helikopter Apache Perkuat Pulau Natuna

Penguatan dilakukan di semua matra, yakni darat, laut, dan udara. Untuk TNI Angkatan Darat (AD), TNI bakal menambah satu batalion infanteri di Natuna. “Apache kita juga akan kita tempatkan di sana,” ungkap Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman saat kunjungan ke MNC Group Jakarta kemarin. TNI AD membeli helikopter serbu versi AH-64E tersebut dari Amerika Serikat sebanyak 8 unit.


Dijadwalkan helikopter datang secara bertahap mulai tahun depan. Menurut Budiman, 2 Apache yang datang tahun depan hanya untuk latihan. “Penambahan satu batalion infanteri di Natuna juga karena pertimbangan sekarang ini penduduk di pulau tersebut sudah semakin banyak. Kekayaannya juga banyak,” urainya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan, TNI akan melakukan penguatan TNI AD di Natuna dengan penambahan satu batalion, TNI Angkatan Laut (AL) dengan penguatan pangkalan angkatan laut (lanal), dan TNI Angkatan Udara (AU) dengan peningkatan pangkalan angkatan udara (lanud). “Sangat perlu ditempatkan pesawat tempur,” ujar dia.

Mantan KSAD itu menegaskan, TNI harus melihat perkembangan di LCS dengan penuh kewaspadaan. Menurut dia, apabila terjadi sesuatu di LCS, akan terjadi perembesan pengaruh itu terhadap wilayah Indonesia. Selainitu, posisigeografisNatuna yang strategis bisa dijadikan pangkalan oleh musuh sebelum masuk ke wilayah RI. Karena itu penambahan dan penempatan kekuatan yang proporsional di Natuna perlu dilakukan sebagai sistem peringatan dini bagi Indonesia dan TNI.

Moeldoko yang baru saja mengunjungi Panglima Angkatan Bersenjata China (PLA) di Beijing menambahkan, China menginginkan Indonesia ikut berkontribusi dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah LCS. “TNI akan memberikan kontribusi yang sangat positif dan Pemerintah China memberikan apresiasi yang sangat tinggi,” tuturnya.

Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati mengakui saat ini terjadi peningkatan eskalasi konflik di LCS. Namun dia berharap, semua langkah yang dilakukan berdasarkan kajian yang matang. “Tapi apakah Angkatan Darat sudah perlu untuk ikut serta deployment pasukan, itu saya rasa butuh kajian mengingat biaya tentu tidak kecil,” sebutnya.

Politikus Hanura yang bersapaan akrab Nuning itu justru melihat penguatan TNI AL penting di Natuna. Dia menyoroti perlunya presiden segera menyetujui pembentukan Kohanla (Komando Pertahanan Laut) mengingat saat ini dari 17.499 pulau yang dimiliki Indonesia, terdapat 92 pulau terluar dan 12 pulau di antaranya merupakan pulau-pulau strategis di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga. (Sindo)


Cerita Tiga Prajurit Kopaska Usir Dua Kapal Perang Malaysia Dari Ambalat

Ada lagi cerita menarik soal Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2005, saat ketegangan RI-Malaysia di Blok Ambalat.

Cerita Tiga Prajurit Kopaska Usir Dua Kapal Perang Malaysia Dari Ambalat

Saat itu pemerintah RI membangun mercusuar Karang Unarang yang terletak di titik terluar. Upaya ini selalu diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia maupun Marine Police. Mulai dari bermanuver yang menimbulkan gelombang, hingga menganiaya pekerja mercusuar.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.


1 April 2005, dua kapal TLDM dan Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar. Upaya kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tak digubris.

Komandan KRI pun meminta bantuan dari personel Kopaska yang memang disiagakan di sana. Serka Ismail meminta izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.

Lettu Berny mengizinkan. Namun dia meminta Ismail tak membawa senjata agar tak terjadi kontak tembak.

Serka Ismail melaju dengan motor boat bersama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono. Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.

Tujuannya agar perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat. Sementara itu Ismail melompat dan berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Tanpa diketahui satu pun ABK, Ismail naik ke atas kapal. Dia mendobrak pintu samping kapal sambil berteriak.

"Di mana kapten kapal," bentak Ismail hingga ABK Malaysia ketakutan.

Serka Ismail pun sempat membentak seorang petugas meriam kapal Malaysia.

Kapten Kapal keluar. Dengan nada tinggi Ismail bertanya apa keperluan kapal Malaysia di tempat itu. Sang kapten menjawab normatif, hanya menjalankan perintah.

"Baiklah kalau begitu. Daerah ini adalah wilayah saya (Indonesia). Jadi setelah saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak jangkar akan saya putuskan," sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.

Walau tak bersenjata, keberanian Ismail rupanya membuat nyali para ABK Malaysia ciut. Begitu Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.

Namun kapal kedua tak mau pergi. Serka Ismail dan Tim Kopaska segera melaju. Aksi mereka dihalangi sehingga Ismail tak bisa naik kapal.

Ismail segera menuju tali jangkar. Dia berteriak sambil menggoyang-goyangkan tali jangkar.

"Kalau tidak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan," ancamnya.

Berhasil. Aksi ini pun membuat kapal Malaysia meninggalkan wilayah Karang Unang.

Rupanya cukup tiga orang Kopaska untuk mengusir dua kapal Malaysia. (Merdeka)


Komandan Lantamal: Ada 300 Bom TNT di Gudang Amunisi

Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta, Brigadir Jenderal TNI Marinir Ikin Sodikin, Kamis 6 Maret 2014, mengungkapkan terdapat ratusan bom jenis TNT atau Trinitrotoluene di gudang amunisi Markas Komando Pasukan Katak TNI AL yang meledak, Rabu kemarin.

Gudang amunisi TNI AL yang meledak
Bom-bom TNT itulah yang diduga memicu ledakan dahsyat di tempat penyimpanan amunisi pasukan elit TNI AL dan bangunan lain yang terletak di Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.

"Ada sekitar 300 TNT (bom), amunisi kecil, ada pistol, M16 dan lainnya," kata Ikin saat ditemui VIVanews di lokasi.


Ikin menjelaskan, bom jenis TNT itu memiliki daya ledak yang besar. Bahkan, kekuatannya bisa menghancurkan bangunan. "Saat latihan, dua buah TNT saja bisa meledakkan sebuah bangunan. Sedangkan ini ada 300-an, memang parah," ungkapnya.

Jenderal bintang satu ini menegaskan, penyebab meledaknya tempat menyimpanan amunisi pasukan elit itu disebabkan konsleting arus pendek listrik, sehingga memicu amunisi di gudang itu meledak.

"Terjadi konsleting arus pendek, lalu kebakaran hingga mengeluarkan asap tebal. Ketika dipadamkan sudah tak teratasi," katanya.

Ledakan yang terjadi Rabu pagi itu tidak hanya merusak bangunan, tapi juga membuat satu orang personel TNI AL meninggal dunia dan 86 lainnya terluka.  (VivaNews)


Gudang amunisi yang penuh persyaratan

Gudang senjata dan amunisi di Markas Komando Pasukan Katak TNI AL kawasan barat meledak, Rabu pagi, dengan korban jiwa seorang personel TNI AL dan 86 yang lain luka-luka.

Pangkalan TNI AL-Kopaska Pondok Dayung

Markas pasukan khusus itu ada di "pulau" Pondok Dayung, sejarak sekitar 100 meter dari daratan Pelabuhan Tanjungpriok.

TNI AL menyatakan, gudang senjata di Markas Komando Pasukan Katak TNI AL itu berisikan senjata dan amunisi ringan, bukan untuk keperluan pertempuran yang "berat". Satu peluru mortir kaliber 60 milimeter diketahui melesat keluar hingga keluar kompleks markas militer itu.


Sebetulnya, bagaimana persyaratan teknis dan pengelolaan serta standar keamanan gudang senjata dan amunisi? TNI AL dan matra-matra lain TNI memiliki aturan dan instansi yang khusus dan terkait menangani hal itu, di antaranya Dinas Pengamanan TNI AL.

Secara teknis, amunisi adalah bahan peledak yang dipergunakan untuk keperluan militer; ada senyawa kimia peledak dan pendorong proyektil jika itu menyangkut peluru dalam berbagai kaliber. Atau semata-mata bahan peledak dengan detonator sebagai pemicunya.

Dalam nomenklatur pengamanan gudang bahan peledak, pemerintah telah menetapkan persyaratan fisik bangunan gudang itu, di antaranya lolos persyaratan administratif (perizinan, gambar teknis dan lingkungan, dan lokasi), pencantuman jenis dan tipe bahan peledak, dan buku panduan serta pelatihan tata cara penanganan bahan peledak.

Kapasitas tampung gudang senjata juga harus dipaparkan secara tegas karena jumlah, tipe, dan jenis bahan peledak memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Bahan peledak dari berbagai tipe, di antaranya TNT (umum mengenal sebagai dinamit), C4, hingga RDX, harus diimbuhi detonator sebagai pemicu ledakan.

Tanpa detonator, bahan-bahan peledak itu tidak akan meledak dan menimbulkan efek sebagaimana diinginkan operator (militer). Tentang detonator ini, aturan pemerintah mensyaratkan lokasi penyimpanan yang berbeda antara detonator dan bahan peledaknya.

Dari itu semua, di dalam gudang bahan peledak dan amunisi, pengelola harus menyediakan indikator temperatur, tanda-tanda yang jelas tentang larangan merokok, komunikasi dengan telefon genggam, menimbulkan api atau percikan listrik, dan jalur keluar-masuk serta evakuasi.

Tidak kalah penting sarana pemadaman kebakaran dan pencegahan kebakaran serta penanggulangan efek ledakan. Semua ini menjadi hal-hal pokok yang diperiksa inspektur penanganan gudang senjata/amunisi.

Penjagaan secara fisik, juga persyaratan lain yang penting dan harus ada buku panduan khusus tentang ini, dan penjaga ditempatkan di bangunan lain di luar gudang senjata dan amunisi itu.

Mengingat bahan peledak merupakan senyawa kimia dengan sifat kimia yang labil, maka hal-hal yang mendorong perubahan sifat kimia itu harus dinihilkan. Itulah sebabnya, lampu penerangan genggam dan permanen harus bebas percikan listrik atau api.

Peraturan tentang ini ada yang khusus, di antaranya bahan peledak berbahan dasar amonium nitrat dan ANFO, bahwa gudang bahan peledak dengan kapasitas di atas 5.000 kilogram harus dilengkapi alat pemadam api otomatis yang diinstalasi di luar ruangan dengan sumber air bertekanan.

Masih ada pengaturan khusus tentang bahan peledak peka detonator, secara fisik bangunan harus berbasis bahan tidak mudah terbakar, atap seringan mungkin, dinding pejal, lubang ventilasi memadai, dipasangi alat penangkal petir dengan kabel resistensi lebih kecil dari 5 Ohm, dan tanpa ekspose besi terbuka.

Jika itu tentang bahan peledak yang harus disimpan dalam wadah logam khusus, maka wadah logam tertutup itu harus terbuat dari plat baja setebal paling tidak tiga milimeter, dilengkapi ventilasi, dilapisi kayu di bagian dalam, dan kedap air. Juga dihubungkan dengan alat penangkal petir.

Seorang personel militer Indonesia yang kerap berurusan dengan bahan peledak, menyatakan, gudang-gudang senjata dan amunisi buatan Belanda sangat ideal. Hampir semuanya dibangun di bawah tanah lebih dalam dari tiga meter.

Di atas bangunan gudang amunisi itu, disamarkan dengan pepohonan dan dibangun juga tanggul-tanggul penangkal "lompatan" amunisi yang diperkirakan bisa terjadi jika mereka meledak. Gudang-gudang senjata dan amunisi warisan Belanda itu juga bertemperatur stabil dingin dan tidak lembab.

Bahkan untuk penerangan, mereka tidak memakai pancaran bola lampu listrik; melainkan pantulan cermin-cermin yang sudutnya diatur sedemikian rupa sehingga memecah-mecah arah pancaran cahaya matahari sedemikian rupa pada saat pintu dibuka.

Jaman berubah, keperluan akan gudang-gudang senjata dan amunisi itu berubah dan bertambah banyak. Apapun itu, standar keamanan dan pengamanan harus semakin ditingkatkan karena karakteristik bahan peledak dan amunisi masa kini kian canggih dan sensitif.

"Pulau" Pondok Dayung di mana Markas Komando Pasukan Katak TNI AL kawasan barat sebetulnya sudah cukup jauh dari lingkungan sekitarnya. Bangunan-bangunan eks penjajahan Belanda juga masih dimanfaatkan sebagai sarana perkantoran, asrama, dan gudang-gudang instalasi TNI AL.

Namun rupanya, derap pembangunan fisik di lingkungan Pelabuhan Tanjungpriok lebih cepat ketimbang kondisi pengamanan yang telah diperhitungkan Belanda pada masa itu. Jadilah kawasan Pondok Dayung dan sekitarnya menjadi lebih padat (pekerja) sekaligus meningkatkan resiko.

TNI AL telah menempatkan pasukan khususnya di sana sejak dulu, di "habitat" yang sangat sesuai dengan keperluan operasi tempur dan perang mereka. Azazi personel Komando Pasukan Katak TNI AL adalah operasi oleh unit-unit kecil dengan kemampuan tempur dan bertahan hidup luar biasa.

Mirip dengan Navy SEAL-nya Angkatan Laut Amerika Serikat, mereka harus berlatih banyak hal, mulai dari terjun payung militer, intelijen, insersi lewat lubang tabung torpedo kapal selam, merakit dan menjinakkan bahan peledak, hingga demolisi bawah air, dan banyak lagi. (Antara)


Desain KF-X Masih Diperdebatkan

Setelah penundaan selama satu dekade, Program tempur Korea akan segera resmi berjalan dengan penawaran oleh perusahaan mitra dijadwalkan bulan depan. Namun, memutuskan konsep desain untuk berlanjut dengan desain – single atau twin-engine – muncul sebagai hal yang paling mencolok dalam perdebatan pembangunan pesawat tempur code name KF-X ini.

KF-X Single & Twin-engine
KF-X Single & Twin-engine

Saat ini, Badan milik negara untuk Pengembangan Pertahanan (Agency for Defense Development/ADD), sefaham dengan keinginan Angkatan Udara, mengklaim bahwa pesawat tempur masa depan Korea seharusnya bermesin ganda, pesawat baru, mengusulkan desain berlabel C103.

Di sisi lain, The Defense Acquisition Program Administration (DAPA ), telah mempromosikan versi bermesin tunggal, bernama C501, yang merupakan turunan dari pesawat tempur ringan Korea Aerospace Industries (KAI) FA-50, alasannya pesawat akan lebih murah dan lebih mudah untuk dikembangkan dan dibangun daripada preferensi ADD.


KF-X, yang ditujukan untuk pembuatan jet tempur “F-16 +” dengan bantuan kontraktor pertahanan global untuk mengisi kesenjangan pesawat tempur pada dekade berikutnya, telah tertunda akibat keterbatasan anggaran dan keraguan atas kelayakannya.


KF-X C103 Twin-Engine
KF-X C103 Twin-Engine

Program yang diprakarsai oleh almarhum mantan Presiden Kim Dae – jung pada Maret 2001, memiliki strategi dasar yang diselesaikan pada bulan April 2010 dan ADD melakukan penelitian akhir tentang kelayakan program pembangunan antara tahun 2011 dan 2012. Angkatan Udara Korea berencana mendapatkan 120 jet baru untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang sudah tua melalui proyek pesawat tempur ini.

Pada bulan Januari, 20 miliar won ($18.7 juta) dari anggaran pertahanan untuk tahun 2014 telah dianggarkankan untuk menentukan desain serta mesin, dan DAPA mengatakan akan mulai menerima tawaran dari produsen untuk berpartisipasi dalam program ini pada bulan April.


KF-X C501 Single Engine
KF-X C501 Single Engine

Angkatan Udara Korea meyakini pesawat bermesin ganda memiliki performa tempur yang lebih baik serta keamanan yang lebih baik.

“Pesawat bermesin ganda memang lebih mahal, tetapi dapat membawa muatan berat dengan jarak yang lebih jauh,” kata Greg Waldro, managing editor Flightglobal Asia sebuah situs penerbangan dan industri kedirgantaraan.

“Selain itu, pesawat tempur bermesin ganda memberikan margin keamanan yang lebih besar jika pilot kehilangan satu mesin (rusak), kemungkinan pesawat masih bisa kembali ke pangkalan dengan satu yang tersisa. “ Angkatan Udara juga lebih suka versi bermesin ganda untuk kemungkinan upgrade di masa depan.

“C103 adalah pesawat generasi 4.5 semacam Eurofighter Typhoon, dapat dengan mudah ditingkatkan untuk pesawat tempur generasi kelima, sedangkan C501 adalah generasi 4, “kata seorang analis penerbangan lokal secara anonim.

ADD punya ruang lega untuk weapons bay dalam desain C103, yang akan menghasilkan pesawat tempur low- observable

Analis tersebut mengatakan bahwa jika Korea memilih pesawat bermesin ganda untuk program KF-X, pesawat tempur tersebut pada akhirnya akan dapat menggantikan F-16 dan F-15 Angkatan Udara Korea di masa depan. ”Jika tidak, KF-X hanya akan berakhir sebagai pengganti F-4 dan F-5,” katanya.

Sejauh ini, Angkatan Udara Korea hanya menggunakan pesawat Amerika, sehingga terganggu oleh campur tangan AS dalam penjualan internasional dan upgrade.

Angkatan Udara mengatakan pesawat tempur baru akan bebas dari hambatan itu. KAI FA-50 didasarkan pada pesawat latih T-50 supersonik, dikembangkan bersama dengan Lockheed Martin.

“Keuntungan terbesar adalah Korea akan dapat mengekspor tanpa ijin ekspor (dari Amerika Serikat), ” kata Yang Uk, seorang peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea. ”Pesawat ini akan membantu Angkatan Udara menghemat biaya operasional dan pemeliharaan juga.”

Selain itu, Angkatan Udara mengatakan bahwa pengembangan pesawat tempur sekelas F-16 akan menjadi tidak berarti karena pesawat KF-X akan memasuki layanan dari 2023, dengan negara-negara tetangga seperti China dan Jepang menampilkan jet siluman canggih J-20 dan F-35.

“Dalam hal strategi dan pembangunan militer, mengingat lingkungan operasional dari 2030-2050, Angkatan Udara percaya bahwa pesawat tempur bermesin ganda adalah pilihan yang lebih baik, ” kata seorang perwira Angkatan Udara. ”Namun, satuan tugas kementerian pertahanan yang akan menentukan, dan kami akan mengikuti keputusan tersebut”

Menurut KAI, C501 akan dibangun berdasarkan FA-50, meskipun akan lebih besar, tapi Yang mengatakan bahwa rencana up-sizing dinilai tidak layak.

“Jika C501 dibangun berdasarkan FA-50, KAI harus mendesain ulang aerodinamis pesawat, yang akan menimbulkan beban keuangan yang besar, ” katanya. ”Jika demikian, tidak akan ada banyak perbedaan antara C501 dan C103 dari segi biaya dan waktu pengembangan”

Namun, menurut Korea Institut Sains dan Teknologi Evaluasi dan Perencanaan ( Korea Institute of Science and Technology Evaluation and Planning/KISTEP) pada bulan November, desain bermesin tunggal akan dikenakan biaya ? 6.4 tiliun untuk pembangunannya, berbanding dengan  8.6 triliun Won untuk pesawat bermesin ganda. Selain itu, evaluasi biaya operasional dan pemeliharaan pesawat bermesin tunggal adalah sekitar 1 triliun Won lebih murah, bersama dengan penyebaran sebelumnya – 10,5 tahun untuk model bermesin ganda dan 8,5 tahun untuk versi tunggal.

“KAI adalah sebuah perusahaan yang terdaftar (publik), sehingga mereka harus mempertimbangkan untuk mencari keuntungan dari KF-X , ” kata analis penerbangan.

Richard Aboulafia, wakil presiden Teal Group yang berbasis di Virginia, percaya bahwa pasti ada pasar untuk desain pesawat tempur baru berat medium terjangkau dalam dekade mendatang. Lockheed Martin diperkirakan untuk menutup lini produksi F-16 di sekitar tahun 2015. ”KF-X harus mengikuti langkah pesawat tempur medium sukses sebelumnya seperti seri F-16 dan Dassault  Mirage,” katanya .

Aboulafia juga mengatakan bahwa keputusan untuk membuat KF-X desain twin-mesin akan sangat merusak prospek ekspor. ”Dua mesin tempur besar akan membuat KF-X terlalu besar dan mahal untuk sebagian besar pasar ekspor pesawat tempur, ” katanya.

“Di sisi lain, jika dua mesin kecil pesawat sipil diadaptasi untuk digunakan tempur, yang akan membuat KF-X underperforming dan tidak memadai, seperti yang dialami pesawat tempur Ching Kuo buatan Taiwan.” Dalam hal kinerja tempur, jumlah mesin bukan merupakan faktor konklusif .

“Mesin adalah bagian penting dari sebuah pesawat tempur, tapi itu hanyalah salah satu aspek dari sistem sistem. Diterapkan dengan tepat, baik pesawat tempur bermesin tunggat atau bermesin ganda dapat sangat efektif dalam pertempuran.” Kata Waldron .

James Hardy, Editor Asia-Pasifik dari IHS Jane Defense Weekly, menganggap preferensi Angkatan Udara pada pesawat bermesin ganda adalah “ironis” mengingat bahwa mereka pernah menolak F-15 bermesin ganda dan memilih F-35 yang bermesin tunggal di kompetisi FX III tahun lalu.

“Pesawat mesin tunggal tidak lagi dilihat sebagai lebih rendah untuk sebagian besar misi- lagipula F-35 adalah pesawat tempur bermesin tunggal, seperti juga F-16 dan Saab Gripen,” katanya.

Mr.Yang mengatakan bahwa tidak ada definisi yang jelas untuk KF-X dan yang telah menyebabkan perdebatan tanpa henti. ”Jika pesawat dari KF-X mencapai Status tempur siluman, itu adalah jet tempur kelas tinggi sekarang ini, tapi itu hanya aka jadi pesawat tempur level menengah di 2025-26. Tidak ada standar yang jelas untuk pesawat kelas menengah,” katanya.

“Saya percaya bahwa KAI akan mampu memproduksi pesawat berkemampuan tinggi, jika mendapatkan lebih banyak dana. Jika pemerintah benar-benar ingin melihat dampak ekonomi dari KF-X, harusnya program ini menjadi proyek nasional.”

DAPA ingin peserta untuk secara opsional membayar 20 persen dari biaya pembangunan KF-X, yang akan mencegah KAI dari mengembangkan pesawat bermesin ganda yang membutuhkan upaya yang lebih teknis. Selain itu, badan pengadaan senjata akan meminta kompensasi atas keterlambatan dalam deployment, kata analis tak diketahui identitasnya.

“Jika keputusan untuk memilih maju dengan desain mesin ganda, pemerintah harus meringankan beban keuangan perusahaan, ” katanya.  (JKGR)


DPRD DKI Tolak Terowongan Monas Untuk Simpan Amunisi

Kalangan DPRD DKI Jakarta menolak rencana Pemprov DKI membangun terowongan di kawasan Taman Monomen Nasional (Monas). Sebab, terowongan itu di antaranya untuk tempat menyimpan amunisi dan senjata untuk pertahanan dan keamanan.

DPRD DKI Tolak Terowongan Monas Untuk Simpan Amunisi

“Apalagi pihak legislatif belum pernah diajak bicara tentang rencana pembangunan terowongan dari Monas menuju Stasiun kereta api Gambir,” ujar anggota Komisi D DPRD DKI Muhammad Sanusi, di kantornya kawasan Gambir, Rabu (5/3).

“Konsep awal pembangunan Taman Monas kan peruntukannya sebagai ruang terbuka hijau. Jadi bukan untuk sistem pertahanan dan keamanan, menyimpan amunisi dan senjata. Rencana itu terlalu mengada-ada. Kita sebagai bagian dari Pemprov DKI belum pernah diajak bicara oleh Gubernur Jokowi,” ujar Muhammad Sanusi, politisi Gerindra.


Sanusi menambahkan, pembangunan gudang amunisi dan senjata untuk sistem pertahanan dan keamanan di Monas, terlalu berisiko. “Kita minta semua gudang barang-barang berisiko tinggi, sebaiknya di tempatkan di pinggiran kota. Apalagi kawasan Monas termasuk ring 1 dalam pengamanan negara,” kata Sanusi menambahkan, kasus meledaknya gudang amunisi milik TNI AL di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, agar menjadi pertimbangan untuk membatalkan rencana tersebut.

Anggota Komisi D lainnya, Johny Wenas Polii menambahkan, pembangunan gudang amunisi di terowongan bawah tanah Monas, sangat rawan terjadi kecelakaan, yang membahayakan masyarakat. Sebab, di kawasan ring 1 ini merupakan pusat aktifitas pemerintahan. “Sama sekali rencana itu belum dikomunikasikan dengan legislatif,” kata Johny Wenas.

Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi),pernah mengatakan keberadaan ruang bawah tanah Monas akan dimanfaatkan untuk dibangun berbagai fasilitas. Selain akses menuju Stasiun Gambir, nantinya ruang tersebut akan difungsikan sebagai sistem pertahanan milik TNI. Selain itu, ruang bawah tanah itu, akan dibangun terkoneksi dengan Stasiun Gambir serta Balai Kota. Selain itu juga akan dilengkapi dengan parkir tiga lantai untuk menambah kantong parkir.

“Pembangunan akan dimulai tahun depan dengan anggaran dari APBD DKI 2014. Ya saat ini memang masih dimatangkan lagi dengan tata ruang bawah tanah,” kata Jokowi. (Poskota)


Sekilas Profile Komando Pasukan Katak TNI AL

Komando Pasukan Katak (Kopaska) adalah pasukan elite TNI Angkatan Laut yang memiliki kemampuan operasi militer di darat, laut dan udara. Tugas utama pasukan ini adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, serta mempersiapkan operasi perebutan pantai dan pendaratan kekuatan amfibi. 

Sekilas Profile Komando Pasukan Katak TNI AL

Kopaska didirikan pada 31 Maret 1962 pada masa Presiden Sukarno dengan tujuan mendukung kampanye militer di Irian Jaya (sekarang Papua). Saat ini Kopaska terdiri atas dua grup, yakni wilayah Barat dan Timur. Koordinasi terhadap dua grup Kopaska dipegang Komando Armada RI masing-masing wilayah.


Masing-masing grup dipimpin oleh kolonel yang membawahi enam detasemen, yakni "

  • Detasemen 1 Sabotase/Anti-Sabotase (Teror), 
  • Detasemen 2 Operasi Khusus, 
  • Detasemen 3 Combat SAR, 
  • Detaseme 4 EOD dan Ranjau Laut, 
  • Detasemen 5 Underwater Demolition, dan 
  • Detasemen 6 Special Boat Units.

Operasi pasukan elite ini adalah:

  • Operasi Amphibi : Beach Reconnaissance, Post  Reconnaissance, Beach Clearing, dan Surob (Surf Observation). 
  • Operasi Khusus : Sabotase / Anti-Sabotase (teror), Clandestine, Combat SAR, Mine Clearance, dan Send and Pick-Up Agent.
  • Operasi Tambahan : PAM VIP VVIP & Vital Object, Underwater Survey, SAR, Underwater Salvage, dan Factual Information Gathering.

Setiap tahun Kopaska menggelar latihan bersama dengan pasukan elite Amerika Serikat US Navy Seal. Bahkan beberapa anggota Kopaska juga mengenakan brevet Navy Seal.

Sedangkan di dalam negeri, pasukan ini kerap berlatih bersama dengan Kopassus TNI AD, Kopaskhas TNI AU, dan Densus 88 dalam rangka penanggulangan teror. (Tempo)



05 Maret, 2014

Pondok Dayung dan Pasukan Katak TNI AL

Ledakan terjadi di gudang amunisi dan senjata Komando Pasukan Katak TNI AL, Pondok Dayung, Jakarta Utara, sekitar pukul 10.25 WIB tadi. Lokasi ledakan ada di satu "pulau" kecil di dekat jalur pelayaran kawasan Pelabuhan Tanjungpriok. 

Satuan Komando Pasukan Katak berbaris saat upacara pelantikan Komandan Kopaska, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (8/6). Tugas utama Satuan Kopaska adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.(ANTARA/Yudhi Mahatma)

Gudang senjata itu selama ini diperuntukkan bagi Komando Pasukan Katak TNI AL kawasan barat. Satuan pasukan elit TNI AL ini memiliki kemampuan setara dengan satuan elit sejenis di dunia, di antaranya Navy SEAL dari Amerika Serikat.

Komando Pasukan Katak TNI AL berdiri pada 1962 sejalan pengumandangan Komando Trikora dari Presiden Soekarno untuk merebut kembali Irian Barat dari kekuasaan Belanda. Dalam perjalanan sejarahnya, satuan pasukan elit dengan kemampuan trimatra dan peledakan/sabotase bawah laut ini terdiri dari dua grup, yaitu untuk kawasan barat dan kawasan timur, di Dermaga Ujung, Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL.


Mengapa Komando Pasukan Katak TNI AL untuk kawasan barat ini bermarkas di Pondok Dayung? Tidak lepas dari peran sejarah eksistensi Angkatan Laut Belanda pada masa penjajahan mereka di Indonesia. Pondok Dayung merupakan "pulau" kecil yang strategis letaknya.

Dilihat dari udara, dia "memagari" jalur pelayaran utama dari Pelabuhan Tanjungpriok, terutama jalur pelayaran (kini) ke Medan, Makassar, dan Surabaya; tiga kota maritim pokok Indonesia selain Jakarta. Untuk bisa ke Pondok Dayung, pengunjung harus melewati Pintu I, III, atau Pintu IX pelabuhan terbesar itu.

Dari Jalan Pelni, pengunjung bisa mengarah ke kiri dan akan sampai di "terminal" penyeberangan menuju Pondok Dayung. Pulau kecil itu bisa jelas dilihat memakai mata telanjang karena jaraknya sekitar 200 meter saja, dipisahkan jalur pelayaran penting yang juga menjadi lokasi galangan kapal di sisi baratnya.

Untuk menginjakkan kaki ke Pondok Dayung di mana Komando Pasukan Katak TNI AL kawasan barat bermarkas, tidak bisa tidak, harus memakai kapal penyeberangan selama sekitar 15 menit saja. Di dermaga penyeberangan inilah aktivitas pekerjaan personel militer dan sipil terkait terjadi.

Pekerja sipil yang dipekerjakan untuk berbagai aktivitas perawatan dan pemeliharaan bangunan dan fasilitas lain juga berangkat dan pulang kerja dari dermaga itu. Ada juga fasilitas pemeliharaan dan perawatan TNI AL di Pondok Dayung itu.

Begitu sampai, pos dan gerbang penjagaan Komando Pasukan Katak TNI AL kawasan barat itu akan "menyambut" pengunjung. Perlu ijin khusus untuk bisa bertamu ke sana bagi kalangan sipil, dan mereka harus menunjukkan identitas jelas pun keperluannya.

Mengarah ke utara pulau itu, terdapat sejenis suar kecil dan sampai di situ saja kalangan sipil bisa melihat-lihat secara bebas, karena kompleks militer berbangunan warisan penjajahan Belanda yang masih sangat terawat itu sangat dijaga keamanannya.

Gudang senjata itu sendiri tidak pernah diungkap secara sejas keberadaannya kepada umum. Begitupun jenis, tipe, dan jumlah persenjaraan dan amunisi yang disimpan di dalamnya. Yang jelas, personel Komando Pasukan Katak TNI AL memiliki kemampuan renang tempur, peledakan bawah air, penjinakan peledak bawah air, hingga sabotase bawah air.

Misalnya, mereka harus mampu memasang ranjau laut langsung ke titik yang ditentukan di badan kapal sasaran. Mereka juga harus mampu bertempur di bawah air dan mengoperasikan alat transportasi bawah air bermesin.

Sumber di TNI AL menyatakan, pola rekrutmen dan latihan mereka tidak lazim diketahui umum. "Yang jelas, mereka harus mampu mengoperasikan berbagai jenis senjata, misalnya Heckler & Koch MP5K dan punya kemampuan intelijen," kata sumber itu.

Latihan meledakkan bahan peledak hasil "racikan" ataupun paket pabrikan, kerap mereka lakukan di lokasi yang telah ditentukan; baik di atas permukaan laut ataupun bawah permukaan laut. Beberapa jenis bahan peledak yang lazim dipergunakan adalah TNT dan C4 serupa pasta.  (Antara)


Gudang Amunisi TNI AL Meledak, 25 Anggota Kopaska Terluka

Gudang amunisi TNI meledak di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu (5/3) siang. Kapuspen TNI Laksamana Iskandar Sitompul membenarkan peristiwa ini.

Gudang Amunisi TNI AL Meledak, 25 Anggota Kopaska Terluka
 
''Sekitar pukul 10.30 WIB,'' kata dia, Rabu (5/3).

Ledakan tersebut terjadi di Gudang Amunisi Satuan Komando Pasukan Katak, Kawasan Armada Barat. Iskandar belum mengetahui pemicu ledakan tersebut.

Menurut dia, di sana memang ada gudang amunisi. ''Korban 25 RS AL,'' kata dia. Iskandar belum ingin berkomentar banyak dan masih akan melakukan investigasi.



25 Anggota Kopaska Terluka

Kepala Pusan Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul membenarkan jika gudang amunisi milik pasukan katak TNI AL di Pondok Dayung, Tanjung Priok meledak, bahkan 25 orang anggota Kopaska mengalami luka-luka.

"Korban luka berasal dari anggota prajurit TNI AL, dan tidak ada warga sipil. Saat ini korban di bawa ke rumah sakit TNI AL di Benhil," kata Kapuspen ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, para korban itu terluka bukan karena amunisi tetapi disebabkan ada genteng yang pecah, kayu dan kaca akibat ledakan gudang amunisi itu.

Iskandar menyebutkan, lokasi ledakan berada jauh dari permukiman warga, dan lokasi ledakan merupakan tempat terisolasi yang sering digunakan untuk latihan TNI AL. "Kebetulan lokasi terisolir di Pondok Dayung seperti danau kecil. Di danau kecil itu, orang masuk susah, dan ada kapal angkut kecil untuk menyeberang.

TNI menyeberang menggunakan 'speed boat' Kapal cepat), sehingga korban adalah petugas," ujarnya.
Menurut Iskandar, setiap harinya di lokasi tersebut ada sekitar 200 hingga 250 personel TNI AL. Saat ini lokasi tersebut sudah disterilkan. "Lokasi persis di tengah-tengah di pasukan katak," ujarnya.

Iskandar mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab ledakan amunisi tersebut, namun demikian pihaknya akan melakukan investigasi atas peristiwa itu. Situasi saat ini, tambah dia, untuk sementara masih konsolidasi ke dalam guna cek dan ricek, agar tidak menimbulkan korban dan ledakan selanjutnya.

Sebelumnya dilaporkan, sebuah ledakan terjadi di gudang amunisi Pasukan Katak Armada Ri Kawasan Barat (Armabar) sekitar Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta Utara, sekitar pukul 10.00 WIB. "Sekarang sedang diinventalisir penyebabnya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta Rabu.

Rikwanto mengatakan pihak TNI Angkatan Laut (AL) menginventalisasi penyebab ledakan, termasuk jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan. Rikwanto menambahkan aparat kepolisian membantu pihak TNI AL memblokade dan mensterilkan kawasan agar masyarakat tidak masuk lokasi ledakan. Di lokasi sudah ada dari kepolisian perairan dan DVI untuk membantu korban, ujar Rikwanto.


Penyebab ledakan Masih Selidiki

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Marsetio mengatakan sudah mendapatkan laporan tentang adanya ledakan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ia membenarkan ledakan tersebut berasal dari gudang amunisi milik TNI Angkatan Laut. Ia mengatakan jajarannya akan langsung melakukan penyelidikan mengenai pennyebab ledakan tersebut. "Masih kita selidiki ya ya. Baru dapat laporan," katanya saat ditemui dalam acara HUT Basarnas di Merak, Banten, Rabu (5/3).

Ia mengatakan di gudang tersebut menyimpan senjata ringan, amunisi pistol, senjata laras panjang, serta adanya lapangan tembak. Ditegaskan KSAL, jumlahnya tak terlalu banyak sehingga tidak membahayakan. "Tidak akan mengganggu karena hanya sebagian amunisi yang ada di gudang itu," katanya.

Sebelumnya, terjadi ledakan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ledakan tersebut terjadi pada Rabu (5/3) sekitar pukul 10.30. Ledakan terjadi di gudang amunisi milik Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut yang terletak di Pondok Dayung, pulau tersendiri yang berjarak 100 meter dari dermaga. Dikabarkan puluhan terluka yang didominasi oleh para prajurit TNI AL. (ROL)




Pulang dari Cina, Panglima Moeldoko Ingin Perkuat Natuna

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku berencana menambah kekuatan TNI di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, dalam waktu dekat. Menurut dia, selain merupakan salah satu wilayah terluar di Indonesia, Pulau Natuna juga merupakan pulau yang strategis di kawasan laut Cina Selatan.

Pulang dari Cina, Panglima Moeldoko Ingin Perkuat Natuna

"Kita harus lihat perkembangan laut Cina Selatan dengan waspada," kata Moeldoko kepada wartawan di Markas Komando Pasukan Pengamanan Presiden, Tanah Abang, Jakarta, Senin, 3 Maret 2014.

Rencana penguatan Pulau Natuna semakin kuat setelah Moeldoko melakukan kunjungan kerja ke Republik Rakyat Cina dan bertemu panglima militer. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas perkembangan Laut Cina Selatan.


Menurut Moeldoko, jika hal-hal negatif terjadi di Laut Cina Selatan dan berbahaya bagi Indonesia. "Bila terjadi sesuatu di sana akan merembes ke Indonesia," kata dia.

Walhasil, Moeldoko akan mengajak ketiga Kepala Staf Angkatan untuk merumuskan formula penguatan militer Pulau Natuna. Paling tidak, Moeldoko akan menambah satu batalion pasukan Angkatan Darat serta memperkuat Pangkalan Angkatan Laut. "Pesawat tempur juga perlu kami siapkan di sana." (baca: Panglima TNI Minta Paspampres Waspada Pemilu 2014  )

Pekan lalu, Jenderal Moeldoko melakukan kunjungan kerja ke Republik Rakyat Cina. Di Cina, Moeldoko menegaskan komitmen TNI dalam menstabilkan kawasan Laut Cina Selatan.

Dalam kunjungan tersebut, Moeldoko juga sempat menyambangi Markas Pusat Komando Pertahanan Udara di Beijing, Cina. Kunjungan tersebut diyakini merupakan langkah positif hubungan militer Indonesia dan Cina. (Tempo)


Indonesia – Brunei Akan Lakukan Latihan Bersama “Elang Brunesia”

emerintah Brunei melalui Tentara Udara Diraja Brunei (TUDB) tahun ini akan mengadakan latihan bersama dengan TNI Angkatan Udara dengan nama sandi “Elang Brunesia”. Latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara angkatan udara kedua negara dalam melaksanakan pencarian dan penyelamatan korban bencana secara gabungan.

Indonesia – Brunei Akan Lakukan Latihan Bersama “Elang Brunesia”

Hal tersebut diungkapkan pejabat TUDB Brigadier Jenderal (U) Haji Wardi bin Haji Abdul Latif saat melakukan kunjungan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Selasa (4/2), di Kemhan Jakarta. Selain itu latihan bersama ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan Inter-Operability dan kesiapsiagaan diantara kedua angkatan udara terutama dalam bidang profesionalisme, peralatan, prosedur dan dukungan logistik.


Dalam kesempatan tersebut, Menhan menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Brunei atas kerja sama di sektor pertahanan yang telah dibangun selama ini khususnya dalam latihan bersama kedua angkatan udara. Lebih lanjut dikatakan Menhan bahwa hubungan persahabatan kedua negara yang terjalin selama ini berjalan dengan sangat baik dan semakin erat. “Komunikasi antar pejabat selama ini dilakukan dengan cukup intens,” ujar Menhan.

Saat melakukan kunjungan kepada Menhan, TUDB beserta rombongan didampingi Kasau Marsekal TNI I.B. Putu Dunia,  Aspam Kasau Marsda TNI Zulhasymi, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo dan Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigjen TNI Sisriadi.


Sumber : DMC


Ditjen Pothan Siapkan Grand Design Cyber Defence Untuk Hadapi Ancaman Non-Traditional

Grand design cyber defence yang disiapkan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan dibentuk untuk menghadapi ancaman-ancaman non traditional seperti cyber crime, terorisme maupun cyber spionage. Demikian diungkapkan Menhan Purnomo Yusgiantoro saat menghadiri paparan produk Grand design cyber defence Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan selaku Ketua Tim Kerja (desk) cyber defence, Rabu (26/2), di Kemhan.

Ditjen Pothan Siapkan Grand Design Cyber Defence Untuk Hadapi Ancaman Non-Traditional

Dalam paparan yang dihadiri pejabat eselon I dan II Kemhan, Menhan berharap para peserta dapat memberi masukan terhadap paparan Dirjen Pothan tentang produk Grand design cyber defence guna menyempurnakan hasil yang telah dibuat oleh Tim Kerja (desk) cyber defence Kemhan .Kemhan melalui Tim Kerja (desk) cyber defence telah menyusun produk grand design cyber defence.  Grand design cyber defence diantaranya memuat peta jalan strategi nasional pertahanan siber dan  3 (tiga) Rancangan Permenhan tentang Pusat Operasi Pertahanan Siber (COC/Cyber Operation Center), Rancangan Perpres tentang Komite Pertahanan Siber Nasional, Pengamanan Informasi di lingkungan Kemhan/TNI serta penyelenggaraan nama domain di lingkungan Kemhan/TNI.


Hal ini selaras dengan kebijakan pertahanan tahun 2014, yang diantara sasarannya adalah mewujudkan pertahanan siber nasional sebagai salah satu strategi pertahanan negara dengan membentuk Komite Pertahanan Siber Nasional.

Sementara itu dalam paparannya, Dirjen Pothan Kemhan Timbul Siahaan mengatakan  peta jalan strategi nasional pertahanan siber dibuat sebagai pedoman dalam pembangunan, pengembangan dan penerapan pertahanan siber nasional, agar penyelenggaraan pertahanan siber nasional dapat dilaksanakan dengan tertib, aman, lancar dan akuntabel.

Kemampuan pertahanan siber nasional yang ingin dikembangkan adalah terbentuknya regulasi siber yang kuat, pengorganisasian dengan tata kelola yang baik serta sinergi dengan yang telah ada di setiap sektor, infrastruktur yang modern dan handal, serta pembinaan dan peningkatan potensi sumber daya manusia nasional siber yang terarah dan berkesinambungan. 

“Kedepannya diharapkan terdapat suatu badan atau komite nasional yang akan menangani segala permasalahan yang merupakan ancaman non militer,” ungkap Dirjen Pothan.  (DMC)


04 Maret, 2014

Penembak Polisi Terkait Peledakan Bom Poso dan Palu

Aparat Kepolisian di Sulawesi Tengah mensinyalir kelompok bersenjata yang menyergap anggota polisi saat melakukan patroli di pegunungan Poso Pesisir Utara pada Senin, 3 Maret 2014 siang, terkait dengan aksi-aksi teror lainnya di wilayah itu.

Penembak Polisi Terkait Peledakan Bom Poso dan Palu

Wakapolda Sulteng, Komisaris Besar Polisi Albert Rodja, mengakui aksi penyergapan yang membuat dua anggota Brimob Bharada Samsu Alam dan Bripda Bahar tertembak itu terkait dengan aksi peledakan bom di kantor Radar Sulteng, Radar TV Palu dan aksi bom di Poros Desa Pantangolemba Poso Pesisir.

"Soal keterkaitan itu memang kami mensinyalirnya seperti itu. Namun kami masih menyelidikinya," kata Rudolf yang ditemui di RS Bhayangkara, Palu, Senin malam.


Menurut Rudolf, kedua anggota polisi itu disergap kelompok sipil bersenjata saat melakukan patroli rutin di wilayah pegunungan kilometer delapan dan sembilan Poso Pesisir.

Senin pagi, anggota kepolisian yang terdiri dari satu peleton Brimob Polres Poso dan Densus 88 melakukan penyisiran di pegunungan kilometer delapan dan sembilan Dusun Mauro Kawende Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Saat tiba di perkebunan warga di Desa Kilo, tiba-tiba polisi dihadang warga sipil bersenjata. Akibatnya dua anggota polisi dari Brimob Polres Poso kena tembak.

"Saat itu memang anggota kami sedang melakukan penyisiran. Karena kami mensinyalir para kelompok radikal itu bersembunyi di sekitar wilayah itu," ujarnya.

Hingga Senin malam, situasi di wilayah Poso Pesisir Utara masih kondusif. Polisi masih melakukan pengejaran terhadap para sipil bersenjata di wilayah pegunungan di kilometer sembilan, Poso Pesisir Utara.

Polisi sendiri mengintensifkan penyisiran hingga malam tadi guna mempersempit ruang gerak para kelompok radikal bersenjata tersebut. (VivaNews)


China Minta Uang Tambahan untuk ToT Rudal C 705

Beijing menginginkan uang tambahan dari Indonesia, setelah menemukan negara yang secara aktif mencoba meng-eksport versi sendiri (tiruan) dari rudal anti kapal permukaan C 705 China, ke pasar internasional. Pernyataan ini dilaporakan koran berbahasa China Want Daily.

China Minta Uang Tambahan untuk ToT Rudal C 705

Selama pertemuan antara Senior militer China dan Indonesia yang dilakukan oleh Kepala Staf PLA, Jenderal Fang Fenghui dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Beijing, kedua negara membahas sejumlah isu termasuk penguatan kerjasama maritim, Latihan Anti-Teror, Pengadaan alat-alat pertahanan dan kerjasama industri, seperti yang disampaikan oleh Janes Defense Weekly


Indonesia membeli sekitar 40 rudal C-705 rudal anti-kapal permukaan dari China, ujar Silmy Karim dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Indonesia. Angkatan Laut Indonesia berencana melengkapi kapal patroli cepat KCR-40 dengan rudal yang dirancang dan diproduksi oleh Beijing berbasis China Aerospace Science and Industry Corporation. Di samping itu, Indonesia juga berharap untuk memproduksi versi sendiri dari rudal C-705 untuk pasar luar negeri, ujar Karim.

Cina telah menolak untuk menyerahkan sepenuhnya teknologi rudal C-705 ke Indonesia, karena masih banyak negara lain yang ingin membeli senjata canggih dari China, ujar Karim dari KKIP. Beijing malah meminta biaya tambahan dari Jakarta untuk mengamankan hak intelektual atas produksi rudal tersebut.

Indonesia sudah mendapatkan izin dari China untuk memproduksi rudal anti-kapal C-805, untuk kapal patroli PB-57 . Juga diperbolehkan untuk mengekspor rudal C-805 ke negara-negara asing.

Jepang Ajak Kerjasama
Menteri luar negeri Jepang dan Indonesia sepakati untuk mengadakan pembicaraan ’2 +2′ Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan sesegera mungkin, untuk memperkuat kemitraan strategis yang komprehensif dari kedua negara. Langkah ini tampaknya muncul sebagai gerakan untuk meng-counter kemajuan China ke Pasifik.

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dengan rekannya dari Indonesia Marty Natalegawa, bertemu di sela-sela Kerjasama antara negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD), yang diadakan pada tanggal 1 Maret 2014 di Jakarta.

Kishida mengungkapkan rencana Jepang untuk berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional berdasarkan “proactive pacifism”, seperti pernyataan yang dilansir Kementerian Luar Negeri Jepang (MoFA). (wantchinatimes.com / janes.com | JKGR)


Roket Sonda Cikal Bakal Roket Pembawa Satelit Nasional

Selain mengembangkan pesawat terbang perintis, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga telah membuat dan mengembangkan roket dengan tingkat daya jelajah jauh.

Roket Sonda Cikal Bakal Roket Pembawa Satelit Nasional

Roket ini mampu terbang dengan tingkat jelajah 300 Km lebih dan merupakan cikal bakal roket penarik satelit buatan Indonesia.

"Namanya roket Sonda, kita lepas roket dan bawa muatan biasanya untuk mengukur parameter atmosfer. Roket ini juga merupakan cikal bakal roket pembawa satelit," ungkap Kepala Pusat Teknologi Roket LAPAN Rika Andiarti kepada detikFinance, Senin (3/3/2014).


Roket ini adalah pengembangan dari roket jenis sebelumnya yang telah dikembangkan oleh LAPAN. LAPAN sudah berhasil memproduksi roket jenis air han, roket 122, roket 337 yang mempunyai jangkauan jelajah 100 Km lebih.

Selain itu dengan kehadiran roket Sonda ini akan mempermudah para pengusaha terutama jasa telekomunikasi lokal yang ingin menerbangkan satelitnya ke luar angkasa.

Selama ini satelit telekomunikasi milik Indonesia seperti Satelit Palapa dan lainnya hanya bisa diterbangkan di negara lain seperti Jerman dan Amerika Serikat. Hal ini karena Indonesia masih belum mempunyai roket dengan daya jangkauan tinggi.

"Sistemnya sudah sedemikian rupa kita buat. Roket ini dapat membawa muatan sendiri dan dilengkapi transmitter jarak jauh dan alat pengirim data. Roket juga dibekali muatan diagnostik seperti di dalam ada sensor dan GPS agar data dapat dikirim ke bawah," imbuhnya.

Ditargetkan ujicoba roket pembawa satelit ini bisa dilakukan tahun depan. Namun dikatakan Rika, sebagian besar bahan baku pembuat roket masih diimpor dari negara lain.

Bahan baku yang diimpor mulai dari lempengan baja hingga tabung roket. Oleh karena pihaknya menjalin kerjasama dengan perusahaan baja nasional yaitu Krakatau Steel (KS) untuk membuat lempengan baja dan tabung roket di dalam negeri.

Ia mengatakan industri roket kita ini belum didukung sepenuhnya di dalam negeri karena beberapa material roket masih impor. Menurutnya untuk mendapatkan komponen yang bagus dari luar negeri juga cukup sulit.

"Sebetulnya masih banyak bahan baku roket yang masih impor. Baja-baja yang kita pakai kita banyak impor. Makanya kita kerjasama dengan KS yang membuat pelat baja yang kita inginkan," jelasnya. (Detik)